User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

Ada juga orang yang diadeksi atau diperbudak oleh internet. Lupa tidur, lupa segalanya, dan melalaikan semua tugas. Ini semua merupakan perbudakan-perbudakan. Masih banyak lagi yang lain: diperbudak oleh iri hati, dan macam-macam. Anda bisa lihat dalam hidup Anda sendiri. Tanpa disadari kita punya ilah-ilah atau berhala-berhala sendiri. Yang satu lebih daripada yang lain. Yang satu lebih berbahaya daripada yang lain. Tuhan Yesus bersabda bahwa dari kelimpahan hati mulut berbicara (bdk. Mat 12:34). Jadi, apa yang menjadi harta Anda itulah juga yang akan sering keluar dari mulut Anda. Padahal, sebetulnya kita harus menyembah Allah, Allah yang hidup. Saya yakin di antara Anda tidak ada yang begitu dikuasai kebencian sehingga mau menjadi teroris-teroris, tetapi ada yang lain-lain. Misalnya, ingin penghargaan dan lain-lain, sehingga kalau tidak dihargai akan cepat marah. Yang menjadi akibat atau korban biasanya orang-orang serumah. Anda bisa memeriksa hati Anda masing-masing.

Yesus datang untuk menyelamatkan kita. Ini sebetulnya suatu warta gembira. Ia tidak hanya datang dua ribu tahun yang lalu, tetapi mau datang setiap saat dalam hati kita, asal kita membuka hati mengundang Dia untuk datang. Asal kita betul-betul berseru dengan segenap hati, “Yesus, datanglah, tolonglah aku!” maka Yesus akan datang dan mengubah hidup kita. Berkali-kali saya mendengar kesaksian-kesaksian orang yang hidupnya sudah tidak karu-karuan (tidak baik, berantakan), namun pada suatu saat ia mendapat inspirasi-ini juga rahmat Tuhan-lalu ia dengan segenap hati segera berseru, “Yesus, aku sudah tidak kuat lagi, tolonglah aku!”. Dan, pada saat itulah Tuhan memberinya rahmat, sehingga ia mengalami kekuatan, sukacita, dan hidupnya menjadi baru. Barulah ia sadar bahwa ia tidak bisa menguasai hidupnya sendiri tanpa rahmat Allah. Inilah salah satu makna dari kedatangan Tuhan Yesus yang kita nanti-nantikan, yaitu kita mendambakan kedatangan Tuhan Yesus supaya Ia datang dalam hidup kita masing-masing setiap saat.

Arti yang kedua, kita menantikan kedatangan Yesus, yaitu pada saat kita akan menghadap Dia. Masing-masing orang-tanpa perkecualian-suatu saat harus menghadap Dia, karena itu lebih baik selama hidup ini kita bersahabat dengan Tuhan. Karena, kalau tidak, di sananya terlambat! Kalau sampai kita muncul di hadapan Tuhan Yesus, lalu Ia berkata, “Siapa kamu? Aku tidak mengenal kamu!” Anda mau lari ke mana? Maka, selagi masih ada kesempatan, baiklah kita datang kepada Tuhan, bersahabat dengan-Nya. Tuhan mengundang kita untuk datang kepada-Nya, yaitu berbalik dari cara hidup kita yang lama, yang tidak berkenan kepada-Nya. Inilah arti yang kedua, tiap-tiap orang, termasuk yang berbicara ini, suatu saat harus tampil di hadapan Tuhan.

Semakin kita tumbuh dan berkembang semakin kita tidak berani mengandalkan kekuatan dan jasa-jasa kita sendiri saat itu. Saya pikir, saya akan tampil seperti si penjahat yang disalibkan bersama Yesus dan berseru, “Yesus, kasihanilah aku!” Saya ingat satu pengalaman beberapa tahun lalu di Ngadireso. Saat saya datang di sana, seorang suster datang membawa buah jambu bangkok untuk saya, “Romo, ini jambu, saya petik dan saya simpan untuk Romo.” Jambunya besar, bagus, tampak menarik sekali, dan menimbulkan selera makan. Langsung setelah suster tersebut pergi, saya ambil pisau. Tetapi, apa yang terjadi? Setelah saya belah ... aduh, penuh ulat, busuk semua, dan tidak bisa dimakan. Jadi, seandainya saya datang kepada Tuhan dan berkata, “Tuhan, mana upah saya? Ini buah-buah saya.” Mungkin Tuhan berkata, “Hei, mari, kita lihat buahmu,” dan saya takut kalau dibuka ternyata banyak ulatnya. Maka, saya mau berharap pada kerahiman-Nya yang tak terbatas dan tidak mau “perhitungan” dengan Yesus. Sekarang, di dunia, saya berusaha melakukan semua yang saya bisa demi Tuhan, untuk melayani-Nya, tanpa mengharapkan imbalan atau balasan. Akan tetapi, kalau nanti saya harus menghadap Tuhan, saya akan berkata, “Tuhan, saya berharap akan kerahiman-Mu”. Jadi, di dunia saya berusaha melakukan semua yang saya bisa menurut kemampuan saya demi Tuhan, tetapi tidak bersandar pada itu semua sebagai jasa, lalu meminta balasannya. Mari meniru seruan si penjahat itu, "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja" (Luk 23:42). Oleh karena itu, sementara kita menantikan saat kita menghadap Tuhan, baiklah kita pakai waktu yang ada ini untuk melakukan sebaik-baiknya segala sesuatu untuk menyenangkan hati Yesus. St. Paulus mengatakan, “Apa pun yang kamu lakukan, lakukan demi kemuliaan Allah” (bdk. Kol 3:17.23).

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting