Hidup kristen dalam abad ke-20 ini ditandal dengan bangkitnya kembali Pentakosta seperti pada zaman para rasul. Pembaruan ini berkembang begitu pesat dalam gereja-gereja Pentakosta selama setengah abad ini. Kemudian mulai menyebar ke dalam gereja-gereja Protestan, lalu gereja-gereja Anglikan pada tahun limapuluhan, hingga akhirnya masuk ke dalam Gereja Katolik sekitar akhir tahun enam-puluhan. Dibandingkan gereja-gereja yang lain, perkembangan pembaruan ini dalam Gereja Katolik dan gereja-gereja Pentekosta jauh lebih pesat.
Pembaruan Karismatik - begitulah gerakan ini disebut dalam Gereja Katolik - dalam Gereja Katolik mendekati Pentekosta pada zaman Gereja awali dan umat Katolik yang mengalaminya, kemudian berbicara tentang pengalaman akan Roh Kudus, sebagaimana yang dialami oleh para saudara dan Gereja Pentakosta. Mereka berbicara berdasarkan pengalaman atas kejadian penting yang mereka sebut dengan istilah dibaptis dalam Roh atau pencurahan Roh dan juga dan Semua penjelasan berdasarkan ayat-ayat Kitab Suci mengenai pengalaman tersebut.
Pembaptisan dalam Roh merupakan saat terpenting yang kedua dalam pengalaman hidup kekristenan setelah pembaptisan air yang telah dilakukan selama berabad-abad. Pembaptisan air ditandai dengan pertobatan, berpaling kepada Kristus, dan regenerasi umat, tetapi tidak ditandai dengan kepenuhan hidup dalam Roh. Kepenuhan ini datang melalui pembaptisan Roh. Bukti dan penerimaannya seringkali ditandai dengan munculnya manifestasi Roh, khususnya bahasa lidah (umumnya disebut bahasa Roh).
Dalam tradisi Gereja Katolik, sekalipun dimengerti bahwa Roh Kudus telah diberikan saat pembaptisan, Sakramen Krisma selalu dihubungkan sebagai pemberian karunia yang nyata dan Roh. Beberapa contoh dalam teks Kitab Suci yang digunakan untuk menunjang Sakramen Krisma juga digunakan dalam Pembaruan Karismatik sebagai dasar pembaptisan dalam Roh. Pembaptisan dalam Roh sebagai pembaptisan yang kedua dan yang mewujudkan bukti yang paling nyata dan permulaan kepenuhan hidup Kristen.