User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

Dalam ajaran Iman Kristiani ditekankan bahwa Yesus wafat dan Dia sungguh bangkit dari antara orang mati. Ajaran iman ini mempunyai makna yang sangat mendalam bagi kita. Karena seandainya Yesus tidak bangkit maka sia-sialah iman kita. Tidak ada gunanya kita percaya kepada Kristus. Tapi, karena Yesus sungguh bangkit dari antara orang mati, maka iman kita mempunyai dasar yang sangat kuat. Yesus sungguh-sungguh wafat di kayu salib, dimakamkan dan kemudian Dia bangkit kembali. Inilah pokok iman yang kita ulang-ulangi setiap kali kita mendoakan kredo atau syahadat para rasul, ketika kita mendaraskan doa rosario, dan dalam latihan-latihan rohani lainnya.


Pengantar

Dalam ajaran Iman Kristiani ditekankan bahwa Yesus wafat dan Dia sungguh bangkit dari antara orang mati. Ajaran iman ini mempunyai makna yang sangat mendalam bagi kita. Karena seandainya Yesus tidak bangkit maka sia-sialah iman kita. Tidak ada gunanya kita percaya kepada Kristus. Tapi, karena Yesus sungguh bangkit dari antara orang mati, maka iman kita mempunyai dasar yang sangat kuat. Yesus sungguh-sungguh wafat di kayu salib, dimakamkan dan kemudian Dia bangkit kembali. Inilah pokok iman yang kita ulang-ulangi setiap kali kita mendoakan kredo atau syahadat para rasul, ketika kita mendaraskan doa rosario, dan dalam latihan-latihan rohani lainnya.


Misteri Paskah: Sengsara dan Kebangkitan Kristus

Dalam Injil ditekankan bahwa Yesus sungguh-sungguh mengalami penderitaan, wafat dan bangkit kembali. Melalui kebenaran iman ini, Tuhan mau menyadarkan kita bahwa hidup kita di dunia ini tidak kekal. Pemazmur mengatakan bahwa umur manusia tujuh puluh tahun dan kalau kuat delapan puluh tahun (bdk. Mzm 90:10). Bahkan ada banyak orang yang tidak mencapai umur 70 tahun. Jadi, kita tidak hidup di dunia untuk selama-lamanya. Pertanyaannya ialah kita akan pergi ke mana setelah kita meninggal? Seandainya hidup kita terbatas pada dunia ini saja, Yesus pasti tidak mau mati pada umur 33 tahun.

Namun, Ia rela mati. Walaupun Ia berkuasa untuk membinasakan musuh-musuh-Nya, Ia tidak mau melakukannya. Ia memilih untuk mati di kayu salib. Karena melalui ini dinyatakan bahwa hidup manusia tidak terbatas hanya pada hidup di dunia ini.  Kita hidup di dunia hanya sebentar saja walaupun ada orang yang bisa hidup sampai seratus tahun. Hidup di dunia seratus tahun bila dibandingkan dengan keabadian tidak akan ada artinya.

Maka, hidup kita di dunia merupakan suatu persiapan kepada hidup yang akan datang yaitu hidup yang lebih baik. Itulah yang menjadi pegangan keyakinan kita. Oleh karena itu, kebahagiaan manusia bukan hanya terdapat di dunia ini. Di dunia ini kita dapat bahagia, bukan dengan memiliki barang-barang dunia sebanyak-banyaknya, juga bukan dengan menikmati segala kesenangan yang disediakan dunia ini, karena semuanya itu tidak ada artinya bila dibandingkan dengan apa yang disediakan Tuhan bagi kita (bdk. 1Kor 2:9). Bagi kita yang telah mengalami kasih Allah secara nyata, maka kita juga tahu bahwa segala kenikmatan, kebahagiaan di dunia ini tidak ada artinya.

Oleh karena itu, sebagai orang kristen dan pengikut Kristus, kita disadarkan bahwa hidup kita tidak hanya terarah di dalam dunia ini, tetapi hidup kita sesungguhnya terarah kepada dunia yang akan datang. Tetapi di dunia kita harus hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan perintah-perintah-Nya. Dengan melakukan kehendak dan perintah Tuhan, kita akan berbahagia di dunia ini dan di dunia yang akan datang. Kenyataannya, hidup di dunia ini penuh dengan berbagai kesulitan, tantangan, perjuangan, penderitaan dan pencobaan. Banyak orang menghendaki agar selama dia hidup di dunia ini, dia tidak mau menderita, kemudian dia mau langsung masuk surga. Kemungkinan ini tidak salah, namun kebahagiaan yang kita pikirkan berbeda dengan kebahagiaan yang dikehendaki Allah bagi kita.

 

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting