User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Syukur bagi-Mu Tuhan karena kekal abadi kasih setia-Mu. Terima kasih berlimpah untuk Pertapaan Shanti Bhuana, untuk para frater dan suster karena di tempat ini saya dapat menemukan apa artinya hidup di hadirat Allah dalam keheningan. Di tengah hiruk pikuknya dunia dan oleh kemajuan zaman yang makin menggilas nurani hening kemanusiaan, pertapaan ini berdiri megah dengan menyimpan begitu banyak harta karun kehidupan. Dalam suasana keheningan, dengan didukung oleh alam yang begitu indah, saya dapat menerobos sekat-sekat kedalaman hatiku. Kondisi ini mau tidak mau mengajak saya untuk menanggalkan rasa percaya diriku yang terlampau tinggi untuk berserah diri di hadapan Tuhan pencipta dan penyelenggara kehidupan. Dan di sana kutemukan bahwa ternyata diriku begitu rapuh, hina dan tak berdaya di hadapan Tuhan. Saya hanyalah debu, bejana tanah liat yang rapuh dan mudah pecah. Benarlah firman Tuhan ini: ”engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu“ (Kej 3,19). Namun di tempat ini aku temukan secercah harapan, saya bukanlah sesuatu yang hampa belaka, tetapi berharga di mata Tuhan, karena saya percaya akan kerahimanNya. Allah itu ada dan hidup dalam diriku.   ” Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup“ (Kej 2,7). Ia bukan Allah yang jauh, tetapi Ia begitu dekat, berjalan di samping untuk membimbingku, kadang Ia juga berada di depan untuk menunjukan jalan yang harus kutempuh dan kulewati, dan kadang ia juga ada di belakangku, untuk mendorongku agar tetap berlangkah maju di jalan imamatku ini. Hal ini semua kurasakan manakala aku berada dalam keheningan pertapaan Shanti Bhuana dan semangat persaudaraan yang kualami di sini membuatku merasakan bahwa Tuhan itu mengasihiku.

 

 

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting