User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Awalnya saya merasa sangat berat untuk pergi Retret Awal tanggal 7-10 Oktober 2010 karena saya berencana mengikuti Retret Intergenerasi di akhir bulan Oktober 2010. Namun karena saya mengajak tante saya untuk ikut Retret Awal, maka saya juga harus mendampinginya karena tante saya sedang mengalami stres dan belum dibaptis. 

Di hari pertama Retret Awal, saya sudah merasa kesal karena ulah tante saya yang sulit untuk diatur. Dalam doa malam hari yang pertama, saya minta kepada Tuhan: "Tuhan, tolong bantu saya agar tante saya selama retret tidak menyusahkan saya dan agar saya dapat tidur tenang di malam hari." Tuhan mendengar doa saya. 

Di hari ke-2, tante saya mulai gelisah lagi. Saya sempat marah. Saya bertanya-tanya: "Mengapa harus saya yang mendampingi tante saya ini? Padahal tanggal 10 Oktober 2010 adalah hari ulang tahun saya. Kemudian saya berdoa kepada Yesus: "Yesus, apa yang akan Engkau berikan kepada saya di hari ulang saya tahun ini? Mengapa saya harus ikut retret? Saya kan ingin merayakan dengan anak-anak?” Tiba-tiba saya mendengar suara: "Karena SAYA mau merayakannya bersamamu saja. Saya kaget, takut, bingung. Kok bisa begitu ya? 

Beberapa bulan yang lalu memang saya merasakan kesedihan karena saya merasa sendirian, takut dan bimbang. Saya ingin merayakan saat bersejarah dalam hidup saya, tanggal 10 Oktober 2010, di usia saya yang ke-40 dengan acara yang tidak terlupakan seumur hidup saya. Tetapi hal itu saya rasa tidak mungkin karena saya seorang single parent dan anak saya tidak tinggal bersama saya. Setelah saya merenungkan suara yang saya dengar tadi, saya langsung kaget dan menangis. Ternyata Tuhan minta saya merayakan ulang tahun bersama-Nya dengan cara yang sangat istimewa. Saya tidak akan pernah lupakan seumur hidup saya. 

Saat adorasi pada hari retret yang ketiga, saya merasakan jamahan Tuhan. Tangan dan wajah saya terasa sangat panas. Dan mata saya seperti melihat sinar yang sangat terang, sampai-sampai dahi saya mengkerut dan mata saya perih karena tidak tahan melihat sinar itu. 

Puncaknya pada saat perayaan Ekaristi di hari terakhir di gereja, saya kembali dijamah. Sekujur tubuh saya mengalami panas, terutama di punggung. Selama 3 tahun ini saya menderita sakit di bagian tulang punggung. Susah untuk digerakkan. Terapi ke mana pun tidak membawa hasil. Saat itu juga saya resting dan kejang-kejang. Setelah itu saya merasa sangat damai di dalam hati saya. 

Sepulang retret, saya merasa sangat ringan. Punggung saya tidak sakit lagi. Dan setelah bangun tidur keesokan harinya, saya tidak merasakan sakit lagi di bagian punggung saya ini. Inilah ‘kado’ terindah yang Tuhan Yesus berikan untuk saya. Tepat di hari ulang tahun saya yang unik (10-10-2010), saya tidak merasa sendirian karena Yesus mencintai saya. Dan saya mendapat kesembuhan dari Tuhan. Itu saja kesaksian yang dapat saya bagikan. Shalom!

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting