Print
Category: Berita
Hits: 4299
Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

Gereja Tidak Memerlukan Para Birokrat, Tetapi Para Misionaris yang Bersemangat

Paus Fransiskus mengutip perkataan Yesus, “Aku datang untuk membawa api ke bumi dan bagaimana aku berharap api itu telah menyala!” Paus Fransiskus mengatakan bahwa Kristus ingin Roh Kudus “membakar hati kita dan membuat kita mampu untuk mencintai.” Api Roh ini memiliki daya kreatif yang memurnikan dan memperbarui… api Roh ini membakar setiap kesengsaraan manusia, setiap egoisme, setiap dosa, api ini mengubah kita dari dalam dan menghidupkan kita kembali.

Paus menjelaskan bahwa jika kita membuka diri sepenuhnya terhadap karya Roh Kudus, maka Ia akan memberi kita keberanian dan semangat untuk mewartakan Yesus serta pesan rahmat dan keselamatan-Nya yang menghibur bagi semua orang, membawa kita ke lautan lepas tanpa rasa takut. Namun api itu bermula di dalam hati kita.

Dalam menjalankan misinya di dunia, Paus menekankan bahwa Gereja memerlukan pertolongan Roh Kudus agar tidak ditahan oleh ketakutan dan perhitungan, agar tidak membiasakan diri untuk berjalan dalam zona aman. Paus memperingatkan bahwa dua sikap ini membawa Gereja untuk menjadi Gereja yang administratif atau birokratif yang tidak pernah mengambil risiko.

Sebaliknya, keberanian apostolik yang Roh Kudus nyalakan dalam diri kita itu seperti api yang membantu kita untuk mengatasi segala halangan dan hambatan. Roh Kudus membuat kita kreatif dan memacu kita untuk maju, melakukan perjalanan sepanjang jalan-jalan yang belum pernah dieksplorasi atau jalan-jalan yang tidak nyaman, memberikan bantuan kepada siapa pun yang kita jumpai.

Sekarang, lebih daripada sebelumnya, ada suatu kebutuhan bagi para imam, para religius, dan kaum awam kristiani untuk berbelas kasih dan menjangkau seperti tetangga yang baik kepada yang lain, yaitu mereka yang menderita, yang membutuhkan, yang memiliki banyak penderitaan dan masalah, serta para pengungsi.

Menunjuk pada contoh para imam, biarawan-biarawati, dan kaum awam yang mewartakan Injil ke seluruh dunia dengan cinta yang besar dan kesetiaan, terkadang mempertaruhkan hidup mereka sendiri, Paus Fransiskus mengatakan, “Teladan kehidupan mereka mengingatkan kita bahwa Gereja tidak memerlukan para birokrat dan para pekerja kantoran yang rajin, tetapi para misionaris yang bersemangat untuk membawa semua orang pada sabda Kristus yang menghibur.”

Ini adalah api Roh Kudus. Apabila Gereja tidak menerima api ini dan tidak membiarkannya untuk masuk ke dalam, maka Gereja akan menjadi dingin atau suam-suam kuku. Gereja tidak mampu memberikan kehidupan karena terdiri dari orang-orang Kristen yang dingin dan suam-suam kuku. Oleh karena itu, Paus mendorong para pendengarnya untuk merenungkan apakah hati mereka mampu menerima api Roh ini.

Paus menutup renungan Angelusnya dengan beralih kepada Santa Perawan Maria dan meminta doanya untuk menghangatkan hati kita dengan api ilahi ini. Memperhatikan bahwa hari Minggu ini adalah hari peringatan S. Maksimilianus Kolbe, martir cinta kasih, maka Paus mengatakan bahwa teladannya mengajarkan kita untuk merangkul “api cinta kepada Allah dan sesama”.

Dalam pidato singkatnya setelah mendoakan Doa Angelus, Paus Fransiskus memberi salam kepada berbagai kelompok peziarah yang hadir dan mendorong pendengarnya agar melakukan upaya untuk selalu memaafkan (orang lain) dan memiliki hati yang penuh belas kasih.

(dari Radio Vatikan)