Saya mengenal Antonietta Meo (15 Des 1930- 3 Jul 1937) atau nama panggilannya Nennolina kurang lebih setahun yang lalu, saat saya membaca artikel tentang dia di sebuah blog yang dikelola oleh seorang Imam asal Amerika bernama John T. Zulshdorf (http://www.wdtprs.com/blog/ ).
Siapa Antonietta ini? Dia tak lebih seorang anak gadis biasa, umurnya tidak panjang, ia meninggal dalam usia 6,5 tahun akibat kanker tulang yang dideritanya. Dia adalah anak yang periang dan gembira, dan yang paling hebat adalah penyakit ganas yang dideritanya, yang membuatnya kehilangan sebelah kaki karena terpaksa di amputasi oleh dokter, dan yang akhirnya juga merenggut nyawanya, tidak mampu menghilangkan kegembiraannya. Ia bahkan gembira karena melalui penyakit yang dideritanya ia dapat mempersembahkan banyak kurban kepada Yesus untuk pertobatan para pendosa. Tidak heran kalau tahun lalu Paus Benediktus XVI dalam pertemuan dengan kelompok Aksi Katolik menyatakan bahwa Nennolina adalah bukti bahwa kekudusan adalah untuk semua orang mulai dari anak kecil, orang dewasa, orang terpelajar, orang bodoh, orang miskin, dan para konglomerat sekali pun semua bisa menjadi kudus. Kekudusan adalah panggilan hidup semua orang, dan Allah memberi rahmat yang cukup kepada semua orang untuk mencapainya.
Semasa sakitnya Nennolina banyak menulis surat yang ditujukannya kepada Allah dan orang-orang kudus terutama Perawan Maria. Surat-surat ini kadang ditulisnya sendiri dan kadang didiktekan sementara ibunya yang menulisnya. Dalam surat-surat ini terungkaplah kedalaman hidup rohani gadis kecil yang penyakitan ini. Sayangnya tidak semua surat ini tersimpan dengan baik, sang ibu rupanya kurang menyadari betapa berharganya tulisan-tulisan anak gadis kecilnya itu. Namun, syukur kepada Allah, sebagian surat-surat Nennolina masih tersimpan dengan baik, dan menjadi harta kekayaan Gereja yang tidak ternilai harganya.
Nennolina menerima Komuni pertamanya pada malam Natal tahun 1936, atau sekitar 7 bulan sebelum ia meninggal. Beberapa bulan menjelang Komuni pertamanya, gadis kecil yang sudah kehilangan sebelah kakinya dan sedang digerogoti oleh kanker tulang yang ganas itu menulis surat ini kepada Yesus nya yang tercinta:
Yesus dalam Ekaristi terkasih, saya sangat mencintaiMu!..sangat, sangat mencintaiMu!
Yesus terkasih saya sangat menyukai guru saya Suster Noemi, saya sangat mencintainya, tolonglah dia melakukan semua hal yang perlu, yang Kau inginkan agar dia lakukan.
Antonietta Mu.
Surat ini menunjukkan kedalam rohani Nennolina. Cintanya kepada Yesus dan hubunganNya yang sangat akrab dengan Tuhan, serta kedewasaan rohaninya yang luar biasa. Bagi Nennolina yang paling dirindukannya adalah kekudusan, dan bagaimana ia dapat ambil bagian dalam karya penebusan Kristus. Sama seperti semua orang ia ingin sembuh dari penyakitnya dan ingin berjalan normal, tapi baginya ini kurang penting, yang paling penting adalah menggabungkan penderitaannya dengan penderitaan Kristus dan mempersembahkannya kepada Tuhan untuk keselamatan jiwa-jiwa dan pertobatan para pendosa. Hati Nennolina benar-benar terbuka lebar bagi rencana dan rahmat Allah.
Pada tanggal 2 Juni 1937 Nennolina menulis lagi sebuah surat untuk Yesus. Kali ini ia menyatakan bahwa ia menderita dengan penuh sukacita, dan ia bersyukur kepada Allah karena telah memberinya penyakit yang akan mengantarnya memasuki surga. Surat ini sekali lagi mengungkapkan iman Nennolina yang luar biasa besar:
Yesus Tersalib yang terkasih, aku sangat mencintaiMu sehingga saya ingin bersamaMu di Kalvari, dan saya menderita dengan penuh sukacita karena saya tahu sekarang saya ada di Kalvari.
Yesus terkasih, salam dan cium untukMu,
Kehidupan Nennolina menunjukkan kepada kita bahwa apapun keadaan kita, kita dapat menjadi kudus. Untuk menjadi kudus kita tidak perlu melakukan hal yang hebat-hebat, kita cukup melakukan semua tugas Anda sehari-hari dengan kesadaran bahwa kita melakukan semuanya untuk Yesus. Kalau anak kecil yang penyakitan saja bisa menjadi kudus, mengapa kita tidak?
Nennolina, doakanlah kami.
(Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang gadis kecil yang kudus ini, Anda dapat membaca lebih jauh di http://www.nennolina.it )