User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Memiliki hidup Kristen yang sejati berarti memiliki hubungan yang mendalam dan pribadi dengan Allah Bapa, Putra - Yesus Kristus dan Roh Kudus. Hubungan yang mendalam dan pribadi ini akan membawa setiap manusia kepada persatuan yang utuh. Persatuan yang utuh berarti mencakup keseluruhan diri yaitu akal budi, pikiran, pribadi dan perasaan. Perasaan dimasukkan ke dalam hal ini, bukan berarti kita dapat mengumbar perasaan atau emosi, tetapi kita mau mengaturnya dan menggunakan hal itu untuk memuliakan Allah. Sehingga bila ada seseorang berkata: “Allah adalah Bapau, Yesus adalah sahabatku,” ucapan itu tidak hanya sekedar basa-basi di bibir saja, tetapi dapat sungguh-sungguh diyakini dan dirasakan, dihayati dan dialami dalam hidup sehari-hari.

KETERBUKAAN, PENERIMAAN DAN IMAN TERHADAP ROH KUDUS SERTA KARYANYA

Untuk mewujudkan tujuan di atas, syarat awal atau yang pertama diminta dari kita adalah keterbukaan hati terhadap Roh Kudus dan karya-Nya. Mau menerima hal itu serta mengimaninya. Dengan terbuka secara penuh pada Roh Kudus, maka kita juga akan membuka pintu hati, jiwa dan pikiran secara penuh pada apa saja yang akan dilakukan dan dikerjakan oleh Roh Kudus. Dapat menerima-Nya secara sukarela bahkan penuh harapan dan kerinduan. Sehingga dengan mudah Roh Kudus akan bekerja. Roh Kudus yang adalah Roh Kristus sendiri, akan membimbing kita untuk mencapai tujuan hidup Kristen yang sejati.

Sebagai syarat awal: keterbukaan, penerimaan, dan iman terhadap Roh Kudus dan karya-karya-Nya juga merupakan sarana utama yang terus menerus dibutuhkan dalam perjalanan mencapai tujuan akhir hidup Kristen yaitu persatuan dengan Allah. Menyadari pentingnya keterbukaan ini, maka dari hari ke hari kita diarahkan untuk terus dan makin memupuknya melalui:

Pencurahan Roh Kudus dan Pembaruan-Nya

Dalam pencurahan Roh Kudus dan pembaruan-Nya, kita akan menerima dan dapat menghayati kehadiran Roh Kudus dan karya-Nya secara nyata sehingga dengan mudah kita akan terus-menerus membuka pintu hati, jiwa dan pikiran kita serta percaya pada kuasa dan karya Roh Kudus.

Persiapan Batin untuk Pencurahan Roh Kudus dan Pembaruan-Nya

Persiapan yang diminta dari kita adalah pertobatan. Dengan bertobat berarti kita menolak hal-hal yang bertentangan dengan Roh Allah, memalingkan diri dari hal-hal itu, serta memandang hanya kepada Allah. Hal ini akan menolong kita untuk lebih peka dan terbuka pada karya Roh Allah dalam hidup dan dalam dunia.

Bertumbuh dalam Karunia-karunia Roh Kudus

Dalam Pembaruan Karismatik, kita mengenal dan mengalami adanya berbagai karunia Roh Kudus yang berkembang demikian indah. Berbagai karunia ini membuat kuasa dan karya Roh Kudus serta bimbingan-Nya dalam hidup konkret dapat dirasakan. Dalam arti tertentu, manusia dapat berkomunikasi secara langsung dengan Allah. Hal ini jelas akan sangat membantu kita untuk semakin menumbuhkan dan mengembangkan iman pada Allah Roh Kudus.

HIDUP DOA

Doa merupakan sarana kedua untuk mencapai tujuan hidup Kristen yang sejati. Hidup doa yang mendalam adalah salah satu buah pencurahan Roh Kudus. Melalui pencurahan Roh Kudus, Allah menyentuh hati orang yang didoakan dengan kerinduan untuk memiliki hubungan pribadi dengan-Nya. Kerinduan akan hubungan pribadi ini akan mendorong kita untuk terus-menerus mencari Allah melalui Kitab Suci dan hidup doa. Dalam doa, kita akan sungguh mengalami kehadiran Allah yang dapat membawa kita pada pengenalan yang mendalam akan Allah melalui Roh Kristus.

PERSAUDARAAN

Unsur persaudaraan jelas tidak dapat dilepaskan dari setiap orang yang terlibat dalam Pembaruan Karismatik dalam rangka untuk mencapai persatuan dengan Allah. Persatuan dengan Allah berarti bersatu secara penuh dengan Bapa, Putera dan Roh Kudus, dalam roh dan jiwa sehingga kehendak dan sifatnya menjadi sama dengan kehendak dan sifat Allah. Sifat dan kehendak Allah adalah cinta kasih yang dapat diwujudkan secara nyata dalam persaudaraan dengan sesama. Oleh karena itu, kasih persaudaraan merupakan salah satu cermin dari persatuan dengan Allah.

Di samping itu, persatuan dengan Allah juga menjadikan kita selalu berusaha bersikap seperti Yesus. Yesus selama hidup-Nya di dunia, selalu hadir untuk banyak orang. Sehingga dengan sendirinya, kalau kita mau mencapai persatuan dengan Allah, harus terus berusaha membina persatuan dengan sesama. Pembinaan unsur persaudaraan sangat ditekankan dalam Pembaruan Karismatik. Hal ini dapat dilihat melalui:

Cara Berdoa Pencurahan Roh Kudus

Kita yang akan didoakan pencurahan Roh Kudus, berdoa bersama dengan saudara-saudara yang lain, yang sudah pernah menerima pencurahan Roh Kudus. Saudara-saudara inilah yang akan mendukung permohonan kita kepada Allah. Allah akan melihat kasih persaudaraan di antara kita, akan memberikan kasih karunia yang lebih besar lagi.

Karunia-karunia Roh Kudus dalam Doa Pribadi dan Doa Bersama

Keterbukaan akan kesadaran untuk bertumbuh dalam karunia Roh Kudus secara benar dalam membangun diri sendiri dan jemaat, menunjukkan adanya kesadaran untuk membina hidup persaudaraan, yaitu dengan menginginkan dan memberikan yang terbaik bagi sesama. Yang terbaik itu, jelas berasal dari Allah dan mengarahkan mereka kembali kepada Allah.

PEWARTAAN

Sarana keempat yang disediakan dalam Pembaruan Karismatik untuk mencapai tujuan hidup Kristen yang sejati adalah pewartaan. Hal ini merupakan salah satu sifat dan kehendak Allah demi keselamatan manusia. Oleh karena itu sebagai orang-orang yang sudah diperbarui dalam Roh Kudus, kita juga harus memiliki kerinduan dan kesadaran untuk melihat sesama diselamatkan jiwanya oleh Allah. Bukan hanya kerinduan yang harus kita miliki, melainkan bahkan harus berusaha secara nyata untuk menyelamatkan sesama dengan mewartakan Warta Keselamatan. Memperkenalkan dan menunjukkan bahwa Yesus adalah sumber dan tujuan keselamatan. Hanya dengan menerima Yesus, maka mereka akan memperoleh hidup yang kekal. Dalam pencurahan Roh Kudus, hati dan jiwa disentuh oleh Roh Kudus sendiri dengan kerinduan serta semangat untuk melakukan tugas itu. Hal ini sejalan dengan yang diperintahkan Tuhan dalam Injil-Nya (lh. Mat. 28:16-20; Mrk. 16:15). Dengan memadukan empat sarana di atas, kita akan semakin diarahkan dan dibimbing untuk mencapai kepenuhan hidup Kristen yang sejati, yaitu Persatuan dengan Allah.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting