User Rating: 4 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Inactive
 

Article Index

3.  Roh Kudus: Jiwa Dan Pembimbing Orang Kristen

Orang-orang kristen pertama menyadari secara mendalam bahwa mereka itu tergantung seluruhnya dari Roh Kudus. Dengan tegas Paulus menyatakan bahwa tidak seorang pun dapat berkata Yesus adalah Tuhan, kalau tidak dalam Roh Kudus (lih. 1Kor 12:3). Kita tidak tahu, bagaimana harus berdoa, namun Roh Kudus datang menolong kelemahan kita dengan berdoa di dalam diri kita dengan keluhan-keluhan yang tak terperikan (bdk. Rm 8:26). Kita dimampukan untuk mengasihi Allah, karena cinta kasih telah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus sendiri (bdk. Rm 5:5). Namun yang paling mendasar ialah Roh Kudus telah menjadikan kita anak-anak Allah secara nyata, sehingga dengan penuh keberanian dan keyakinan kita dapat berkata, "Abba, ya Bapa" (Rm 8:15-16). Karena kita adalah anak Allah, maka hidup kita pun dipimpin oleh-Nya. Tandanya bahwa kita adalah anak-anak Allah bahwa Dia sendiri memimpin kita (bdk. Rm 8:14). Karena itu pula Santo Paulus dapat menghimbau orang-orang di Galatia, supaya mereka membiarkan hidup mereka dibimbing oleh Roh Kudus (bdk. Gal 5:18.25).

Bila seorang dibimbing oleh Roh Kudus hidupnya akan menjadi lain. Dalam segala tindakannya ia bergantung pada Roh Kudus, sehingga ia tidak terikat oleh apa kata orang, melainkan dalam segalanya ia mengikuti bimbingan-Nya. Apa yang dikehendaki Allah, itulah yang dilakukannya dan ia mengetahui semuanya itu karena ilham Roh Kudus. Karena itu pula tindakan-tindakannya seringkali tidak terduga, karena seperti angin yang tidak dapat diketahui dari mana datangnya dan ke mana perginya, demikian pula orang yang dibimbing oleh Roh Kudus (lih. Yoh 3:8). Karena hidupnya dikuasai Roh Kudus, ia juga dapat melakukan hal-hal yang melampaui kekuatan manusia, bahkan dia mampu melakukan tanda dan mukjizat, bila Roh Kudus mendorongnya demikian.

Roh Kudus memberikan keyakinan kepadanya untuk melakukan hal-hal yang seringkali melampaui pengertian manusia. Bila orang lain seringkali terhambat oleh pertimbangan-pertimbangan yang terlalu manusiawi, orang-orang yang dibimbing Roh Kudus dapat mengambil tindakan-tindakan yang berani dengan tenang dan penuh keyakinan. Mereka yakin bahwa itulah kehendak Allah dan karenanya mereka juga mengharapkan pertolongan Allah. Mereka tidak bersandar pada kekuatan sendiri, melainkan pada Allah. Bila mereka telah yakin bahwa itulah kehendak Allah, mereka tidak dapat dibendung lagi. Tetapi aneh bin ajaib, nyatanya mereka mampu melakukan perkara-perkara besar yang bagi orang lain tampaknya mustahil. Itulah rahasia para kudus, itulah yang disebut ilmu para kudus. Hans Urs von Balthasar, seorang teolog besar zaman kita ini, ketika menulis tentang Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus memberikan kesaksian berikut ini tentang dia, “Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus telah menghayati lebih dahulu apa yang ditulisnya. Orang-orang mencintai para kudus karena pancaran hidupnya menarik mereka. Seluruh hidup Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus mengandung fenomena teologis yang mengandung ajaran yang hidup, subur dan sesuai dengan situasi zaman ini. Ajaran itu adalah karunia Roh Kudus".

Ilmu para kudus itu hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang rendah hati, tetapi tersembunyi bagi orang-orang yang sombong. "Aku bersyukur kepada-Mu ya Bapa, karena Engkau menyembunyikan segala perkara itu dari orang yang bijak dan pandai, dan menyatakannya kepada orang-orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu" (Luk 10:21). Bila orang lain melihat begitu banyak masalah, orang yang dibimbing oleh Roh Kudus melihat segalanya dari logika iman. Kalau itu kehendak Tuhan, pastilah Tuhan juga akan membantu dan mereka tahu bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Begitu pula bagi orang yang percaya tidak ada yang mustahil, karena orang yang beriman mengandalkan kekuatan dan kuasa Allah sendiri. Karena itu bagi mereka yang paling penting ialah untuk menjawab pertanyaan mendasar dalam hidupnya, Apakah itu kehendak Allah? Bila mereka telah yakin itu adalah kehendak Allah, dengan tenang dan penuh keyakinan mereka melangkah maju, walaupun tampaknya mustahil menurut ukuran manusia. Karena itulah orang-orang seperti itu seringkali sukar diduga, karena mereka mengikuti logika iman, sedangkan orang lain melihatnya dari segi pandangan manusiawi belaka.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting