Print
Hits: 4121
Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 


"Mengalami Kehadiran Allah di Padang Gurun"

 

Saudara-saudari terkasih,

Pada hari Minggu Prapaskah I ini kita bertemu Yesus, yang setelah dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan (bdk. Mrk 1:9) mengalami pencobaan di padang gurun (bdk. Mrk 1:12-13). Narasi Santo Markus yang singkat tidak menampilkan rincian kisah yang dapat kita baca pada Injil Matius dan Lukas. Padang gurun memiliki berbagai makna. Padang gurun dapat menunjukkan keadaan ditinggalkan dan kesendirian, suatu “tempat” kelemahan manusia, tanpa dukungan dan keamanan, keadaan dimana godaan menjadi semakin kuat.

Namun, padang gurun juga dapat menjadi tempat pengungsian dan perlindungan- sebagaimana yang dialami oleh umat Israel yang melarikan diri dari perbudakan di Mesir dan di padang gurun mereka dapat mengalami kehadiran Allah secara istimewa. Yesus “ada di padang gurun selama 40 hari, dan digoda oleh setan” (bdk. Mrk 1:13). S. Leo Agung mengatakan bahwa “Tuhan ingin menderita serangan dari si penggoda supaya Ia dapat membela kita dengan bantuan-Nya dan mengajar kita dengan teladan-Nya (Tractatus XXXIX,3 De ieiunio quadragesimae: CCL 138/A, Turnholti 1973, 214-215).

Apa yang dapat kita pelajari dari kisah ini? Sebagai kita baca dari buku Mengikuti Jejak Kristus, “Tidak ada seorang pun yang seluruhnya bebas dari godaan selama hidupnya… tetapi melalui perjuangan dan kerendahan hati sejati kita menjadi lebih kuat dari seluruh musuh kita” (Liber I, c. XIII, Vatican City 1982, 37), daya tahan dan kerendahan hati untuk mengikuti Tuhan hari demi hari, belajar untuk tidak membangun hidup kita di luar Dia dan bersikap seolah-olah Ia tidak ada, tetapi membangun hidup kita di dalam Dia dan bersama Dia, karena Dialah sumber hidup yang sejati.

Godaan untuk menyingkirkan Allah, untuk merancang segala sesuatu dalam diri kita dan dunia kita berdasarkan kekuatan diri kita sendiri, merupakan godaan yang selalu ada sepanjang sejarah manusia. Yesus menyatakan bahwa “waktunya telah genap, dan kerajaan Allah sudah dekat” (Mrk 1:15). Dia mewartakan bahwa di dalam diri-Nya sesuatu yang baru telah terjadi: Allah berpaling kepada manusia dengan cara yang tak terduga, dengan suatu kedekatan yang unik, yang dapat dirasakan dengan indera kita; kedekatan yang penuh cinta; Allah sudah menjadi daging dan memasuki dunia manusia untuk memikul dosa kita, untuk menaklukkan kejahatan dan mengangkat pria dan wanita ke dalam dunia Allah.

Namun, pewartaan ini disertai suatu permintaan untuk menekankan sifat anugerah yang besar ini. Maka Yesus menambahkan, “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” (Mrk 1:15). Hal ini merupakan undangan untuk memiliki iman kepada Allah dan untuk mengubah jalan tindakan dan pikiran kita kepada kebaikan setiap harinya. Masa Prapaskah merupakan saat yang tepat untuk memperbarui dan memperdalam hubungan kita dengan Allah melalui doa-doa harian, tindakan silih dan karya kasih persaudaraan.

Marilah kita memohon kepada Bunda Maria yang amat suci untuk menemani kita dalam perjalanan Prapaskah ini dengan perlindungannya dan agar ia menolong kita untuk meresapkan sabda Yesus Kristus dalam hati dan hidup kita agar kita dapat berbalik kepada-Nya. Sebagai tambahan, saya mempercayakan pekan Latihan Rohani saya dan rekan-rekan kerja saya di Kuria Roma, yang akan dimulai sore ini, ke dalam doa-doa kalian.


Setelah Angelus Paus berkata:

Dengan senang hati saya menyapa para pengunjung dan peziarah berbahasa Inggris yang hadir dalam doa ini. Pada hari-hari pertama masa Prapaskah ini saya mengundang anda untuk menyelami semangat masa suci ini melalui doa, puasa dan amal. Semoga Tuhan menyertai usaha-usaha kita ini, sehingga pada akhir masa Prapaskah kita dapat dengan pantas merayakan kemenangan-Nya di salib. Allah memberkati kalian semua dengan melimpah! Saya mengharapkan hari Minggu kalian menyenangkan. (Diterjemahkan oleh Sdr. Daniel Pane).