User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

3.  Suatu Oasis di Tengah Padang Gurun Dunia Dewasa Ini

Dalam dunia yang menyerupai suatu padang gurun yang tandus dan gersang ini, Putri Karmel dan CSE ingin menjadi suatu oasis untuk memberikan tempat istirahat dan penyegaran kepada manusia-manusia yang kelelahan dan kehausan dan yang tidak jarang pula kehilangan arah tujuannya, bahkan seringkali sudah terluka parah.

Banyak manusia dewasa ini yang karena situasi hidupnya mengalami pelbagai macam trauma, luka-luka batin karena penolakan, pengalaman traumatis, pengalaman dosa yang melumpuhkan dan menggelapkan, yang menimbulkan keputus-asaan. Bagi mereka ini Putri Karmel dan CSE mau membawakan pengalaman kasih Allah yang mampu mempertobatkan, menyembuhkan, memperbarui, dan memberikan harapan hidup baru. Dalam kenyataannya lewat karya-karya retretnya, penyegaran rohani, konseling, doa-doa penyembuhan, baik batin maupun fisik, mereka telah membawa banyak orang kembali kepada Tuhan. Itulah sebabnya pertapaan-pertapaan mereka selalu dibanjiri orang, karena mereka tahu, bahwa di sana mereka akan menemukan orang-orang yang percaya dan yakin akan kehadiran, kuasa, dan kasih Allah yang hidup yang justru mereka butuhkan.

Sungguh mengharukan melihat begitu banyak orang yang datang ke pertapaan mereka dalam keadaan seringkali terluka oleh pelbagai macam hal, meninggalkan tempat itu sebagai manusia baru, dengan wajah yang berseri-seri, karena mereka boleh mengalami secara nyata kasih Allah. Betapa seringnya terdengar kesaksian orang-orang yang kembali dari sana dengan berkata: “Saya telah berjumpa dengan Yesus yang hidup, yang mencintai saya.” Dan yang karena pengalaman kasih Allah itu menemukan kembali arti hidup mereka serta memperoleh gairah hidup yang baru, serta kekuatan untuk menanggung segala beban hidup, karena mereka boleh mengalami, bahwa mereka tidak lagi sendirian, melainkan bahwa Allah sungguh menyertai mereka.

Betapa banyaknya orang-orang yang bertobat setelah mengikuti retret-retret yang diselenggarakan dan dipimpin para suster Putri Karmel atau frater-frater CSE (semua anggota CSE disebut dengan istilah frater) dan mengalami perubahan hidup yang mendalam. Hal itu dialami baik oleh orang-orang kaya maupun miskin, orang yang terpelajar maupun orang-orang sederhana. Di sana pula mereka mengalami persaudaraan kristiani yang tidak membedakan kaya dan miskin dan status sosial, sehingga merupakan pemandangan sehari-hari, bahwa orang kaya dan miskin duduk berdampingan menyantap hidangan yang sama, yang biasanya amat sederhana.

Banyak pula pengusaha yang kembali dari retret itu menjadi manusia baru dan yang kemudian juga mempengaruhi cara mereka memandang usahanya. Bila dahulu pedoman mereka hanya keuntungan melulu, setelah mereka sendiri mengalami dan ter-sentuh oleh kasih Allah, mereka meninjau kembali cara pengelolaan perusahaannya. Karena mereka merasa diterima dan dicintai Allah, mereka juga dengan mudah dapat pula menerima dan mencintai sesamanya.

Banyak pula orang-orang yang terluka hatinya disembuhkan oleh pengalaman akan kasih Allah. Sesungguhnya penyembuhan batin itu bukan lain daripada pengalaman akan kasih Allah yang sungguh nyata, yaitu bahwa orang merasa dan mengalami, bahwa dia diterima, dihargai dan dicintai seperti adanya. Melalui penyembuhan batin itu pula banyak orang yang untuk pertama kalinya mengalami, bahwa Allah itu sungguh hidup.

Melihat fakta-fakta itu dapat dimengerti, bahwa orang sering-kali “menyerbu” Pertapaan Kar-mel. Bila ada retret di Pertapaan Karmel Ngadireso, Tumpang, Malang, misalnya, seringkali yang datang jauh lebih banyak daripada fasilitas yang tersedia. Banyak orang datang begitu saja dan seringkali mereka harus tidur di mana saja: di garasi, di ruang makan, di aula, bahkan di kamar cuci dan tidak jarang terpaksa harus tidur di dalam kendaraan, karena memang sungguh-sungguh tidak ada tempat lagi. Mereka menerima semuanya itu dengan rela, asal mereka dapat ikut saja dalam retret tersebut. Mereka itu datang dari tempat-tempat yang jauh, bahkan tidak jarang yang datang pula dari luar Jawa. Kabar tentang hal itu tersebar dari mulut ke mulut, karena memang tidak pernah diadakan propaganda untuk hal itu. Karena membanjirnya orang-orang itu, pihak pertapaan seringkali kewalahan dalam melayani mereka itu. Dengan bertambahnya anggota, bertambah pula yang harus mereka layani, sehingga hampir selalu dirasakan kurangnya tenaga.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting