User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index


5.  Hidup dalam Iman dan Kerendahan Hati

Supaya kita tak salah melangkah, maka amat penting kita hidup dalam kebajikan iman, pengharapan dan kasih. Memang, karisma-karisma itu penting, namun yang terpenting dan terutama ialah hidup dalam kasih. Jadi, pergunakan karisma dalam kasih. Mari dengan hati terbuka kita dengan peringatan dari Tuhan Yesus dan Santo Paulus:

Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Mat 7:22-23)

Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.  Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.  Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih (1 Kor 13: 1-13)

 

Itulah sebabnya, betapa pentingnya sikap untuk hidup dalam iman dan kerendahan hati. Bukannya kita senang karena dipuji atau dihormati, demikian juga sebaliknya kita sedih karena tidak dihargai apapun. Justeru yang paling penting ialah hidup dalam iman (bdk. Rm 1:17). Dalam segala sesuatu kita hanya hidup dalam kepercayaan, kepasrahan dan penyerahan diri yang total kepada Allah. Ungkapan dalam iman ialah kebajikan kerendahan hati, bukan kerendahan hati palsu, seolah merendah tetapi ingin dipuji. Tidak. Kita bersikap rendah hati hati karena kita sadar bahwa kita ini lemah dan rapuh dan kita hanya mengarahkan dan membutuhkan Tuhan Yesus. Karena itu, betapa pentingnya, untuk dalam segala sesuatu, khususnya dalam situasi sulit, kita “menjatuhkan diri dalam kerahiman Allah”. Dalam kerendahan hati, cinta kasih dan kelepasan seperti yang diajarkan oleh S. Teresia dari Avila, kita berjalan dalam aman menuju Allah. Segala karisma, kita sadar berasal dari Allah, dan kita hanya kembali dan selalu kembali kepada Allah dan demi kemuliaan-Nya dan keselamatan jiwa-jiwa.

 

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting