User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Pengantar

Tepat pada hari Kamis Putih, 17 April 2003, di Gereja Santo Petrus-Vatikan, Roma almarhum Paus Yohanes Paulus II mengeluarkan Surat Ensiklik Ecclesia de Eucharistia (Ekaristi dan Hubungannya dengan Gereja). Dalam Ensiklik ini Paus Yohanes Paulus II menetapkan bulan Oktober 2004-Oktober 2005 sebagai Tahun Ekaristi bagi seluruh Gereja Katolik di dunia.

Sebetulnya apakah yang menarik dari Ensiklik Ecclesia de Eucharistia ini? Sejujurnya seluruh isi ensiklik ini sangatlah menarik dan penting untuk kita ketahui bersama sebagai umat Katolik Indonesia karena ensiklik ini adalah ajaran iman yang tepat dan benar yang disahkan oleh Bapa Suci. Tentunya yang menjadi pokok bahasan utama adalah mengenai Sakramen Ekaristi itu sendiri, yang tidak lain merupakan sumber dan puncak seluruh hidup kristiani (Lumen Gentium 11). Mengapa Ekaristi disebut sebagai sumber dan puncak iman umat Katolik pada khususnya? Karena dalam Ekaristi kudus ini terkandunglah seluruh kekayaan rohani Gereja, yakni Kristus sendiri, Roti Paskah kita yang hidup. Lewat tubuh-Nya sendiri, yang kini dijadikan hidup dan pemberi hidup oleh Roh Kudus, Ia menawarkan hidup-Nya kepada manusia (Presbyterorum Ordinis 5).

Kita patut bersyukur bahwa Yesus sungguh-sungguh hadir melalui perjamuan Ekaristi suci, Dia yang sungguh-sungguh memberikan Tubuh dan Darah-Nya sebagai perjamuan kudus bagi kita semua. Perjamuan kurban yang sungguh-sungguh dapat memberikan keselamatan bagi orang yang percaya. Ada suatu kebenaran yang mengungkapkan bahwa Gereja betul-betul hidup dari Ekaristi. Hal ini merupakan suatu kebenaran yang mengungkapkan pengalaman iman sehari-hari dan kembali menegaskan arti dari hakikat misteri Gereja itu sendiri. Karena melalui Ekaristi kudus, melalui pengubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Tuhan Yesus, Gereja bersukacita akan kehadiran Tuhan Yesus. Dan Gereja akan terus mengarahkan perhatian dan pandangannya kepada Yesus yang hadir dalam roti dan anggur yang telah dikonsekrir oleh imam dalam Perayaan Ekaristi kudus. Melalui Ekaristi inilah Gereja mencapai kepenuhan kasih Tuhan yang tidak terbatas dan melampaui segala pengertian manusia.

Ekaristi sebagai Misteri Iman

Menurut penulis dari keseluruhan rangkaian perayaan Ekaristi suci, yang menarik adalah mysterium fidei atau misteri iman (Dalam terjemahan Tata Perayaan Ekaristi bahasa Indonesia kata ini selalu ditambahkan dengan kata-kata lain yang menunjukkan suatu ajakan seperti “Marilah mewartakan misteri iman kita”, kata-kata bernuansa mengajak ini tidak muncul dalam teks latin-Editor). Menarik karena dalam misteri iman ini, ketika para imam yang mempersembahkan Ekaristi mengumandangkan kata-kata ini dan semua umat yang hadir langsung mengucapkan “Wafat Kristus kita maklumkan, kebangkitan-Nya kita muliakan, kedatangan-Nya kita rindukan”. Dengan ini semua Gereja mengungkapkan misterinya sendiri dalam hubungannya Gereja dengan Ekaristi. Juga seperti diketahui bahwa Gereja dilahirkan melalui Pencurahan Roh Kudus sehingga Gereja diutus sampai ke seluruh penjuru dunia dan melalui pendasaran Ekaristi dalam meja perjamuan dengan kesatuan karunia Ekaristi ini, maka Yesus Kristus sungguh-sungguh dihadirkan kembali sebagai suatu penghadiran abadi misteri Paskah untuk sepanjang segala masa.

Hanya dalam perayaan Ekaristi, Yesus dihadirkan secara “real” atau kehadiran “real” yakni kehadiran seluruhnya secara penuh, kehadiran substansial, kehadiran-Nya sebagai Kristus, 100 % Allah dan 100% manusia. Dalam konsekrasi, materi roti dan anggur dirubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Konsekrasi ini menyebabkan perubahan secara substansial. Disebut substansial karena seluruh substansi roti di ubah menjadi Tubuh Kristus dan seluruh substansi anggur di ubah menjadi Darah Kristus.

Ekaristi Membangun Gereja, Bersifat Apostolik dan Persekutuan

Melalui Ekaristi suci Gereja di bangun dan bertumbuh. Setiap kali Ekaristi suci dirayakan oleh imam dan segenap umat di meja altar, Gereja semakin berkembang dan bertumbuh. Hal ini di tegaskan dalam Konsili Vatikan II, yang mengajarkan bahwa perayaan Ekaristi adalah pusat proses pertumbuhan Gereja, Gereja juga merupakan kehadiran misteri Kerajaan Kristus dan bertumbuh di dunia ini melalui kuasa Allah sendiri.

Seperti yang dikemukakan oleh St. Paulus, “Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.” (1 Kor. 10:16-17) maka Ekaristi suci, terutama melalui persekutuan Ekaristi, Gereja kem-bali dipersatukan sebagai satu kesatuan tubuh Kristus. Dalam hal ini yang dimaksudkan oleh St. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus ini tidak lain dan tidak bukan ialah daya pemersatu Ekaristi kudus.

Gereja dibangun atas landasan para Rasul (bdk. Ef. 2:20) begitu pula dengan Ekarisiti yang dibangun atas landasan para Rasul. Ekaristi dipercayakan Yesus Kristus kepada para Rasul dan telah disampaikan kepada kita oleh para Rasul, juga para pengganti para Rasul dan justru dalam kesinambungan atau keterkaitan dengan praktek seluruh Rasul, melalui ketaatan terhadap perintah Allah, Ekaristi dirayakan Gereja sepanjang segala masa. Oleh karena itu, Gereja terus menerus diajar, dikuduskan dan dibimbing oleh para Rasul sampai kedatangan kembali Yesus Kristus melalui para uskup dan imam yang merupakan wakil Kristus di dunia. “Umat beriman bergabung dalam persembahan Ekaristi berdasarkan imamat rajawi mereka” (LG 10) dan hanya para imam lah yang mewujudkan kurban Ekaristi dan mempersembahkan bagi Allah atas nama segenap umat Katolik, sedangkan umat mengambil bagian dalam misteri Ekaristi ini dalam iman dan hanya para imam yang mengucapkan Doa Syukur Agung.

Gereja sebagai persekutuan, communionis notio, paham persekutuan, maksudnya adalah bahwa Sakramen Ekaristi merupakan salah satu ungkapan ikatan persekutuan baik pada dimensinya yang tak kelihatan, yang dalam Kristus dan oleh karya Roh Kudus, mempersatukan kita kepada Bapa dan antar kita, dan pada dimensi kelihatan, yang menimbulkan persekutuan seturut ajaran para Rasul, dalam sakramen dan dalam tata hirarki Gereja. (lih. Konggregasi Ajaran Iman, AAS 85). Dengan demikian persekutuan yang tak kelihatan ini selalu mengan-daikan hidup rahmat karena melalui ini semua kita mengambil bagian dalam kodrat ilahi (bdk. 2 Pet. 1:4), kita memerlukan bukan sekedar iman, karena iman saja tidak cukup tetapi kita membutuhkan rahmat pengudus dan kasih seperti yang dikatakan oleh St. Paulus kepada umat di Galatia, “Iman yang hidup karena kasih atau iman yang bekerja karena kasih “ (5:6).

Perayaan Ekaristi dan Bunda Maria sebagai Wanita Ekaristi

Perayaan Ekaristi merupakan harta yang tak ternilai bagi kita semuanya sebagai pengikut-pengikut Kristus, maka sudah layak dan sepantasnyalah Kristus dipuji, dimuli-akan dan diagungkan dalam setiap perayaan Ekaristi suci yang dipersembahkan oleh para imam di atas meja altar. Hal lain yang perlu diperhatikan oleh kita semua adalah seluruh norma-norma liturgi tentang perayaan Ekaristi ini, jadi kita harus taat dan setia kepada Paus dalam hal ini terutama melalui Konggregasi Liturgi Kepausan (Konggregasi untuk Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen) agar tidak terjadi perpecahan, pengelompokan dan juga skisma di dalam tubuh Gereja saat ini (bdk. 1 Kor. 11:17-34) pada akhirnya apabila kita bisa menaati semua aturan liturgi Ekaristi maka dengan sendirinya Ekaristi suci dapat lebih dirayakan dengan penuh devosi dan penuh kerinduan.

Ekaristi suci juga memiliki hubungan erat dengan Bunda Maria sebagai wanita Ekaristi. Adapun Maria merupakan Bunda dan Model Gereja. Santa perawan Maria adalah guru kita dalam merenungkan wajah Kristus dan melalui Bunda Maria kita dibimbing untuk memasuki misteri Sakramen Mahakudus, karena Bunda Maria memiliki hubungan yang sangat mendalam dengan Ekaristi suci itu sendiri. Oleh karena itu Maria merupakan seorang yang seluruh hidupnya adalah wanita Ekaristi dan selu-ruh Gereja Katolik terpanggil untuk ikut serta dalam teladan Bunda Maria ini sebagai wanita Ekaristi dan terlebih khusus dalam hubungannya dengan misteri Tritunggal Mahakudus yang begitu mendalam dida-lam Perayaan Ekaristi kudus ini.

Adorasi

Adorasi merupakan salah satu bentuk penyembahan kepada Yesus Kristus yang hadir dalam rupa Sakramen Mahakudus. Adorasi sendiri berasal dari kata adoratio yang berarti sujud sembah atau penyembahan. Tentu saja yang kita sembah adalah Yesus Kristus, bukan sekedar roti bundar. Dalam mata jasmani yang kita lihat adalah suatu roti bundar kecil, tetapi dalam mata iman itu Yesus yang hadir tersamar dalam Sakramen Mahakudus. Yesus yang hadir 2000 tahun lalu yang menyembuhkan dan mengajar banyak orang demikian pun dalam Sakramen Mahakudus ini Yesus hadir dan menjamah seluruh umat-Nya yang ikut serta di dalam adorasi, Yesus yang sungguh-sungguh hidup dan mengasihi seluruh umat-Nya.

Yesus Kristus Putera Allah yang hidup selalu ada di setiap tabernakel di Gereja-gereja paroki, Ia yang begitu rindu menantikan kedatangan kita semua untuk bercakap-cakap dari hati ke hati. Oleh karena itu, sempatkanlah diri anda untuk menyapa Tuhan dalam adorasi dan ungkapkanlah segala kerinduan hatimu dan seluruh isi hatimu kepada Yesus Tuhan yang dapat memberikan segala yang kita butuhkan melalui Roh Kudus yang dialirkan dalam berbagai rahmat-rahmat yang dibutuhkan dalam menjalani panggilan hidup sebagai umat Katolik, sebagai murid Kristus yang setia. Seperti juga yang diteladankan oleh Paus Yohanes Paulus II, yang setiap hari menghabiskan waktu berjam-jam untuk berdoa di depan Sakramen Mahakudus begitu pula para orang kudus lainnya yang begitu mencintai Yesus yang hadir dalam penyembahan dalam adorasi akan Sakramen Mahakudus. Salah satunya dalah St. Alfonsus Maria Ligouri yang mengatakan, “dari semua devosi sembah sujud terhadap Yesus dalam Sakramen Mahakudus adalah yang paling agung daripada sakramen lain, yang paling berkenan kepada allah dan paling bermanfaat bagi kita.” Jadi dengan kata lain, dengan sarana penyembahan Yesus melalui adorasi inilah merupakan doa yang paling berkenan kepada-Nya dan sangat bermanfaat bagi setiap umat Katolik.

Marilah bersama St. Tomas Aquinas sebagai Doctor Angelicus dan sekaligus sebagai teolog termasyur dan sekaligus sebagai penyair akan kehadiran Yesus dalam misteri Ekaristi, kita mau bersama-sama menyembah Yesus Kristus Tuhan Allah kita yang hadir secara tersamar dalam Sakramen Mahakudus, dan bersama-sama mau berseru:

Adoro Te Devote

Adoro te devote, latens deitas

Quae sub his figuris, vere latitas

Tibi se cor meum, totum subicit

Quia te contemplans, totum deficit.

Vistus, tactus, gustus, in te fallitur

Sed auditu solo, tuto creditur

Credo quidquid dixit Dei Filius

Nil hoc verbo veritatis verius.

Kusembah dengan penuh cinta, Allah yang tersamar

Tersembunyi dalam tanda, namun sungguh itu Engkau

Bagi-Mu hatiku, seluruhnya kuberikan

Saat ku memandang-Mu, yang lain menjadi tak berarti.

Pandang raba, rasa, tak mampu mengenali-Mu

Dan hanya yang aku dengar, yang kupercayai sepenuhnya

Aku percaya kepada-Mu ya Putera Allah, apapun yang Kau katakan

Karena sabda-Mu adalah kebenaran yang sejati.

 

Tantum Ergo

Tantum ergo sacramentum, veneremur cernui

Et antiquum documentum, novo cedat ritui

Praestet fides supplementum, sensuum defectui

Genitori, genitoque, laus et iubilatio;

Salus, honor, virtus quoque, sit et benedictio

Procedenti ab utroque, compar sit laudatio.

Amen.

Sakramen yang sungguh agung, mari kita muliakan

Surut sudah hukum lampau, tata baru tampillah

Kar’na indra tidak mampu, iman jadi tumpuan.

Yang Berputra dan Sang Putra dimuliakan,

disembah, dihormati dan dipuja, beserta dengan sang Roh

Muncul dari kedua-Nya dan setara di sembah.

Amin

Maka marilah mulai detik ini kita mau lebih menerima Ekaristi suci dengan penuh kerinduan dan penuh devosi. menghayati kehadiran Yesus yang tersamar dalam Sakramen Mahakudus dan Pada akhirnya bersiaplah untuk menerima segala rahmat dan kasih yang berasal dari Sang Sumber Hidup yaitu Kristus itu sendiri di dalam Ekaristi Suci dan adorasi penyembahan Sakramen Mahakudus.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting