User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

Kegiatanku setiap hari di kantor adalah awal mula aku mengelilingi mesin-mesin produksi, mengecek hasil produksi apakah cacat atau tidak, mengecek mesin yang beroperasi apakah berjalan dengan baik atau tidak, kemudian mengecek hasil perakitan mainan-mainan. Belum lagi harus bersiap untuk menenangkan buruh-buruh yang suka memprovokasi. Bagiku, pekerjaan ini tidak bisa mengembangkan kemampuanku secara teknis dari sisi keuangan. Aku merasa pendidikan yang kupelajari di bangku kuliah tidak ada artinya.

Hal ini membuat aku selalu bergumul hebat karena aku masih ingin menggapai impianku dan aku tidak memiliki minat sama sekali terhadap dunia mainan ini. Hati nuraniku tidak bisa dibohongi sama sekali. Akhirnya, pada tanggal 1 Juni 2015 aku mengambil keputusan untuk mengundurkan diri. Aku menghadap pamanku dan menjelaskan alasanku mengundurkan diri. Pamanku mengizinkan aku untuk mencari pekerjaan baru, namun aku diminta untuk tetap bekerja di sana selagi aku belum mendapatkan pekerjaan baru, sambil memberi waktu juga kepada perusahaan untuk mencari penggantiku. Setelah itu aku mulai menebar CV (Curriculum Vitae, red.) ke beberapa perusahaan.

Setelah berusaha mencari pekerjaan lewat teman, website, bahkan job fair berkali-kali, namun aku belum mendapatkan pekerjaan juga. Sungguh sebuah perjuangan yang luar biasa. Beberapa kali aku sempat putus asa. Akan tetapi, aku senantiasa berdoa kepada Tuhan Yesus dan mulai belajar untuk melibatkan Bunda Maria melalui doa Novena. Mulai tanggal 1 Desember 2015, aku diterima bekerja di salah satu anak perusahaan besar di Indonesia. Aku merasa bangga sekali bisa bekerja di sini. Aku merasa mimpiku sudah terwujud dan aku sudah tidak sabar untuk memulai petualanganku di sini.

Ketika mulai bekerja di sini, aku baru menyadari bahwa ternyata aku ini begitu lemah. Setiap hari aku stres hebat karena lingkungan baru yang kurang nyaman bagiku. Selain itu, usahaku untuk selalu aktif bertanya dan meminta pekerjaan, selalu diacuhkan oleh atasanku. Aku ingin aktif membantu, tetapi aku selalu dihadapkan dengan penolakan. Dan, ini membuatku tertekan karena aku seperti makan gaji buta dan tidak melakukan apa pun. Aku telah keluar dari zona nyaman yang selama ini aku dapatkan di tempat kerja pamanku, tetapi aku gagal beradaptasi dengan lingkungan baruku. Aku betul-betul depresi dengan lingkungan yang tidak nyaman ini. Penolakan demi penolakan membuat aku frustrasi. Akhirnya, aku hanya bekerja selama dua bulan saja di perusahaan tersebut.

Selama dua bulan itu, aku sama sekali tidak bisa tidur dengan nyenyak. Aku begitu putus asa. Ketika aku sudah bersusah payah mendapatkan pekerjaan yang kuinginkan, ternyata aku gagal total di situ. Aku tidak menyangka bahwa impianku hancur begitu saja dalam sekejap. Aku tidak ingin kembali bekerja di perusahaan pamanku, tetapi di sisi lain, aku gagal total di perusahaan tersebut. Aku merasa putus asa dan kebingungan layaknya orang yang tidak tahu arah sama sekali.

Sejak Februari 2016, aku sudah resmi mengganggur. Hatiku begitu gelisah, tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah aku kembali bekerja dengan pamanku yang sudah jelas-jelas bukan duniaku? Ataukah aku mencari pekerjaan lagi di tempat yang lain? Awalnya aku ragu untuk mencari pekerjaan di tempat yang lain karena aku khawatir akan gagal kembali. Namun, aku juga berpikir tidak mau menjadi pecundang dan kembali bekerja dengan pamanku dengan alasan karena telah gagal di perusahaan terakhir. Akhirnya, aku mengambil keputusan untuk mencoba kembali mencari pekerjaan. Kali ini aku mencari pekerjaan di bidang perbankan atau pun kantor konsultan pajak sebab aku sempat mengambil kursus brevet selama bulan Oktober 2015 sampai Februari 2016.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting