User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 
 
PENGANTAR

Abad keempat belas merupakan saat kebangkitan gerakan  spiritualitas yang mengagumkan di Jerman. Kebangkitan religius mengambil suatu bentuk mistisisme. Sebagian besar pemimpin eksponen, baik secara langsung atau tidak langsung, dibawah pengaruh seorang Dominikan yaitu Meister (atau Master) Ekckhart. Para kaum religius dan pemimpinnya menamakan diri  mereka sebagai “sahabat-sahabat Tuhan” (yang anggotanya terdiri dari kaum religius dan awam). Mereka hidup di dunia ini tanpa menjadi duniawi, juga banyak melakukan devosi kepada luka-luka Yesus, Ekaristi dan Bunda Maria juga melakukan pekerjaan-pekerjaan yang luhur. Pengajaran kelompok ini di sebarkan melalui tulisan-tulisan, kotbah-kotbah, dan melalui diskusi kelompok. Dari keseluruhan pengikut Eckhart, yang paling populer adalah Beato Henry Suso.

RIWAYAT PANGGILAN

Nama aslinya adalah Henry Von Berg, tetapi dia lebih suka dipanggil dengan nama panggilannya, Seuse, dari ibunya, seorang wanita yang sangat suci. Suso lahir di Konstance, Swiss, pada tanggal 25 Maret 1925. Pada usia tigabelas tahun ia memasuki Ordo Dominikan di Konstance, kota kelahirannya. Biara Konstance yang sangat indah ini terletak di suatu pulau dekat mulut danau, sampai saat ini masih kokoh berdiri, tetapi sekarang bangunan ini telah berubah menjadi pabrik.  Selama lima tahun dia memulai hidup rohani di biara ini. Untuk beberapa tahun dia hidup cukup ceroboh, hanya memuaskan diri dengan kesalahan dan dosa-dosa yang serius, namun di usia delapan belas tahun dia menerima apa yang digambarkan sebagai “gambaran dan penglihatan rahasia yang dikirimkan Tuhan ” yang “dengan cepat menempanya menjadi seorang manusia baru”. Ia mengalami suatu “pertobatan” batin yang luarbiasa, suatu sentuhan rahmat yang menghantar dia kepada suatu kehidupan heroik dalam doa dan pentobatan orang-orang berdosa.

Beato Henry secara mengagumkan digerakkan untuk menjadikan dirinya sebagai “hamba dari Kebijaksanaan Abadi”, yang dijalankan jauh dalam penglihatan (visiun)nya. Penghormatannya bagi Nama Kudus, cintanya yang mendalam kepada Bunda Tuhan, keseluruhan nilai religiusnya  diekspresikan olehnya dengan suatu jalan yang dinamakan “mistik”, kadangkala menyentuh, kadangkala mungkin lebih luarbiasa. Dalam semangat yang sama, ia membebankan dirinya dengan penyangkalan badan yang sangat keras, bahkan seluruh penyangkalan badan ini tidak masuk akal dan kelihatan tidak wajar. Disamping mortifikasi fisik, Henry Suso disiksa oleh penderitaan batin dalam bentuk imaginasi-imaginasi yang melawan iman dan  kesedihan mendalam. Dia mengatakan kepada dirinya:

“Setelah penderitaan yang mengerikan berlangsung selama sepuluh tahun, selama waktu itu juga dia tidak pernah melihat dirinya dalam suatu terang lain daripada sebagai seorang terkutuk, dia pergi kepada seorang guru suci, Master Eckhart, dan ia menceritakan penderitaannya. Eckhart melepaskan dan membebaskannya dari “neraka” yang sudah lama dideritanya.”

Saatnya tiba, ketika berusia empatpuluh tahun, ketika dia menghentikan seluruh mortifikasinya atau segala penyangkalan badan dan siksa diri, Tuhan menunjukkan bahwa seluruh latihan penyangkalan badan dan sebagainya yang telah diperbuat oleh Suso barulah suatu permulaan dan sekarang dia harus keluar dan mengganti arah jika ia ingin mencapai kesempurnaan. Selain membangun jiwanya sendiri, dia juga harus menyelamatkan jiwa orang lain.

MASA STUDI DAN KARIR

Setelah menyelesaikan studi teologinya di Konstance, ia pergi ke Cologne pada tahun 1324 untuk memulai karirnya di bawah bimbingan Eckhart, sang pembimbing ini sungguh mempengaruhi kehidupan rohani dan ajaran Suso secara mendalam. Suso adalah seorang siswa yang terkemuka di Cologne, dan sekarang dia mulai keluar untuk berkotbah dan mengajar, membagikan apa yang telah dipelajarinya.

SEORANG PENULIS

Pada tahun 1326, Suso kembali ke Konstance untuk mengajar teologi di sekolah biara Dominikan. Dalam kurun waktu ini, dia mulai banyak menulis tentang mistisisme.  Dalam bukunya, “Buku Kecil tentang Kebenaran”, Suso memaparkan mistisisme secara teoritis dan tegas membela ajaran Eckhart. Dalam buku ini dia menunjukkan kesetiaanya kepada Eckhart sekaligus berusaha membenarkan dirinya terhadap tuduhan-tuduhan orang kepadanya.

Suso meningalkan beberapa buku devosional yang sangat indah, salah satunya, The Book of Eternal Wisdom (Buku Kebijaksanaan Abadi). Yang sangat terkenal pada masa jaman pertengahan (merupakan karya terindah dari Mistisisme Jerman), Beato Henri menuliskan percakapan-percakapan rohaninya dengan Kristus, juga dituliskan tentang devosi kepada luka-luka Yesus, kepada nama Yesus, kepada Maria, dan kepada Ekaristi. Buku ini juga diterjemahkan dalam bahasa latin olehnya dengan judul Horologium Sapientiae (Jam Kebijaksanaan).

Otobiografinya ditulis oleh saudari spiritualnya, Elizabeth Stagel, dari Biara Dominikan Töss, dekat Winterthur. Dalam bukunya ini direkam beberapa dari peristiwa ketika tudung di antara dunia ini dan dunia lain diangkat baginya. Tidak hanya visiun tentang Tuhan kita, Perawan Terberkati dan para santo-santa, tetapi banyak diantara mereka menampakkan dirinya setelah mereka meninggal. Contohnya seperti: orang tuanya, Elizabeth Stagel dan Eckhart guru yang dikasihinya, yang dilihat Suso berada dalam kemuliaan. Untuk menjawab pertanyaan Suso, bagaimana cara untuk memperoleh kebahagiaan abadi? sang guru menjawab: “Melalui pelepasan yang sempurna untuk mati bagi diri sendiri, untuk menerima segala sesuatu dari Tuhan, dan tetap sabar dengan seluruh manusia, bagaimanapun brutal atau kasarnya mereka. Bukunya yang lain, “Kehidupan”, dituliskan tentang percakapan-percakapan rohani dengan Elisabeth Stagel, yang merupakan murid rohaninya (Buku tentang kisah sebuah jiwa). Ajaran beato Suso hangat, personal dan lembut. Dia mengajar selama kurang lebih tigapuluh tujuh tahun dan  mempertobatkan banyak pendosa juga melakukan banyak mukjizat.

SEORANG YANG KUDUS

Pada suatu kesempatan, ketika sedang berbicara di Cologne, para anggota konggregasinya terpesona melihat wajah Suso bercahaya seperti matahari. Walaupun masalah selalu mengikutinya kemanapun ia pergi. Diantaranya: tuduhan sebagai pencuri dan melakukan sakrilegi, diwaktu lain dia disangka meracuni, dan di tempat lain dia dituduh membuat mukjizat palsu untuk memasyurkan namanya sendiri. Kakaknya Suso, seorang suster, jatuh dalam dosa yang menyedihkan dan melarikan diri dari biara. Suso tidak pernah beristirahat sampai ia menemukan sang kakak yang dicintainya. Setelah itu ia membawa kembali dia dalam pertobatan dan menempatkannya dia di dalam suatu komunitas yang lain, sehingga di komunitas yang baru inilah sang kakak meninggal dengan suci.

Usaha lainnya yang dilakukan Suso adalah memenangkan kembali jiwa seorang wanita yang sudah berbuat salah dan kemudian berubah sama sekali. Seorang pendosa yang menempatkan diri di bawah bimbingannya dipimpin untuk memasuki suatu kehidupan yang lebih baik, tetapi ketika Suso menemukan bahwa dia melanjutkan “jalan setannya” dia menolak derma untuk melanjutkan bimbingannya itu. Wanita itu membalas dendam dan menuduh Suso sebagai ayah dari anak yang dikandungnya, dan kelihatannya tuduhannya dipercayai. Mungkin tindakan belas kasihnya yang memperkuat tuduhan itu, ketika seorang membawakannya bayi yang di tolak dan ditelantarkan oleh ibunya, Suso menerimanya dengan penuh cintakasih dan mengadopsinya, sampai Suso dapat menemukan sebuah rumah yang sesuai. Dalam memandang masalah ini Romo Jenderal serikatnya mengadakan penyelidikan terhadap kasus ini, dan pada akhirnya kebenaran ditemukan, sehingga nama baik  Henri Suso dipulihkan kembali.

KARYA-KARYA BEATO HENRI
 
Beato Henri membaktikan seluruh hidupnya dalam karya pewartaan Sabda dan bimbingan rohani bagi kaum religius dan umat awam. Dia juga memperoleh banyak karunia rohani dari Tuhan. Dengan bantuan mistikus Yohanes Tauler dan Henry dari Nordlingen, yang merupakan sahabat Suso, dia mengujungi banyak biara suster-suster Dominikan di Swiss dan Belanda untuk memberikan bimbingan rohani. Sebagai penghargaan atas bakat dan pengalamannya, Suso dipilih sebagai pemimpin serikat religius “Sahabat-sahabat Allah”. Tujuan serikat ini adalah untuk mendalami bentuk kehidupan rohani yang lebih mendalam.

Pada tahun 1343-1344 waktu biaranya dililit hutang, Suso terpilih sebagai Prior (pimpinan biara). Selain mencari uang dengan cara mengemis atau meminjam, dia mengadakan Misa Khusus untuk menghormati St. Dominikus, kepercayaan kepada St. Dominikus ini yang berjanji tidak pernah mengabaikan anaknya. Pastor yang lain mengeluh: “Prior ini pasti gila. Apakah dia pikir Tuhan akan mengirimkan makanan dan minuman dari surga?” Ketika Beato Henry masih berdiri di koor, dalam pikirannya, dia dipanggil keluar untuk menerima hadiah duapuluh pondsterling. Dalam masa kepemimpinan Beato Henry ini, dia tidak hanya berhasil melunasi seluruh hutang-hutang biara, tetapi juga biara tidak pernah kekurangan persediaan ataupun kelaparan.

AKHIR HIDUP

Henry tinggal di pengasingan Dieesenhofen karena menolak mendukung Kaisar Louis dari Bavaria. Pada tahun 1349 dia kirim ke Ulm untuk mewartakan dan membimbing umat dan rohaniwan-rohaniwati yang ada di sana. Suso meninggal di Ulm, pada tanggal 25 Januari 1365, dan dimakamkan di Biara Dominikan. Dua ratus limapuluh tahun kemudian makamnya digali oleh seorang pekerja dan jasadnya ditemukan masih utuh, mengenakan jubah Dominikan.

 
Sumber:
Butler’s Lives of the Saints Vol. I, Orang Kudus sepanjang tahun dan berbagai sumber lainnya.
www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting