User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

 

Melihat keinginan anak kami yang begitu besar untuk memiliki adik. Saya dan suami kembali berupaya memenuhi keinginan Ranyssa. Jadi, mulai awal tahun 2003 kami berupaya semampu kami sebagai manusia untuk mendapat anak lagi. Namun, pengalaman di awal pernikahan, dimana kami agak sulit memiliki anak, disertai kondisi fisik saya yang tidak sekuat dan sesehat orang lain, dan usia kami yang sudah tidak muda membuat saya tidak memercayai diri saya untuk mendapat seorang anak lagi.

Hanya satu hal yang mendorong saya untuk terus-menerus mencoba dan pantang berputus asa, yaitu doa Natal Ranyssa yang tetap menggelayut di pikiran kami berdua.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, namun tanda-tanda kehamilan sama sekali jauh dari harapan. Akhirnya pada liburan bulan Juli 2003 kami memutuskan untuk berlibur dan berziarah bertiga ke Gua Maria Poh Sarang, Kediri. Dengan berkendaraan mobil kami sekeluarga menempuh perjalanan darat dari Jakarta ke Kediri yang memakan waktu sekitar dua hari satu malam.

Ini pengalaman pertama keluarga kami berlibur dengan kendaraan ke Jawa. Kami sempat kebingungan mencari arah menuju lokasi Gua Maria itu dari Kota Kediri, apalagi langit sudah mulai senja. Akhirnya, kami tiba dengan selamat di lokasi ziarah Gua Maria Poh Sarang. Dengan bekal info sebelumnya dari seorang teman-ia merekomendasikan untuk tinggal di penginapan yang dikelola oleh para suster di biara yang ada di situ -kami pun langsung mencari penginapan biara yang dimaksud.

Langit sudah gelap, malam telah menyelimuti sekeliling tempat perziarahan, dan seluruh lampu di lokasi pun sudah dinyalakan. Suara gonggongan anjing-anjing yang saling bersahutan seakan-akan memberi tanda selamat datang kepada kami. Setelah bertemu dengan pimpinan biara tempat kami menginap dan menyelesaikan administrasi penginapan, kami pun pamit untuk istirahat malam dan langsung ke kamar yang telah disiapkan.

Selama di sana, kami mengikuti Misa pagi bersama seluruh penghuni biara dan beberapa tamu biara. Suasana yang begitu hening, khidmat, tenang, ditambah lagi dengan udara yang bebas dari segala polusi udara dan polusi suara, membuat doa-doa kami begitu bening dan mudah terarah kepada Tuhan. Pada malam hari kami juga menjalankan doa jalan salib Tuhan Yesus di sekitar diorama perjalanan salib. Kami mengutarakan dan meminta dengan segala kerendahan hati bahwa kami ingin memiliki anak lagi. Kami juga mohon agar kalau Ia berkenan mengabulkan, biarlah itu terjadi sebelum usia kami yang ke-35. Seandainya harus di atas usia 35 tahun, maka dengan segala kerendahan hati kami mohon supaya tidak diberi.

Setelah menjalani semua doa yang ada maupun yang kami adakan sendiri, kami pun kembali ke Jakarta dengan sukacita. Hidup kembali berjalan normal sebagai mana biasanya, dan Rany pun telah memasuki Sekolah Dasar. Tanda-tanda kehamilan belum nampak, namun saya tetap optimis dengan rencana Tuhan.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting