User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

 

Walaupun demikian, bukan berarti Tuhan memberikan kehamilan ini tanpa beban apa pun. Dengan kehamilan ini, saya mengalami banyak cobaan fisik. Selama dua bulan di awal kehamilan ini, saya mengalami batuk-batuk yang sangat mengganggu baik siang maupun malam. Terlebih kalau berbicara, batuk semakin menjadi-jadi dan sering kali sesak karena penuh dengan lendir. Keadaan ini sungguh berat karena tidak diperkenankan sedikit pun makan obat batuk maupun obat lain. Bisa dirasakan seluruh diafragma perut dan dada terus berguncang dan mengalami sakit dan kram (kejang) karena menahan rasa gatal hebat yang ada di tenggorokan. Setelah dua bulan berlalu...saya mengalami kram kaki yang luar biasa pada posisi tertentu selama kehamilan berlangsung dan begitu pula dengan tulang ekor yang menonjol keluar yang mendatangkan rasa nyeri yang luar biasa terlebih pada saat janin semakin besar di dalam perut. Juga seringnya mengalami sakit perut yang luar biasa menemani kehamilan ini. Ternyata dua bulan setelah melahirkan saya harus menjalani operasi usus buntu.

Namun, kesemuanya itu tidak sedikit pun membuat saya mengeluh berlebihan, paling-paling kalau terlalu sakit saya menyebut nama Yesus berulang-ulang karena saya tahu bahwa penderitaan Yesus melampaui apa yang saya rasakan. Hiburan satu-satunya menjelang persalinan, saya menonton film The Passion of Christ yang baru beredar. Dengan modal itulah, saya menjalani persalinan dengan tekad yang teguh, sabar, dan tenang. Setiap kali semua rasa sakit menyerang, saya mengingatkan diri saya untuk tetap tegar dan tidak mengeluh ... mencontoh Sang Guru yang Agung. Dia pasti membantu saya melewati setiap inci kesakitan dan, sekali lagi, apa pun yang saya alami tidak pernah seberat yang pernah Dia alami.

Tepat pada tanggal 13 April 2004 pk 03.03, anak kedua kami lahir ke dunia pada usia janin delapan bulan tiga minggu. Ia lahir dengan selamat dan sempurna di RS Pondok Indah - Jakarta Selatan. Melalui persalinan normal dan tanpa hambatan dengan berat 3370 gram dan panjang 48 cm. Kami menamainya Samuel Raditya Budiman yang berarti Aku telah memintanya sungguh hanya dan pada Tuhan.... sebagai mana Hana ibunda Samuel yang dikabulkan oleh Tuhan, aku pun demikian.

Tuhan tidak hanya mengabulkan doa saya, tetapi juga doa sahabat saya, Teti. Tuhan mengetahui kerinduan kami dan Dia juga mengetahui keadaan fisik kami. Dua minggu berselang, tepatnya pagi hari tanggal 3 Mei 2004, Teti pun melahirkan anak keduanya di rumah sakit yang sama, RS Pondok Indah, melalui persalinan normal di usianya yang mendekati empat puluh tahun. Ia memperoleh seorang putra yang sangat lucu dan tampan yang dinamai Gregorius Karisma Paramanugraha. Adapun nama panggilannya “Karisma” yang menurut sang pemberi nama, ia terinspirasi dari kata “karismatik”, gerakan pembaruan di dalam gereja Katolik dimana Romo Yohannes adalah salah seorang tokohnya, sedangkan “paramanugraha” berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti anugrah yang besar, mujizat Tuhan.

Kini (2009) Samuel Raditya telah berusia tiga tahun sembilan bulan, bersekolah di Cambridge School, Cinere. Ia telah tumbuh menjadi anak yang penuh pengertian dan perhatian kepada sesamanya dan tidak mudah menyerah pada setiap keadaan. Hal ini terbukti dari laporan guru-guru di sekolah, orang-orang sekitar kami, yang mengatakan bahwa ia sungguh seoang anak yang penuh inisiatif dalam membantu siapa pun. Dia juga penuh kasih kepada kami orang tuanya dan khususnya kepada Rany, kakaknya.

Perjalanan Samuel Raditya dan Karisma Paramanugraha masih sangat jauh, untuk itu kami mohonkan doa dari Romo, Frater, Suster dan Saudara sekalian agar mendoakan anak-anak kami sesuai dalam jalur dan rencana kasih Tuhan sendiri. Dengan bantuan doa Anda semua, keajaiban itu sungguh terjadi...miracles do happen...di sini, di Lembah Karmel, dan di tempat-tempat lain. Akhir kata apabila ada kata yang kurang berkenan dan kurang sempurna, saya mohon maaf.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting