User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

“…..Tubuhmu adalah Bait Roh Kudus yang diam didalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri”(1 Kor 6:19).

 

Melepaskan diri dari kecanduan dan kebiasaan yang jelek, sungguh-sungguh membutuhkan suatu perjuangan. Kalau perjuangan itu hanya mengandalkan kekuatan manusia, mustahillah akan lepas dari padanya. Kita membutuhkan pertolongan yang lebih kuat dari diri kita sendiri yaitu Tuhan Yesus. Tuhan Yesuslah yang membebaskan saya dari ketergantungan akan minuman keras dan rokok.

Kalau orang mempunyai problem dan masalah berat, pastilah mencari jalan pintas untuk ‘melegahkan atau membebaskan’ diri. Tawaran si iblis adalah jalan pintas itu. Iblis menawarkan hal-hal yang kelihatannya ‘enak dan nikmat’ namun pada akhirnya ia mengikat kita.

Sepuluh tahun yang lalu kira-kira tahun 1990-an, saya mulai kecanduan terhadap minuman keras yang beralkohol tinggi yaitu sekitar 45%. Mengapa saya kecanduan? Seperti yang telah saya katakan diatas, waktu itu saya mempunyai problem berat dalam pekerjaan dan usaha saya. Sejak itu, saya jatuh dalam minuman keras dan hampir setiap hari saya mengkonsumsinya baik di tempat kerja maupun di rumah. Seringkali saya kemabukkan dan saat saya mengalami itu, anak-anak saya ketakutan. Keluarga saya sangat menderita karena ulah saya sebagai pemabuk dan peminum. Di rumah selalu ada ketegangan. Saat itu saya merasa terikat dan sulit melepaskan minuman dan tidak terpikirkan sedikitpun untuk meninggalkannya. Saya berpikir, percuma kalau saya tinggalkan dan akhirnya membuat saya lebih menderita karena tidak minum. Karena saya sudah kecanduan berat, maka ke mana saja saya pergi selalu membawa minuman. Supaya tidak ketahuan orang, biasanya saya masukan dalam botol aqua.

Pada tahun 1996, ada seorang teman saya yang baik mengajak saya untuk mengikuti retret di Lembah Karmel. Ia memberitahukan hal itu sebulan sebelumnya. Waktu itu, saya hanya menjawab, ya saja. Tetapi dalam hati, saya tidak mau ikut retret. Apa itu retret, bagi saya tidak ada artinya, sebab saya tidak tahu apa itu retret. Akan tetapi rupanya waktu sebulan itu tidak terasa. Tiga hari sebelum retret, teman saya menelpon bahwa akan jadi berangkat, dan saya berangkat bersama dengan si A, si B dan si C, teman-teman kami yang stres. Waktu itu saya tidak dapat menolak lagi. Dalam hati saya berontak dan tidak mau berangkat. Akhirnya terpaksa saya berangkat. Setelah tiba di Lembah Karmel, saya tidak mengikuti retret dengan serius. Dalam hati saya mengatakan, buat apa orang ini tepuk tangan, saat adorasi pakai menangis segala. Saat retret saya cuek, saya sangat menderita saat itu. Gara-gara teman saya, saya lupa membawa minuman. Selama acara berlangsung, saya keluar-masuk terus, saya tidak bisa tenang. Saat pengakuan dosa, saya keluar dan tidak mengikuti pengakuan dosa dan waktu didoakan Pencurahan Roh, saya tidak merasakan apa-apa, biasa saja.

Keesokan harinya, pada hari Minggu, ada misa penyembuhan yang dipimpin oleh Romo Yohanes. Saat doa-doa, ada sabda pengetahuan dari Romo yang mengatakan, “Di sini ada seorang bapak yang terikat akan minuman keras, saat ini, Tuhan telah melepaskan dia, bersyukurlah kepada Tuhan.” Saat Romo mengatakan demikian, badan saya terasa panas sekali, hati saya berdebar sampai saya mengeluarkan air mata dan menangis sepanjang doa-doa itu. saya merasa kecil sekali di hadapan Tuhan dan saya sungguh menyesal kepada-Nya. Saya telah melakukan kesombongan dan merasa lebih baik, lebih kuat dan sering mengandalkan kekuatan sendiri. Roh Kudus menjamah saya saat misa penyembuhan itu. Sepanjang umur hidup saya, pada saat itulah saya disadarkan Tuhan, apa yang saya anggap benar dan baik di mata dunia, rupanya suatu kejijikan di mata Tuhan. Setelah saya dijamah Tuhan, saya merasakan suatu sukacita yang begitu besar. Saya belum mengalami seperti itu sepanjang hidup saya. Tuhan mulai berkarya dalam diri saya. Itulah awal dari kisah pertobatan saya.

Saat saya pulang dari Lembah Karmel, sepanjang jalan saya memutar kaset rohani untuk pertama kali, karena sukacita yang saya alami. Sampai di rumah, saya masih ingat minuman saya sisa satu botol lagi dalam kulkas. Saya harus menghabiskannya…, demikian suara hati saya pada saat itu, mendorong saya untuk minum lagi dan menghabiskannya. Setelah saya minum, saya setengah mabuk atau teler, ada dorongan dari hati, untuk berdoa kepada Tuhan. Dalam ketidaksadaran itu, saya mohon kepada Tuhan. Saya kira, itulah doa pertama yang saya lakukan. Saya katakan, “Tuhan lepaskan saya dari kuasa si setan ini, saya sudah merasa bosan terikat terus, lepaskanlah saya Tuhan,….lepaskanlah saya. Pada waktu itu, saya benar-benar mengalami perjuangan antara dorongan dari Tuhan yaitu Roh Kudus, dan dorongan si iblis yang tidak senang dengan saya yang mau melepaskan diri dari minuman keras. Rupanya doa saya didengar Tuhan walaupun saya berada dalam keadaan setengah mabuk. Ketika itu, ada sisa sedikit dalam gelas minum, lalu saya katakan kepada isteri dan anak-anak saya, “Inilah gelas terakhir bagi saya untuk meminum minuman keras ini.” Saya mengatakan hal itu kepada mereka pada malam tanggal 15 Mei 1996. Puji Tuhan, sejak saat itulah Tuhan melalui kuasa Roh Kudus melepaskan saya dari minuman keras. Tuhan mendengarkan doa saya dan melihat perjuangan saya, Dia benar-benar mengasihi saya. Dia telah melepaskan saya, karena Dia tahu bahwa tubuh saya merupakan Bait Roh Kudus, yang telah diterima pada saat Pencurahan Roh, walaupun saya tidak sadar apa yang telah saya terima saat doa Pencurahan Roh di Lembah Karmel.

Akhirnya, Ia menyadarkan saya pada hari Minggu waktu Misa penyembuhan. Setelah pulang dari Lembah Karmel, pada malam harinya, Dia telah bekerja untuk melepaskan saya dari kecanduan akan minuman keras yang beralkohol tinggi (45%). Puji Tuhan, Ia membersihkan hati saya, sehingga saya bisa berdoa, menyanyikan lagu rohani dan memuji Tuhan serta bersyukur kepada-Nya. Tidak seperti ketika saya masih terikat, hati saya tidak bisa tenang, gelisah dan takut serta selalu curiga. Kalau tidak minum dalam lima menit saja, saya mengalami muntah-muntah karena sudah kecanduan berat sekali.

Setelah saya terlepas dari minuman, saya merasa tidak ingat lagi bahwa saya itu peminum. Tidak ingat sama sekali dan tidak ada minat untuk menyentuhnya lagi. Saya benar-benar mengalami suatu kehidupan baru setelah saya mengikuti retret awal di Lembah Karmel. Setelah saya dilepaskan pada malam itu, saya terdorong untuk membuka almari dan yang saya ambil adalah Kitab Suci. Itulah pertama kali saya memegang Kitab Suci. Kemudian saya membuka Kitab Suci itu yang rupanya sudah lama disimpan, sehinga penuh dengan debu, kemudian saya membersihkannya. Setelah saya membersihkannya, saya membukanya dan saya asal buka saja. Rupanya yang saya buka itu adalah injil Matius, tentang “upah orang yang mengikut Kristus”(Mat 19:27-29). Kalau tidak salah, Petrus berkata kepada Yesus: “Tuhan kami telah meninggalkan segala-galanya; isteri, anak-anak, apakah yang akan kami peroleh dalam mengikuti Engkau?” Lalu Tuhan Yesus menjawab: “Siapa yang mengikut Aku dan menuruti firman-ku, Aku akan memberikan seratus kali lipat waktu sekarang dan waktu yang akan datang.” Itulah awal saya membaca Kitab Suci. Saya membaca Kitab Suci dari pukul 22.00 malam sampai pukul 05.00 pagi. Sepanjang malam itu, saya membacanya terus. Dan bukan untuk saya membanggakan diri, Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru sudah saya baca semuanya. Saya bersyukur karena saya mencintai Kitab Suci sampai sekarang. Tuhan menyembuhkan rohani saya, saya disembuhkan dari segalanya. Hubungan saya dengan keluarga baik; dengan isteri maupun dengan anak-anak menjadi harmonis dan bahagia. Tuhan bekerja dalam hidup saya sehingga saya tidak merasa takut lagi.

Tuhan juga menyembuhkan dan melepaskan saya dari kebiasaan merokok. Ketika saya membolak-balik Kitab Suci, membaca dan merenungkannya, Tuhan mengatakan dalam hati saya, “Sebaiknya rokok yang masih saya isap harus dibuang.” Saya merasa berat sekali untuk melepaskan rokok itu. saya mencoba dengan kekuatan saya untuk melepaskannya tetapi sangat sulit sekali, apalagi melihat teman-teman yang masih merokok, saya masih tergoda terus. Saya terus membaca Kitab Suci dan saya menemukan ayat yang mengatakan: “ Tubuhmu adalah Bait Roh Kudus yang diam didalam kamu.” Berarti Tuhan Yesus berada dalam tubuh saya, kalau saya merokok berarti membakar Yesus yang ada dalam hati saya. Ini berarti saya melakukan dosa. Tubuh adalah Bait Suci, tempat tinggal Tuhan, di sanalah Dia bertahta. Melalui ayat itu, saya menemukan kuncinya, bahwa selama ini saya mencemari Bait Suci itu dengan asap rokok. Puji Tuhan, sejak saat itu, saya berhenti sama sekali merokok. Dahulu kalau ada teman atau orang lain yang merokok, saya masih tergoda, tetapi sekarang, cium asap rokok saja hidung saya terasa tersumbat atau buntu. Saya dilepaskan dari keterikatan saya akan rokok, setahun setelah saya lepas dari minuman keras. Puji Tuhan, Ia mengasihi saya.

Bagi teman-teman yang peminum dan perokok atau kecanduan apapun juga, janganlah mengandalkan diri sendiri kalau mau dilepaskan atau bebas dari keterikatan atau kecanduan itu. Hanya satu jalan dan cara yang sangat ampuh, “Datanglah kepada Yesus”, Yesus sanggup melepaskan dan menyembuhkan. Saya kira, dari pengalaman saya, hanya Tuhan Yesus yang bisa melepaskan kita dari ketergantungan dan keterikatan akan segala kacanduan apapun bentuknya. “Yesus sanggup melepaskan dan menyembuhkan kita.”

Semoga kesaksian saya ini, bisa berguna bagi para pembaca lainnya. Doa saya, semoga anda yang kecanduan, bisa mengalami hal yang sama seperti yang telah saya alami yaitu lepas dan sembuh. Terima kasih Tuhan Yesus, terpujilah Engkau selama-lamanya. Terima kasih juga kepada Romo Yohanes, para frater CSE dan suster Putri Karmel di Lembah Karmel, karena melalui hamba-hamba-Nya ini, saya boleh mengalami kasih Tuhan.

 

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting