User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 


Pendahuluan

Pernahkah Anda mengalami mujizat dalam hidup Anda?  Sesungguhnya kita semua mengalami mujizat setiap harinya. Kita bisa bangun setiap pagi, bernafas, memandang, mendengar, bukankah itu semua mujizat? Kalau kita renungkan kerja setiap organ dalam tubuh kita, darah yang mengalir, jantung yang terus berdenyut, makanan yang ditelan-dicerna-dan akhirnya menjadi sumber energi, bukankah semua itu mujizat? Dan kalau kita lebih jeli lagi memperhatikan alam sekitar, akan kita jumpai banyak mujizat dalam kehidupan kita. Matahari yang selalu terbit setiap pagi, burung yang berkicau menghibur, lahir dan tumbuhnya anak-anak dalam keluarga, dan masih banyak lagi.

Banyak orang yang mengeluh jenuh dengan hari-hari yang terasa itu-itu saja. Mereka terperangkap dengan rutinitas yang menjemukan. Padahal, sebetulnya kalau mereka mau memberikan sedikit saja perhatian terhadap kasih ilahi, akan mereka dapatkan bahwa hidup mereka penuh dengan mujizat. Tuhan datang menyapa lewat berbagai peristiwa yang kecil dan sederhana, memberikan pertolongan dan juga penghiburan. Ia membelai kita lewat hangatnya sinar matahari, dan bahkan mendidik kita juga untuk dapat bersabar lewat kemacetan lalu lintas atau klien yang selalu komplain.

Apabila kita dapat selalu menaruh perhatian kepada kasih Allah ini, tidak ada lagi rutinitas dalam hidup kita. Setiap hari selalu berbeda. Ada sebuah kisah seorang pemuda jatuh hati pada seorang gadis. Setiap pagi pemuda ini meletakkan sekuntum bunga di depan jendela kamar sang gadis. Akan tetapi, si gadis tidak menaruh perhatian sama sekali, dan bahkan merasa diri tidak menarik; hidupnya dipenuhi dengan hari-hari yang membosankan dan kemuraman. Andaikan saja ia memperhatikan ada sekuntum bunga di muka jendelanya tentu hatinya akan berbunga-bunga dan bahagia karena tahu ada yang mengasihinya.

Pernahkah Anda mengalami hal semacam itu? Anda mencoba untuk memberikan perhatian kecil-kecil kepada orang yang Anda kasihi. Mungkin membawa sedikit oleh-oleh jika habis bepergian, menyelipkan sebuah kartu ucapan di bukunya, memberi seikat bunga, dan lain-lain. Bagaimana perasaan Anda jika perhatian-perhatian Anda itu hanya dianggap sepi saja oleh orang yang Anda kasihi?

Demikianlah Allah yang sangat mengasihi kita, juga seringkali memberikan perhatian-perhatian kecil maupun besar kepada kita. Ia menaburkan banyak mujizat dalam hidup kita. Mujizat ini tak lain adalah ungkapan kasih Allah, yang menyatakan bahwa Ia sungguh ada, hidup, dan sangat mengasihi kita.

Selain itu, kepada beberapa orang tertentu Allah pun memberikan karunia mujizat. Mujizat dalam hal ini memiliki pengertian yang agak lain, tetapi sama-sama merupakan pernyataan kasih dan kuasa Allah. Yang dimaksudkan dengan karunia mujizat ini adalah salah satu karunia Roh Kudus (karismata) yang disebut dalam 1 Kor 12:10.

Apa itu Karunia mujizat

Karunia mujizat adalah pernyataan sesaat kuasa Tuhan. Pada saat itu rintangan dilenyapkan atau kesempatan digunakan secara khusus sehingga dari dampaknya kita bisa menyadari bahwa hal ini pasti berasal dari turut campur tangan Tuhan. Karunia mujizat merupakan tanda kehadiran dan kuasa Allah dan seringkali membangkitkan kepercayaan bagi banyak orang.

Peristiwa-peristiwa yang dianggap sebagai mujizat:

  • penyembuhan suatu penyakit parah seketika itu juga
  • perubahan total pikiran dari seseorang yang berwenang
  • pertobatan mendadak seorang musuh Gereja
  • kepergian atau kedatangan tiba-tiba dari orang-orang di bawah pengaruh ilahi yang nyata sehingga persoalan yang ada bisa dipecahkan dan kesempatan digunakan.

Daftar ini bisa diperbanyak sebagaimana juga pertanyaan-pertanyaan apakah suatu peristiwa tertentu berasal dari turut campur tangan ilahi yang khusus atau hanyalah suatu kebetulan belaka. Untuk tujuan resmi, Gereja sangat berhati-hati untuk menyatakan dengan pasti apakah suatu mujizat telah terjadi.

Tujuan mujizat:

  • untuk mengoreksi suatu situasi yang tidak bisa dilakukan oleh sarana alami.
  • untuk mendukung dan meningkatkan iman
  • sebagai tanda setuju Tuhan yang menyertai suatu kotbah.


Dasar Kitab Suci

Perjanjian Lama:

  • Musa membelah Laut Merah (Kel. 14)
  • Musa memperoleh air dari batu (Kel. 17)
  • Nabi Elia dan para nabi Baal (1 Raj. 18)

Perjanjian Baru:

  • kematian Ananias dan Safira (Kis. 5:1-10)
  • keajaiban Filipus di Samaria (Kis. 8:6)
  • kebangkitan Dorkas dari mati (Kis. 9:36-43)
  • kebutaan Elimas (Kis. 13:11)
  • kebangkitan Eutikhus dari mati (Kis. 20:9-12)
  • meskipun digigit ular, Paulus tidak keracunan (Kis. 28:5)

 

Perbedaan antara karunia mujizat dan karunia penyembuhan:

  • Mujizat mencakup lebih banyak situasi dan tidak terbatas pada proses penyembuhan saja.
  • Mujizat lebih kuasa dan lebih nyata, merupakan tanda kehadiran Allah daripada penyembuhan. Penyembuhan besar pada saat itu juga dianggap sebagai suatu mujizat, sementara penyembuhan biasa berlangsung perlahan dalam suatu jangka waktu tertentu.

 

Hubungan antara karunia mujizat dan karunia iman:

Kedua karunia ini berhubungan erat satu sama lain karena lewat keduanya Tuhan menjadikan kuasa doa syafaat semakin besar. Selain itu, karunia iman juga berkarya dalam sebuah mujizat. Kedua karunia ini berbeda karena karunia mujizat mempunyai dampak lahiriah yang dapat dibuktikan kebenarannya, yang merupakan tanda luar biasa adanya kuasa dan perlindungan Tuhan; sedangkan karunia iman tidak.

Syarat-syarat untuk memperoleh karunia mujizat:

Karena karunia mujizat mempunyai banyak persamaan dengan karunia iman, kita bisa menyerah pada karunia ini lewat cara-cara yang sama. Kita harus sangat peka terhadap dorongan-dorongan Tuhan dan menyerah pada kuasa Tuhan yang ajaib. Karunia mujizat menuntut iman yang aktif dan kasih pada sesama sehingga kita bisa terus menerus tergerak untuk berseru kepada Tuhan dan tidak henti-hentinya berdoa syafaat.

 

Sr. Maria Skolastika P.Karm

salah satu penulis di situs carmelia.net

 

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting