User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

Latar Belakang

Secara umum diterima bahwa semuanya bermula dari dua orang awam di Universitas Duquesne, Pittsburgh, Pennsylvania, yang meskipun pada waktu itu sudah aktif dalam kegiatan pelayanan parokial dan liturgis, merasa bahwa ada sesuatu yang masih kurang dalam pelayanan mereka, yakni kemampuan untuk mewartakan Injil dengan keyakinan dan kuasa seperti yang dimiliki oleh para jemaat awali. Mereka pun mulai saling mendoakan agar dipenuhi juga oleh kuasa yang sama, dipenuhi dengan karisma-karisma Roh Kudus untuk kepentingan Gereja. Selain doa-doa pribadi, mereka juga membuat komitmen untuk mendaraskan Himne Pentakosta setiap hari.

Selama satu tahun itu mereka terus mendoakan himne tersebut setiap hari. Lalu pada bulan Februari 1967, bersama sekitar duapuluh orang lainnya, yang terdiri dari dosen dan mahasiswa dari Universitas tersebut, mereka mengadakan week-end khusus untuk memohon pembaruan hidup rohani bagi mereka, suatu perjumpaan pribadi dengan Kristus yang hidup. Sebelum itu, mereka telah mempersiapkan diri sungguh-sungguh, antara lain dengan membaca dua buku, yakni GIft of Tounges (John Sherrill) dan The Cross and the Switchblade (David Wilkerson), yang berisikan kesaksian akan pengalaman-pengalaman pentakostal yang terjadi pada zaman mereka sendiri serta empat bab pertama dari Kisah Para Rasul. Terjadilah dalam retret itu, seorang demi seorang mereka mengalami apa yang disebut Pembaptisan Roh Kudus. Bersamaan dengan itu muncul aktivitas-aktivitas Karismatik yang lumrah terjadi pada zaman para rasul, seperti: bahasa roh, nubuat, pembedaan roh, dan kuasa untuk mengusir setan. Peristiwa Pembaptisan Roh Kudus atau Pencurahan Roh Kudus atas beberapa orang ini merupakan awal dari gerakan pembaruan karismatik Katolik yang sekarang ini telah meluas ke mana-mana. Sebagai perbandingan, pada tanggal 1 Januari 1973, hanya enam tahun setelah Duquesne week-end, jumlah persekutuan doa karismatik Katolik yang tercatat di Communication Center di Notre Dame sudah mencapai di atas 1000: 855 di AS, 65 di Kanada, dan 85 lainnya tersebar di seluruh dunia.

Pada tanggal 13 April 1972, Uskup Joseph Bernardin, Sekretaris Jendral dari Konperensi Nasional Para Uskup Katolik AS mengirimkan kuesinoer kepada seluruh uskup di AS, meminta tanggapan atas gerakan pentakosta dalam Gereja ini. Tanggapan para uskup tersebut rata-rata sangat baik, mencantumkan fakta adanya penekanan akan doa dan kesucian pribadi, tuntutan akan pertobatan terus-menerus, dan peningkatan penghayatan dan penghormatan terhadap sakramen-sakramen dan devosi-devosi gerejani. Namun, di pihak lain mereka mengingatkan akan adanya bahaya emosionalisme, anti-intelektualisme, indiferentisme, kesombongan rohani, dan skisma. Bahaya-bahaya ini akan kita lihat pada bagian terakhir tulisan ini.

Istilah Pentakostalisme

Istilah lain untuk Gerakan Karismatik Katolik adalah Gerakan Pentakosta dalam Gereja Katolik. Sebenarnya istilah yang kedua ini lebih tepat dan hanya untuk lebih membedakan gerakan ini dari gerakan-gerakan dari gereja-gereja pentakosta, dipakailah istilah Gerakan Karismatik Katolik. Karena itu, kita perlu melihat pengertian ‘pentakostalisme’.

‘Pentakostalisme’ erat kaitannya dengan:

1.  peristiwa pentakosta yang dialami para rasul, yang menandai kelahiran Gereja,

2.  karisma-karisma Roh Kudus

         

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting