User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

Buah dari Doa dan Sabda Yesus

Sebelum meninggalkan para rasul dan kembali ke surga, Yesus berdoa agar pengikut-Nya sempurna bersatu sehingga menjadi “tanda” bagi dunia (lih. Yoh 17:1 dst.). Kuasa dan buah dari doa Yesus ini tampak jelas dalam persatuan Gereja Katolik.

 “[…] bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku” (Yoh 17:20-23)

Eksistensi dan persatuan Gereja Katolik juga mengingatkan kita akan sabda-sabda Yesus lainnya, antara lain:

Sesaat setelah Petrus, karena rahmat Allah Bapa, mengakui bahwa Yesus adalah Mesias, Putra Allah yang hidup (bdk. Mat 16:16-17), maka Yesus jelas-jelas meneguhkan Petrus sebagai “fondasi Gereja-Nya”: “[…] Aku pun berkata kepadamu: ‘Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga’” (Mat 16:19).

“Peran istimewa” Petrus ini juga tampak dalam sabda Yesus, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku? […] Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Kita tahu bahwa Petrus—pemimpin para rasul—bagi Gereja Katolik adalah Paus pertama. Jabatan ini diteruskan turun-temurun kepada paus-paus berikutnya. Demikian juga para uskup merupakan pengganti para rasul.

Sebelum naik ke surga Yesus mengutus para rasul dan berjanji akan menyertai mereka tidak hanya beberapa tahun, tetapi sampai akhir zaman:

“Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku […]. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:18-20).

Eksistensi dan persatuan Gereja Katolik juga merupakan buah dan sekaligus bukti janji penyertaan Yesus yang Dia genapi.

Sampai ke Surga dan Api Penyucian

Sebenarnya persatuan Gereja Katolik tidak hanya menjangkau atau meliputi seluruh dunia, tetapi sampai ke api penyucian, bahkan surga. Kita mendoakan jiwa-jiwa di api penyucian dan kita mohon perantaraan doa para kudus di surga seperti seorang adik yang meminta bantuan dari kakak-kakaknya. Tidakkah Yesus sendiri selama hidup-Nya di dunia, selain berdoa kepada Bapa, juga “berbicara” kepada Musa dan Elia, tentang misi-Nya melaksanakan kehendak Bapa? Musa dan Elia adalah orang-orang kudus yang saat itu sudah meninggal dunia.

“Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem” (Luk 9:29-31).

Bukankah ini merupakan suatu persatuan yang indah dalam melaksanakan kehendak Bapa? Jika kita melaksanakan kehendak Bapa, apa anehnya jika seluruh isi surga mendoakan dan mendukung kita?

Buah dari Ekaristi

Persatuan Gereja Katolik juga mengingatkan kita akan perayaan Ekaristi. Ekaristi dirayakan setiap hari di seluruh dunia, kecuali Jumat Agung. Jadi, setiap hari 24 jam kurban salib Kristus dihadirkan kembali terus-menerus melalui perayaan Ekaristi (Kurban Kristus tidak diulangi, tetapi kurban Kristus yang satu itu dihadirkan kembali. Hal ini mungkin karena Tuhan tidak dibatasi ruang dan waktu: “[...] di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari” (2Ptr 3:8)). Saat belahan bumi yang satu sedang malam, belahan bumi yang lain sedang siang. Dalam perayaan Ekaristi Gereja berdoa untuk dan dalam persatuan Gereja.

Hal ini bisa kita lihat dari doa-doa yang dipanjatkan, misalnya dalam Doa Syukur Agung: “Bapa, perhatikanlah Gereja-Mu yang tersebar di seluruh bumi. Sempurnakanlah umat-Mu dalam cintakasih, dalam persatuan dengan Paus kami ….. dan Uskup kami ….., serta para imam, diakon, dan semua pelayan sabda-Mu”, “Ingatlah (pula) akan saudara-saudari kami, kaum beriman, yang telah meninggal dengan harapan akan bangkit, dan akan semua orang yang telah berpulang dalam kerahiman-Mu. Terimalah mereka dalam cahaya wajah-Mu”, juga dalam prefasi: “Maka, kami melambungkan madah kemuliaan bagi-Mu bersama para malaikat dan seluruh laskar surgawi yang tak henti-hentinya bernyanyi / berseru: ‘Kudus, kudus, […]’.

Eksistensi dan persatuan Gereja Katolik merupakan buah dari kurban salib Kristus yang dihadirkan terus-menerus setiap hari (kecuali Jumat Agung) ke hadapan Bapa melalui Ekaristi.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting