Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

 

Pada Minggu siang, 11 Maret, Minggu ketiga masa Prapaskah, Bapa Suci mengawali doa Angelus bersama umat beriman yang berkumpul di lapangan Santo Petrus dengan suatu renungan mengenai pengusiran para pedagang di Bait Allah. Berikut ini adalah terjemahan renungan Paus yang beliau sampaikan dalam bahasa Italia.

 

Saudara-saudari terkasih

Pada hari Minggu Prapaskah III ini, Injil- menurut versi Santo Yohanes- menyajikan kisah termasyhur mengenai Yesus yang mengusir para pedagang binatang dan penukar uang dari Bait Allah di Yerusalem (bdk. Yohanes 2:13-25). Peristiwa ini, yang dicatat oleh semua pengarang Injil, terjadi saat Pesta Paskah dan memberikan kesan yang mendalam baik bagi para murid maupun bagi kerumunan yang menyaksikan peristiwa tersebut. Bagaimana kita harus menafsirkan tindakan Yesus ini? Pertama-tama harus diperhatikan bahwa peristiwa ini tidak memicu tindakan apapun dari para petugas keamanan karena peristiwa ini dipandang sebagai tindakan kenabian yang biasa terjadi di Bait Allah: demikianlah, para nabi seringkali mengecam penyimpangan dan menyampaikan kecamannya dengan tindakan-tindakan simbolis. Masalahnya, jika memang ada, ialah otoritas kenabian dari para nabi itu sendiri. Karena alasan inilah, orang-orang Yahudi bertanya kepada Yesus: “Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?” (Yoh 2:18), tunjukkanlah kepada kami bahwa Engkau benar-benar bertindak atas nama Allah.

Pengusiran para pedagang dari Bait Allah juga dapat ditafsirkan dalam arti politis dan revolusioner, dengan menempatkan Yesus sebagai bagian dari gerakan zelot. Orang-orang zelot pada dasarnya adalah orang-orang yang penuh semangat untuk melaksanakan hukum Allah dan siap untuk menggunakan kekerasan demi menegakkan hukum tersebut. Pada zaman Yesus, umat Israel tengah menantikan kedatangan seorang Mesias yang akan membebaskan Israel dari penindasan Romawi. Namun, Yesus tidak memenuhi harapan ini sehingga para murid-Nya meninggalkan Dia dan Yudas Iskariot mengkhianati Dia.

Sebenarnya, tidaklah mungkin untuk menafsirkan Yesus sebagai seorang yang penuh kekerasan: kekerasan bertentangan dengan Kerajaan Allah dan merupakan alat dari sang antikristus. Kekerasan tidak pernah memajukan kemanusiaan tetapi men-dehumanisasi-kan manusia. Marilah kita mendengar kata-kata yang diucapkan Yesus saat Ia mengusir para pedagang. “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Kemudian para murid teringat akan bahwa dalam kitab Mazmur ada tertulis: “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku” (Mzm 69:10).

Mazmur ini merupakan sebuah seruan mohon pertolongan ketika seseorang ada dalam bahaya besar karena kebencian musuh-musuhnya: penderitaan yang harus dijalani Yesus dalam Sengsara-Nya. Cinta kepada Bapa dan rumah-Nya merupakan penyebab yang akan membawa-Nya ke Salib: semangat cinta-Nya adalah semangat pemberian diri, dan bukan semangat untuk melayani Allah dengan kekerasan.

Sesungguhnya “tanda” yang diberikan Yesus sebagai bukti otoritas-Nya adalah kematian dan Kebangkitan-Nya sendiri. “Rubuhkan Bait Allah ini”, kata-Nya, “dan Aku akan membangun-Nya kembali dalam tiga hari”. Dan Santo Yohanes mencatat: “yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri” (Yoh 2:20-21). Melalui Paskah Yesus dimulailah suatu bentuk ibadat baru, upacara cinta kasih, dan suatu Bait Allah baru yang adalah diri-Nya sendiri, Kristus yang bangkit, yang melalui-Nya semua orang beriman dapat menyembah Allah dalam roh dan kebenaran” (Yoh 4:23).

Para sahabat terkasih, Roh Kudus mulai bekerja membangun Bait Allah yang baru ini di dalam rahim Perawan Maria. Marilah kita berdoa agar berkat bantuan doanya setiap orang Kristen dapat menjadi batu-batu hidup dari bangunan rohani ini.


Sesudah Angelus Paus berkata:

Pikiran saya terarah kepada warga Madagaskar yang terkasih, yang baru-baru ini dilanda bencana alam yang besar dan memberi akibat yang serius bagi manusia, bangunan, dan pertanian. Saya menjanjikan doa saya bagi para korban dan keluarga-keluarga yang menderita. Saya juga mengharapkan dan mendorong mengalirnya bantuan dari komunitas internasional.

Saya juga menyapa para pengunjung berbahasa Inggris dalam doa Angelus ini, termasuk komunitas Neoctechumenal dari Bristol. Dalam Injil hari ini, Yesus menubuatkan Kebangkitan-Nya dan menunjuk Bait Allah yang adalah tubuh-Nya, Gereja. Semoga renungan kita akan misteri-misteri ini memperdalam persatuan kita dengan Tuhan dan Tubuh-Nya, yaitu Gereja. Saya mendoakan semoga kalian mengalami hari Minggu dan pekan yang menyenangkan. Terima kasih. Semoga hari Minggu kalian menyenangkan!

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting