Print
Hits: 13565

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Apa yang menjadikan kita sebagai orang Kristen? Hal yang pertama adalah iman akan Kristus atau kepercayaan kepada Kristus. Iman akan Yesus Kristus sangat menentukan hidup kita. Iman inilah yang akan membawa kita kepada keselamatan.


Apa yang menjadikan kita sebagai orang Kristen? Hal yang pertama adalah iman akan Kristus atau kepercayaan kepada Kristus. Tentu saja setelah mengimani kita juga harus menghayati dan melakukan perintah-perintah-Nya. Iman akan Yesus Kristus sangat menentukan hidup kita. Seperti yang dikatakan Santo Yohanes Rasul dalam Injilnya, yaitu, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadanya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3:16).

Jadi, dalam Kitab Suci jelas dikatakan bahwa iman akan Yesus Kristus sangat menentukan keselamatan hidup kita. Orang diselamatkan karena percaya akan Yesus Kristus. Pertanyaannya ialahSiapakah Yesus Kristus? Setelah lebih dari 2000 tahun dari masa Yesus hidup di dunia, kita dapat dikatakan lebih mengenal Yesus lebih daripada para rasul saat itu. Para rasul sungguh-sungguh mengenal Yesus dengan jelas setelah Pentakosta. Melalui pendalaman iman yang terus-menerus akhirnya para rasul barulah mengerti apa yang dimaksudkan dan dikatakan oleh Allah sendiri ketika Yesus masih hidup bersama dengan mereka.

 

IMAN AKAN YESUS MENJADIKAN KITA ANAK-ANAK ALLAH

Dalam pembukaan Injil Yohanes, dikatakan, “Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (Yoh 1:1). Maka bagi kita sekarang, sudah jelas bahwa Allah itu adalah Tritunggal Mahakudus, yaitu: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Bapa adalah sumber segala-galanya, melahirkan secara rohani Sang Putra yang disebut juga Sang Sabda. Bapa mencurahkan seluruh diri-Nya kepada Putra, sedangkan Putra menerima dan menyerahkan secara sempurna ada-Nya kepada Bapa, dalam satu aliran kasih sempurna yang disebut dengan Roh Kudus. Maka, Roh Kudus ialah Roh Cinta Kasih yang keluar dari Bapa melalui Putra, dan dari Bapa dan Putra.

Dalam Injil Yohanes dikatakan bahwa Sang Putra Allah, yang disebut Sang Sabda, menciptakan segala sesuatu, sebab “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada sesuatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” (Yoh 1:2). Maksudnya adalah bahwa Bapa menciptakan segala sesuatu lewat Sang Sabda dan di dalam Sang Sabda, maka tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa Sabda Allah, tanpa Putra. Sehingga kitapun yang diciptakan dalam gambaran Allah, artinya kita diciptakan menurut gambar Sang Putra Allah sendiri. Itulah martabat luhur kita, suatu rahmat Tuhan yang luar biasa, bahwa barangsiapa yang percaya diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah. Oleh karena iman akan Yesus Kristus, kita betul-betul dijadikan anak-anak Allah (bdk. Gal 4:5-7 dan Rm 8:17), dan sebagai anak Allah, kita mengambil bagian dalam kehidupan Allah sendiri. Hal ini ditegaskan oleh Santo Petrus, yang mengatakan bahwa kita mengambil bagian dalam kodrat Allah sendiri (bdk. 2 Ptr 1:4).

Tahap pertama kepercayaan manusia adalah Tuhan memberikan tawaran iman. Bila kita menerima tawaran Tuhan ini dan kita percaya kepada Yesus, iman ini dimeteraikan di dalam pembaptisan. Maka, bagi orang dewasa yang mau dibaptis, ia harus lebih dahulu percaya kepada Yesus Kristus dan selanjutnya, sebagai ungkapan imannya, barulah ia dibaptis. Melalui pembaptisan ini, yang merupakan meterai iman, kita dijadikan anak-anak Allah dan semua dosa-dosa kita diampuni, sehingga kita dapat mengambil bagian di dalam hidup Allah sendiri. Karena Yesus sudah dipilih oleh Allah, dijadikan yang sulung di antara banyak saudara, maka kita juga menjadi saudara-saudara Yesus, seperti yang ditulis oleh Santo Paulus, “Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung diantara banyak saudara” (Rm 8:29).

Jadi, kepercayaan kepada Yesus itulah yang menjadikan kita sebagai orang-orang beriman, yang artinya pengikut-pengikut Kristus. Kepercayaan akan Yesus itu diungkapkan dalam pembaptisan. Pembaptisan merupakan awal dari suatu hidup yang baru, maka selanjutnya kita juga mau menerima apa saja yang diajarkan Yesus.

Iman yang diungkapkan dalam pembaptisan, kemudian diteguhkan kembali melalui Sakramen Krisma. Dalam Sakramen Krisma, Roh Kudus dicurahkan secara khusus untuk menguatkan dan menjadikan kita pengikut-pengikut Kristus yang tangguh. Jika Sakramen Baptis dan Sakramen Krisma dihayati sungguh-sungguh, maka kita akan tahu dan mengalami bahwa Yesus sungguh-sungguh hidup.

Rahmat pengudus yang dicurahkan, mengubah kita menjadi anak-anak Allah yang harus terus-menerus berkembang sampai akhirnya menjadi sempurna. Rahmat pengudus adalah awal dari hidup abadi, sebab hidup abadi di surga tidak lain adalah kepenuhan dari rahmat pengudus itu sendiri. Oleh karena itu, orang yang percaya kepada Tuhan dan hidup menurut perintahnya, atau dengan kata lain hidup dalam rahmat pengudus, dapat dikatakan sudah memiliki hidup kekal sejak sekarang ini. Jadi, siapa saja yang percaya kepada Kristus, ia sudah memiliki hidup yang kekal, jika ia tinggal dalam kasih Allah dan hidup dalam rahmat pengudus itu.

Rahmat pengudus bisa hilang karena dosa-dosa kita, yaitu dosa berat. Dosa ringan dapat melemahkan jiwa kita, tetapi dosa besar sungguh menghilangkan rahmat pengudus. Bila orang meninggal dalam keadaan kehilangan rahmat pengudus, maka ia akan terpisah dengan Allah untuk selama-lamanya. Sebaliknya, bila orang meninggal dalam rahmat pengudus, maka ia meninggal sebagai sahabat-sahabat Allah.


KEBERANIAN MEMASUKI HUBUNGAN PRIBADI DENGAN YESUS

Iman akan Yesus Kristus merupakan hal yang sungguh penting. Yesus menjadi manusia supaya kita dapat percaya. Tetapi kepercayaan ini bukan hanya sekedar percaya saja, melainkan suatu keberanian untuk memasuki suatu hubungan yang pribadi dengan Yesus sendiri. Percaya berarti mengenal Yesus Kristus, sehingga Yesus betul-betul mempengaruhi seluruh hidup kita dan kemudian Yesus menjadi begitu hidup bagi kita.

Mengenal Yesus Kristus adalah karya Allah, artinya adalah rahmat Allah sendiri. Sehingga disini jelas Roh Kudus mempunyai peranan yang penting. Dalam surat Paulus kepada jemaat di Korintus dikatakan, “Tidak seorangpun dapat berkata Yesus adalah Tuhan kecuali dalam Roh Kudus” (bdk. 1 Kor 12:3). Cara mengenal Yesus berbeda-beda, tetapi tiap-tiap orang di beri rahmat dan dipanggil untuk percaya kepada Yesus. Ada orang yang hatinya langsung dijamah oleh Yesus, ada yang melalui berbagai macam peristiwa, dimana Yesus menyapa ia sehingga ia percaya bahwa Yesus hidup.

Selain itu, kita akan pelan-pelan mengenal dan mengimani Yesus jika bertekun dalam doa sampai suatu saat Tuhan mau menyatakan diri kepada kita. Hal ini sebetulnya disebabkan karena Yesus lebih rindu supaya kita mengalami kasih-Nya daripada kita bisa memikirkannya. Maka umumnya kalau orang mulai percaya dan berdoa serta hidup dalam sabda-Nya, artinya ia mempersiapkan diri sehingga Tuhan lebih mudah menyapa dia.

Namun jalan Tuhan tidak terikat oleh usaha manusia. Seringkali Tuhan memanggil orang-orang tertentu dalam keadaan yang sama sekali tidak siap. Hal ini dapat kita lihatdalam pertobatan Santo Paulus. Paulus waktu itu memusuhi orang Kristen, dan ia sedang dalam perjalanan ke Damaskus dengan niat menangkap orang Kristen, ketika Yesus menampakkan diri kepadanya. Kemudian, Paulus berubah dari seorang yang menganiaya Yesus menjadi seorang pewarta dan saksi Yesus. Tuhan yang mengubahnya. Oleh karena itu, bagi siapa saja yang sungguh-sungguh merindukan Tuhan, sungguh ia dapat “berjumpa” dengan Tuhan. Berjumpa yang dimaksudkan adalah mengalami suatu jamahan dan rahmat Tuhan.

Bagi orang lain, yang karena hidup dalam iman yang sungguh bersahaja, seringkali pula dapat mengalami hati yang dipenuhi sukacita dan damai tanpa diketahui darimana asalnya. Ini sebetulnya datang dari Tuhan, yang juga merupakan suatu jamahan Tuhan. Sebab apa yang mendatangkan sukacita dan kebahagiaan yang mendalam adalah dari Tuhan. Orang yang mempunyai hidup rohani yang mendalam sungguh percaya bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka. Mereka melihat banyak hal bukan hanya seperti tampak lahirnya, tetapi mereka mengalami Yesus sebagai Tuhan sendiri yang berkarya dibalik segala peristiwa.

Memang cara Tuhan menyapa tidak terhitung macamnya, bahkan dapat juga melalui malapetaka. Seperti kisah berikut ini, ada seorang pemuda yang ateis, suatu ketika ia kecelakaan dan dibawa ke Rumah Sakit Katolik. Disana ia dilayani seorang suster. Suster itu mulai bercerita tentang Yesus dan akhirnya pemuda itu percaya dan dibaptis. Karena situasi saat itu, ia dibaptis darurat, artinya tanpa belajar katekumen seperti biasanya seorang mempersiapkan diri untuk pembaptisan dalam situasi normal. Tidak lama setelah dibaptis, pemuda itu meninggal. Namun sebelum meninggal ia mengatakan kepada suster itu dengan wajah yang berseri-seri, “Saya tidak menyesal mengalami kecelakaan ini, sebab kalau saya tidak kecelakaan, saya tidak akan mengenal Yesus Kristus. Saya tidak menyesal kalau saya sekarang harus mati karena saya tahu Yesus hidup dan sebentar lagi saya akan bertemu Yesus.”

Meskipun demikian, sangat disayangkan ada orang yang beranggapan bahwa besok saja sudah tua baru bertobat, dan hidupnya dihabiskan dengan hal-hal yang tidak berguna, seperti mengejar kekuasaan, harta duniawi, dan lain sebagainya. Sebenarnya hal ini tidak mendatangkan keuntungan sama sekali. Bahkan karena hidup yang demikian, orang mengalami ketakutan, kegelisahan, dan kesengsaraan. Dengan kata lain, sesungguhnya orang itu sudah hidup di neraka sejak sekarang ini. Sebaliknya, jika hidup dalam Tuhan, maka sejak sekarang ini juga sudah mengalami prarasa kehidupan surgawi. Dalam jaman kita ini Tuhan memberikan rahmat yang istimewa, walaupun bukan satu-satunya jalan tetapi rupanya suatu anugerah yang istimewa yaitu lewat pencurahan Roh Kudus. Melalui pencurahan Roh Kudus ini banyak orang mengalami bahwa Yesus hidup.


CARA BERJUMPA DENGAN YESUS, SUNGGUH ALLAH DAN SUNGGUH MANUSIA

Banyak cara berjumpa dengan Yesus, namun ada dua hal pokok dalam Gereja Katolik yang sebenarnya jika dihayati sungguh-sungguh, kita dapat mengalami perjumpaan dengan Yesus secara pribadi.

Pertama, Bertemu Yesus dalam Ekaristi. Yesus hadir secara istimewa di dalam sakramen Ekaristi, dalam Sakramen Mahakudus. Bila kita mengikuti Perayaan Ekaristi, pada saat imam berkata, “Inilah tubuhKu”, maka hosti kecil yang dikonsakrir bukan roti lagi, tetapi menjadi Yesus seutuhnya sebagai Allah dan manusia yang hadir di situ. Disinilah, dalam Perayaan Ekaristi, kita bisa bertemu dangan Yesus.

Maka jika kita pergi ke Gereja, dan di situ ada Sakramen Mahakudus ditahtakan atau disimpan di tabernakel, sesungguhnya kita dapat bertemu dengan-Nya sebab benar-benar Yesus sendirilah yang hadir di situ.

Kedua,untuk bertemu dengan Yesus adalah dalam doa sehari-hari. Yesus selalu hadir di hati kita, kecuali jika Yesus diusir oleh karena dosa-dosa kita. Maka sesungguhnya kita dapat berjumpa dengan Yesus yang hadir dalam hati kita melalui doa. Oleh karena itu, berdoalah untuk menemui Yesus yang senantiasa menantikan kita disana, di kedalaman lubuk hati kita.

 

PENUTUP

Sangat disayangkan banyak orang Katolik seperti ayam kelaparan di lumbung padi. Di tempat itu, banyak makanan tetapi ia tidak mengetahuinya sehingga kelaparan. Demikian juga orang Katolik yang tidak menyadari betapa mendalamnya kekayaan rohani dalam Gereja Katolik, sehingga imannya kepada Yesus semakin mendangkal dan hidup rohaninya kurang mendalam. Itulah sebabnya, betapa penting dan mendesaknya hubungan pribadi dengan Yesus. Hubungan pribadi dengan Yesus memungkinkan kita dapat berjumpa dengan-Nya.Sesungguhnya Yesus sangat rindu untuk bertemu secara pribadi dengan kita. Bahkan kerinduan Yesus itu jauh lebih besar dari apa yang dapat kita pikirkan. Yesus ingin berkomunikasi dengan kita,“Maukah kita bersahabat denganNya?

 

(Tulisan ini ditulis kembali dari kaset Homili Misa Hari Minggu, 24 Juni 2008 oleh Sr. M. Stanisla Kostka, P.Karm)