User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Ketika masih kecil saya seringkali berdoa di depan gua Maria di samping Gereja Paroki. Kebiasaan itu menjadikan saya semakin dekat dengan Bunda Maria. Sebelum masuk biara, bila saya dalam perjalanan naik kendaraan ke sekolah, atau mau berangkat kerja biasanya saya selalu membawa bekal rosario di kantong baju, sehingga saya punya kebiasaan doa rosario, bila sedang dalam perjalanan atau kalau tidak ada kesibukan sepulang dari kerja. Doa rosario ini membri kedamaian di hati saya.

Setelah saya mengenal doa Yesus kebiasaan ini selang seling. Kadangkala saya cenderung doa Yesus atau rosario, dan baru akhir-akhir kadangkala juga doa koronka. Kebiasaan ini juga berlangsung terus sesudah masuk biara. Apalagi ketika saya diberi kesempatan studi di Roma, naik bis kota dari rumah ke sekolah bisa memakan waktu panjang, kurang lebih satu setengah jam perjalanan berangkat dan satu setengah jam perjalanan pulang, bila macet maka bisa lebih lama lagi di kendaraan, maka itu adalah kesempatan baik untuk berdoa.

Bunda Maria banyak menolong saya dalam suka dan duka perjalanan hidup ini  dan menguatkan saya ketika menghadapi derita atau salib hidup. Ia menjadi ibu rohani yang menuntun saya menuju Yesus Puteranya. Ketika saya merasa bahwa Yesus memanggil saya secara khusus untuk hidup membiara, saya juga mohon doa dari Bunda Maria, beberapa hari terakhir sebelum masuk biara saya menyempatkan diri untuk pergi ziarah ke sendangsono di Jawa tengah bersama kakak saya. Di situ saya menyerahkan diri kepada perlindungan Bunda Maria untuk mendoakan panggilan saya untuk masuk Kongregasi Putri Karmel.
Bunda Maria menjadi perantara saya pada Yesus terutama Bunda Maria memberikan kerinduan di hati saya untuk berdoa bagi kebutuhan orang lain. Apa saja yang memprihatinkan yang saya lihat, saya rasakan, saya dengar, saya alami, untuk didoakan dan dibawa kepada Allah. Seperti Maria yang menyertai Yesus dalam perjalanan salib sampai puncak Golgota. Maria melihat, merasakan dan mengalami penderitaan bersama Putera-Nya yang menderita. Maria tidak dapat berbuat apa-apa. Ia hanya bisa diam, dalam keheningan batin ia berjalan di samping Puteranya yang menderita sambil di dalam hati memanjatkan doa-doanya kepada Allah yang maha tahu. Maria menyerahkan semuanya kepada Allah.

Banyak sekali keprihatinan yang ada di dunia ini yang tak terbilang banyaknya dan Allah yang baik mengajar saya melalui Bunda Maria yang selalu berdoa dengan penuh iman, harapan dan kasih. Seperti Bunda Maria yang mengkontemplasikan sengsara Puteranya, sambil menyerahkan semuanya kepada Allah yang mahatahu agar Allah sudi mencurahkan rahmat-Nya, kerahimanNya kepada umat manusia yang berdosa agar oleh derita dan salib Puteranya semua manusia beroleh pengampunan dan keselamatan-Nya.

Karena kebiasaan ini saya merasa Tuhan memberikan anugerah doa intercesi kepada saya, yakni rahmat untuk berdoa syafaat bagi orang lain, baik untuk yang masih hidup dan untuk yang sudah meninggal. Maka saya juga merindukan hidup di padang gurun, di mana saya dapat memberikan waktu lebih banyak untuk berdoa bagi dunia, bagi kebutuhan dan keselamatan seluruh umat manusia.

Pengalaman yang sangat mengesan adalah ketika saya sakit, saya merasakan di biara saya sering sakit-sakitan, namun sakit itu juga dapat dilihat dengan mata iman sebagai kesempatan untuk mengasihi Tuhan dan sesama. Ketika saya operasi usus buntu, operasi kaki karena benjolan di belakang lutut (ganglion) dan juga operasi abses atau sakit-penyakit lainnya, di mana saya terbaring di tempat tidur karena sakit maka saya mempunyai banyak kesempatan untuk berdoa  bagi jiwa-jiwa di api penyucian, sebab itu saya biasanya berdoa rosario, bisa memilih salah satu, dua peristiwa, tiga peristiwa  atau semua peristiwa : peristiwa sedih, peristiwa gembira dan juga peristiwa mulia, dulu belum ada peristiwa terang dan sekarang saya kurang hafal peristiwa terang, maka saya perlu pakai teks.

Karena doa-doa itu saya akhirnya memperoleh kekuatan, damai, sukacita, penghiburan, kesembuhan dan juga kebahagiaan karena dapat menyatukan derita saya yang tak seberapa itu dengan derita Yesus di salib untuk keselamatan jiwa-jiwa, dan saya merasakan kasih keibuan Bunda Maria yang selalu tersenyum dan mendoakan saya kepada Puteranya.
Selama hidup di biara, ketika pelayanan : memberikan pengarahan, mendoakan orang sakit, konseling, atau apa saja, saya seringkali berdoa salam Maria dan saya merasakan kekuatan doa Bunda Maria banyak menolong dan menlindungi saya.

Ketika saya dan para suster lainnya mendoakan doa pembebasan, atau pengusiran setan, kami kadangkala  menemui kasus yang berat, dan setan itu mengaku sebagai raja segala raja kegelapan, atau lucifer, (entah pengakuannya benar atau tidak namanya juga setan, bapak segala dusta) maka saya dengan doa imajinasi iman,  membayangkan Bunda Maria yang kakinya menginjak kepala ular, dan saya merasakan pertolongan Bunda Maria dalam doa-doa pembebasan itu, sehingga orang itu dibebaskan dari kuasa kegelapan.

Ketika saya memberikan pengarahan retret tentang Bunda Maria pada akhir pengarahan saya memberi kesempatan pada umat untuk sharing. Ada beberapa sharing yang menarik, salah satunya seorang bapak yang mobilnya diselamatkan dari kecelakaan dan tidak jadi masuk jurang karena perlindungan Bunda Maria lewat doa rosario. Banyak peserta retret mengalami kekuatan di saat menderita dengan mendoakan rosario peristiwa sedih dan lain sebagainya.

Kemudian ada satu sharing yang mengesan di hati saya yakni sharing Seorang ibu yang dibebaskan dari gangguan roh jahat dengan berdoa kepada Hati Kudus Yesus dan Bunda Maria. Dan sharing umat itu saya pakai juga dalam suatu kesempatan pelayanan pembebasan atau pengusiran setan, ketika saya konseling saya dengar di sakristi ada beberapa suster dan frater juga umat sedang berdoa pengusiran, lama sekali tidak selesai-selesai. Sesudah konseling saya terdorong untuk membantunya,  waktu itu saya teringat sharing ibu itu dan saya berdoa begini “Tuhan Yesus dan Bunda Maria masukkan kami dan juga orang yang sedang kami doakan itu ke dalam Hati Kudus-Mu dan Hati Kudus Bunda Maria yang menyala-nyala dengan cintakasih” tidak lama kemudian roh jahat itu keluar.

Memang ada macam-macam cara berdoa, doa pengusiran dalam nama Yesus, namun pada saat itu saya terdorong untuk doa kepada Hati Kudus Yesus dan Maria. Setelah selesai berdoa saya baru sadar dan merenungkan mengapa setan cepat keluar dan merasa panas atau tidak tahan dengan Hati Kudus Yesus dan Maria,  akhirnya saya mengerti, karena Hati Yesus dan Maria bernyala-nyala dengan Cintakasih ilahi, sedangkan setan menyala-nyala dengan kebencian, maka suatu hal yang kontras, sehingga si jahat merasa panas atau tidak tahan  berada dalam lautan Kasih yang bernyala-nyala dari Hati Kudus Yesus dan Bunda Maria. Maka si iblis segera pergi karena tidak tahan.

Semoga Tuhan menyimpan kita semua dalam Hati Kudus Yesus dan Maria sehingga kita berada dalam lindungan-Nya dan dibebaskan dari gangguan roh jahat yang berkeliaran di dunia ini untuk menjerat jiwa-jiwa.

Demikian sharing saya, Tuhan memberkati, Bunda Maria doakanlah kami.

 

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting