User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

Perlahan namun pasti, aku mengevaluasi kegagalanku kemarin. Dan, aku mulai bangkit seperti yang dulu lagi. Aku begitu bersemangat untuk mengejar impianku dalam berkarier di perusahaan besar. Namun, ada satu momenpamanku kembali menawarkan pekerjaan dan aku menolaknya secara halus—di mana aku merasa kecewa dengan perkataan pamanku: “Suka-suka kamulah! Om sudah tidak mau tahu lagi dengan nasibmu!

Mendengar perkataan tersebut, aku berkata pada diriku bahwa Tuhan Yesus Mahamurah dan Mahapengampun. Manusia sama sekali tidak memiliki kuasa di dalam hidupku. Manusia boleh merendahkan aku, tetapi Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkanku. Hanya perkataan-Nyalah yang memiliki kuasa terhadapku. Meskipun aku gagal pada kesempatan pertama, aku yakin bahwa aku masih layak untuk mendapatkan kesempatan kedua.

Setiap hari aku berdoa. Aku mencari Tuhan Yesus dengan segenap hatiku. Namun, uang tabunganku semakin lama semakin habis. Aku begitu ketakutan dan khawatir kalau aku tidak mendapatkan kesempatan kedua dari Tuhan Yesus atau kalau tabunganku habis sebelum mendapatkan pekerjaan. Hari demi hari, aku semakin mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus dengan membaca Alkitab dan merenungkan semua firman-Nya untuk menguatkan langkahku. aku berdoa dengan tidak jemu setiap harinya. Namun, masih ada kalanya di mana aku merasa ingin menyerah karena aku merasa tidak ada pintu terbuka bagiku untuk menebus kegagalanku yang kemarin. Tetapi, aku tidak mau kalah dengan pergumulanku. Aku berusaha untuk selalu memegang firman-Nya yang menguatkan. Aku percaya bahwa tidak ada yang mustahil bagi-Nya dan tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya.

Sejak bulan Februari 2016 sampai bulan Juli 2016, aku tidak memiliki kegiatan apa-apa dan cenderung jarang keluar rumah karena merasa malu pada orang-orang di sekitarku dan juga untuk berhemat agar tabunganku tidak cepat habis (setiap bulan aku harus membayar cicilan mobil orang tuaku).  Waktu terasa begitu lama dan berat. Tetapi, waktu yang lama itu membuatku semakin dekat dengan-Nya, mengenal pribadi Tuhan Yesus, dan semakin mengandalkan-Nya.

Aku yakin bahwa di dalam masa penantian yang lama itu, Tuhan memprosesku dengan ajaran-Nya, Ia membentuk karakter dan pribadiku agar menjadi lebih tangguh dan bijaksana. Tuhan begitu sayang padaku sehingga Ia tidak mau melihatku gagal untuk yang kedua kalinya. Tuhan selalu memberikanku kekuatan untuk bertahan dan bersabar di saat aku merasa sudah sampai pada batas kekuatanku. Tuhan Yesus mau membuang seluruh sifat jelekku yang tidak berkenan di hadapan-Nya.

Waktu enam bulan menganggur ini kupakai untuk mengenal Tuhan Yesus secara pribadi. Selama aku hidup sebagai orang Katolik sejak lahir, aku menganggap bahwa diriku adalah seorang Katolik yang cukup taat hanya dengan menghadiri perayaan Ekaristi setiap hari Minggu. Akan tetapi, aku salah besar! Menjadi seorang Katolik tidaklah cukup hanya dengan menghadiri perayaan Ekaristi, tetapi juga harus rajin membaca surat-surat cinta-Nya yang dituangkan dalam Alkitab. Aku tersentuh oleh teman-temanku dari agama Kristen lainnya yang rajin membaca Alkitab, bahkan banyak mengetahui dan selalu memegang teguh firman-Nya di saat badai kehidupan menghadang. Terkadang aku malu melihat diriku yang merasa sudah menjadi Katolik yang taat, padahal sekali pun belum pernah membaca Alkitab (mungkin terakhir kali sewaktu masih di bangku sekolah karena aku sekolah di sekolah Katolik).

Setiap hari aku mulai rajin membaca dan merenungankan firman-Nya. Di saat aku mulai diserang ketakutan atau kekhawatiran, aku kembali pada firman-Nya. Oleh karena firman-Nya itulah, maka aku dapat bertahan. Aku merasa memiliki hubungan yang begitu intim sekali dengan Bapaku sendiri. Tidak pernah aku merasa sedekat ini dengan Tuhan Yesus seumur hidupku.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting