Print
Hits: 16157

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Nama saya Heribertus, saya sudah berkeluarga dan dikaruniai 2 (dua) orang puteri. Saya seorang Katolik dan istri saya seorang Kristen. Ijinkanlah saya menceritakan apa yang saya alami sejak awal Januari 2011 yang lalu, tepatnya tanggal 13. Pagi hari, seperti biasa saya bangun pagi, namun kali ini nampaknya saya bangun terlalu pagi. Pikir saya karena kepagian, saya tidur dulu lagi sebentar. Pada saat bangun yang kedua kalinya, kepala saya terasa pusing, bahkan untuk berdiri rasanya seperti orang mau jatuh pingsan.

Saya bertanya-tanya ada apa dengan badan saya, seumur-umur saya tidak pernah mengalami hal seperti ini. Hari itu untuk sementara saya minta istri saya yang memandikan dan mengantar anak saya ke sekolah, karena kami memang tidak mempunyai pembantu. Hari itu juga saya periksa ke dokter umum, oleh dokter dianggap saya sakit pusing biasa, namun saya tidak cukup percaya dengan hal itu, saya minta dibuatkan surat pengantar untuk tes darah ke laboratorium. Karena saya menggunakan kacamata dan sudah 3 tahun saya tidak ganti/periksa lagi, maka saya juga periksa ke dokter mata.

Hasilnya ternyata mata saya bertambah minusnya, menjadi 4.25/4.5 dari sebelumnya 3.25/3.5. Hasil laboratorium juga mengatakan bahwa kadar kolesterol saya tinggi. Dari dokter saya diberi bermacam obat untuk mengobati sakit saya ini, tapi setelah beberapa minggu sakit kepala saya tidak juga sembuh. Dengan agak putus asa, saya dikabari oleh orang tua saya bahwa ada pengobatan refleksi di Bandung. Sampai 3 (tiga) kali saya berobat di Bandung, sakit kepala saya juga masih belum sembuh, bahkan saya merasakan bahu kanan saya terasa pegal terutama bila saya menengadahkan kepala saya ke belakang, sakitnya semakin terasa.

Karena sakit yang tidak kunjung sembuh, saya mencoba lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus. Kalau biasanya saya berdoa hanya pada saat pagi atau malam hari dan pada saat makan atau selesai makan, kali ini saya juga berdoa Novena Tiga Salam Maria. Kalau sebelumnya saya membebaskan anak saya untuk langsung tidur di malam hari, kali ini kami berdoa bersama sebelum tidur. Kalau saya sebelumnya tidak pernah mengajarkan kepada anak saya yang kecil untuk berdoa, kali ini saya ajarkan berdoa, saya ajarkan doa Salam Maria.

Saya juga cari-cari di internet mengenai doa dan gereja, juga mengenai misa penyembuhan. Ternyata saya menemukan beberapa situs yang berhubungan dengan doa Katolik. Salah satunya saya mendapatkan informasi Misa Penyembuhan yang diadakan oleh Romo Yohanes di Lembah Karmel, Cikanyere. Singkat kata, hari Minggu yang lalu (27 Maret 2011) saya ikut hadir di misa yang kebetulan dibawakan oleh Romo Yohanes. Karena baru pertama kali saya ke Lembah Karmel, tempatnya sungguh menyenangkan dan terasa damai di hati. Terutama lagi pada saat memasuki gereja.

Pada akhir misa, dilanjutkan dengan adorasi penyembuhan. Saya berdoa mohon untuk kesembuhan atas sakit yang saya alami. Pada saat itu jari-jari tangan saya bergerak-gerak sendiri dan kepala saya terasa seperti ada yang mengalir walau mungkin terasa sedikit. Saya meneteskan airmata di saat itu, karena terasa damai dan Yesus nampaknya hadir di tempat itu. Namun, saya masih bertanya-tanya apakah sakit yang saya alami sudah sembuh atau belum. Di akhir misa, saat itu juga saya ikut pemberkatan bersama-sama umat yang lain mendekat ke altar.

Sesudah misa, seorang suster mendekati saya dan dia bertanya mau didoakan apa. Lalu saya menyebutkan permohonan doa untuk kesembuhan sakit yang saya alami. Suster tersebut mendoakan saya dengan bahasa roh yang saya tidak pahami namun saya tetap mencoba menenangkan diri saya dan berdoa dalam hati mohon kesembuhan. Namun, saya tidak merasakan apapun dalam diri saya. Apakah ini berarti tubuh saya menolak untuk didoakan ataukah karena iman yang masih kurang?

Karena menurut saya bila orang didoakan dengan bahasa roh, orang tersebut juga akan merasakan kuasa roh di dalam tubuhnya, yang biasanya ditandai dengan getaran atau gerakan dalam anggota badannya, namun saat itu saya tidak merasakan apapun. Tetapi saya tetap berterimakasih kepada Yesus karena sepanjang perjalanan menuju Lembah Karmel saya tidak merasakan sakit apapun di kepala saya. Dan yang mengejutkan adalah sesampainya di rumah, rasa sakit di kepala yang biasa saya alami saat saya tidur juga sudah hilang walau masih terasa sedikit nyeri di bahu. Karena itu saya bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada Yesus.

Mungkin inilah saatnya bagi saya untuk bertobat, mengaku dosa kepada Tuhan, karena selama ini sudah lama sekali saya pribadi tidak pernah mengaku dosa, oleh sebab itu saya mohon agar Tuhan Yesus mengampuni dosa-dosa saya. Pada masa prapaskah tahun ini, saya merasa diingatkan oleh Yesus, bahwa saya harus kembali lagi kepadaNya. Kalau biasanya saya menolak diajak ikut doa jalan salib, kali ini saya rajin ikut ibadat jalan salib. Kalau setiap sabtu/minggu saya jarang ke gereja, tahun ini saya jadi rajin ke gereja bersama anak-anak dan orangtua.

Saya merasakan, dengan sakit yang saya alami pada awal tahun ini, Tuhan mengajak saya untuk mengikutiNya kembali dan tidak berpaling dariNya. Selain itu saya juga berdoa agar Yesus menyembuhkan sakit di bahu saya. Saya mohon di doakan, terutama untuk penguatan iman saya, supaya saya juga dapat merasakan jamahan Tuhan Yesus melalui Roh Kudus. Terus terang, entah kenapa, saya ingin sekali merasakan hadirnya Yesus di dalam diri saya, merasakan adanya Roh Kudus yang ada di dalam diri saya. Mungkin karena iman saya yang masih kurang, saya mencoba mengawalinya dengan rajin mengikuti misa, dan membaca Alkitab.