User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

Bagaimanakah Kita Menghadapi Permasalahan Kehidupan?

Masalah-masalah tidak secara otomatis menghasilkan apa yang Allah maksudkan. Banyak orang tidak menjadi lebih baik, tetapi justru menjadi kecewa, putus asa, dan tidak bertumbuh. Maka, dalam menghadapi permasalahan kehidupan ini, ada beberapa sikap yang perlu untuk menjadikan permasalahan menjadi sarana pertumbuhan rohani kita:

  • Percayalah bahwa rencana Allah itu baik! Allah mengetahui apa yang terbaik bagi kita dan Ia memerhatikan keselamatan kita. Seperti disabdakan oleh Allah lewat nabi Yeremia, Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yer 29:11).
  • Penting bahwa kita tetap berfokus pada rencana Allah, bukan pada penderitaan atau masalah-masalah kita. Demikianlah cara Yesus menanggung sengsara dan penderitaan salib, maka kita pun didorong untuk mengikuti teladan-Nya. Sebab, jika kita memandang pada dunia, kita akan menderita. Jika kita memandang diri sendiri, kita akan tertekan. Sedangkan, jika kita memandang Kristus, kita akan tenang.
  • Rahasia ketekunan adalah mengingat bahwa penderitaan kita bersifat sementara dan akan berlalu, sedangkan buahnya kekal. Paulus bisa tekun menanggung kesulitan karena dia percaya bahwa Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami” (2Kor 4:17).
  • Bersukacitalah dan mengucap syukur! St. Paulus menasihatkan, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1Tes 5:18). Bagaimana mungkin? Perhatikan bahwa kita diminta untuk mengucap syukur “dalam segala hal” bukan “atas segala hal”. Allah tidak meminta kita bersyukur atas kejahatan, dosa, penderitaan, atau akibat-akibat yang menyakitkan. Sebaliknya, Allah menghendaki kita bersyukur pada-Nya karena Dia akan memakai, baik keberhasilan-keberhasilan atau keberuntungan-keberuntungan kita, maupun masalah-masalah atau penderitaan-penderitaan kita, untuk menggenapi rencana Allah yang indah bagi kita.
  • Menolak untuk menyerah! Bersabarlah dan bertekunlah menghadapi penderitaan atau masalah. St. Yakobus menasihatkan ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun (Yak 1:3-4).

 

Penutup

Menghadapi ujian-ujian hidup berarti kita sedang menjadi dewasa. Bila kita bisa melihat tangan Allah di dalam lingkungan kehidupan yang acak, amburadul (kacau-balau), membingungkan, dan sepertinya tanpa arti, maka kita akan berkembang dalam kedewasaan iman.

Karena itu, jika kita sedang menghadapi masalah atau penderitaan sekarang, jangan bertanya, “Mengapa aku mengalami ini semua?” tetapi bertanyalah, “Apa yang Allah ingin aku pelajari dari masalah ini?” Kemudian, tetaplah percaya kepada Allah dan tetap melakukan yang benar. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu” (Ibr 10:36). Jangan menyerah, bertumbuhlah! Tuhan memberkati.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting