User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

Tidak Meniadakan Salib dan Penderitaan

Kadang-kadang kita jumpai ada orang-orang tertentu yang ingin dibaptis Katolik karena mengira dan berharap bahwa dengan dibaptis menjadi Katolik maka dia akan sembuh dari penyakitnya atau dia akan hidup “enak dan bahagia” (dalam arti, tidak ada beban/persoalan hidup). Motivasi demikian bukanlah motivasi yang tepat untuk menjadi pengikut Kristus, walaupun tidak jarang terjadi bahwa orang disembuhkan dari penyakitnya (juga penyakit fisik) karena menerima Sakramen Baptis. Motivasi demikian mengingatkan kita kepada banyak orang yang mengikuti Yesus karena berharap bahwa Yesus akan menyelamatkan bangsa Israel dari penjajahan bangsa Romawi. Mereka mengharapkan Yesus menjadi “mesias duniawi”. Akibatnya, mereka kecewa karena Yesus bukanlah mesias seperti itu, melainkan mesias yang membebaskan kita dari belenggu dosa, maut, dan setan dan memberi kita hidup kekal.

Kita akan kecewa jika kita mengikuti Kristus karena mengira bahwa dengan mengikuti-Nya kita akan bebas dari salib, penderitaan, dan beban hidup. Karena, dengan jelas Yesus mengatakan, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” (Mat 16:24). Hidup berlimpah-limpah yang Tuhan sediakan bagi kita tidak meniadakan salib dan penderitaan, tetapi kita diberi kekuatan untuk menghadapinya. Oleh karena itu, St. Paulus mengatakan, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Flp 4:13).

Sebetulnya, tidak ada orang di dunia ini yang tidak mempunyai beban/persoalan hidup. Tidak ada orang yang tidak mengalami penderitaan. Tidak sedikit orang yang “hancur” (stress, depresi, putus asa, dll) dihimpit semuanya itu. Namun, orang yang melekat pada Kristus mempunyai kekuatan untuk menghadapi semua itu. Bahkan, ia tetap dapat berbahagia dan bersukacita di tengah semuanya itu.

Kita lihat St. Laurensius. Ia seorang martir yang mati dipanggang karena imannya akan Kristus. Namun, di tengah panasnya pemanggangan itu, dia masih bisa bergurau, “Oh, yang sebelah sini belum hangus.” Ini tidak dikatakannya dengan hati penuh kebencian untuk mengolok-olok musuhnya, tetapi dengan hati yang sejuk, penuh kasih dan damai, walaupun api pemanggangan tetaplah panas dan tubuhnya merasakan panasnya api pemanggangan itu. Bagaimana mungkin dia bisa seperti itu? Dari mana dia memperoleh kekuatan seperti itu? Kiranya jelas bahwa dunia (kekayaan, alkohol, dll.) tidak dapat memberikan kekuatan seperti itu. Itu merupakan kekuatan surgawi/ilahi yang Tuhan curahkan melalui Roh Kudus-Nya. Kekuatan itu dia timba dari persatuannya dengan Kristus. Kita lihat juga bagaimana para rasul (termasuk Rasul Petrus) yang semula penakut menjadi berani mati dalam mewartakan Kristus setelah menerima Roh Kudus pada hari Pentakosta.

 

“Mintalah Roh Kudus, maka akan diberikan kepadamu!”

Mungkin kita jadi takjub dan terheran-heran merenungkan kedahsyatan Roh Kudus yang mampu mengubah seseorang sedemikian rupa. Namun, sebetulnya hal ini tidaklah mengherankan jika kita mengingat bahwa Roh Kudus adalah Roh Allah yang menciptakan seluruh alam semesta (bdk. Kej 1:1 dst.). Liturgi Gereja mengajak kita untuk berseru, “Utuslah Roh-Mu, ya Tuhan. Dan, jadi baru seluruh muka bumi!” Ia juga Roh yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati, seperti dikatakan St. Paulus, “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu” (Rm 8:11).

Dapatkah Anda bayangkan apa yang akan terjadi jika Roh yang sama ini tercurah dalam diri Anda? Dan, ini bukanlah hal yang tidak mungkin. Karena, Yesus sendiri mengatakan,

“[...] Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya” (Luk 11:9-13).

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting