User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

4. Mengenal dan Mengalami Kasih Allah 

Sifat dunia yang goyah ini, yang fana, yang cepat berubah dan berlalu, justru mendorong kita untuk mencari yang tidak kena perubahan, yang baka, karena kita diciptakan justru untuk yang baka. Mengenal Allah serta mengasihi Dia di atas segala sesuatu, itulah tujuan hidup kita dan itulah satu-satunya yang dapat mengisi hati kita. Sesungguhnya, mengenal Allah dan mengasihi Dia itulah hidup yang kekal, yang sudah dimulai dalam dunia ini dan akan disempurnakan dalam hidup yang akan datang. "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus" (Yoh 17:3). Dan mengenal, dalam bahasa Kitab Suci, lebih-lebih menurut Injil Yohanes, berarti memasuki persekutuan hidup yang mengalir dari Bapa kepada Putra di dalam Roh Kudus dan kembali kepada Bapa dalam Roh yang sama. 

Oleh karena itu, bagi kita yang terpenting sekarang ini ialah mengenal dan mengalami kasih Allah, hidup kekal yang sudah mulai di dunia ini dan akan disempurnakan kelak. Itulah yang pokok. Segala sesuatu yang lain harus diarahkan kepada yang pokok itu, sebaliknya segala sesuatu akan memberikan arti dan kepuasan yang lebih mendalam bagi kita. Kita mengasihi, karena Dia telah lebih dahulu mengasihi kita. Bila segala sesuatu kita lakukan dalam kasih dan demi kasih, segalanya menjadi indah, juga yang oleh orang lain dianggap sebagai penderitaan. Itulah pula sebabnya, mengapa Santo Paulus berdoa, supaya kita mengenal kasih Allah itu: "Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan betapa panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan" (Ef 3:18-19). 

Segala yang lain tidak ada artinya bila dibandingkan dengan yang ini. Juga bila di dunia ini kita masih harus banyak menderita, itu pun tidak ada artinya, sebab "penderitaan zaman sekarang ini tidak ada artinya, bila dibandingkan dengan kemuliaan yang disediakan Allah bagi kita" (Rm 8:18). Sebab sesungguhnya tidak dapat dibayangkan, apa yang disediakan Allah bagi kita, karena semuanya melampaui pikiran dan pengertian kita: "Tak ada mata yang melihat, tak ada telinga yang mendengar, dan tak pernah masuk dalam hati manusia, apa yang disediakan Allah bagi mereka yang mengasihi Dia" (1Kor 2:9).

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting