Print
Hits: 8561

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Peristiwa kebangkitan Yesus merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dan sangat menentukan bagi kehidupan kita. Kalau kita perhatikan, harapan para murid seolah-olah hilang ketika Yesus ditangkap dan kemudian dibunuh. Setelah Yesus bangkit dan selama empat puluh hari Ia bersama dengan para murid, Ia menguatkan hidup mereka dengan memberi pengertian dan kekuatan bahwa Ia harus wafat dan kemudian bangkit kembali. Karena itu, peristiwa kebangkitan Yesus ini sangatlah penting dan menentukan. Kalau kita percaya kepada Yesus yang bangkit, kita memiliki hidup yang kekal. Tetapi bila kita tidak percaya, kita tidak memiliki hidup yang kekal.


 

Peristiwa kebangkitan Yesus ini telah menyadarkan para murid secara perlahan-lahan akan suatu peristiwa besar, yaitu Yesus memang harus bangkit sesuai dengan apa yang telah dinubuatkan oleh para nabi sebelumnya. Setelah Yesus wafat di salib dan dikuburkan, ada beberapa wanita yang pergi ke kubur-Nya, antara lain Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome (bdk. Mrk 16:1). Pagi-pagi benar, wanita-wanita ini pergi ke kubur Yesus dan mereka tidak menemukan Yesus di situ, kubur Yesus telah kosong. Peristiwa kebangkitan Yesus terjadi. Dalam Injil Matius dikatakan bahwa penjaga kubur tahu ada gempa besar dan kemudian Yesus bangkit. Penjaga kubur ketakutan dan pergi kepada orang-orang Yahudi. Orang Yahudi menyuap mereka agar mengatakan bahwa pada waktu mereka tertidur, murid-murid Yesus datang untuk mencuri jenazah-Nya. Ini adalah suatu kebohongan besar. Dari sini kita tahu bahwa murid-murid pun sebelumnya tidak tahu kalau Yesus telah bangkit. Baru ketika fajar tiba, murid-murid Yesus tahu bahwa Yesus telah bangkit. Pada awalnya mereka juga berpikir jenazah Yesus hilang kemana. Apakah mayatnya dicuri orang? Tetapi Petrus dan Yohanes pergi ke kubur Yesus dan menyaksikan bahwa jenazah Yesus sudah tidak ada di dalam kubur. Mereka hanya melihat kain peluh yang tadinya dipakai di kepala Yesus sudah digulungdengan rapi. Hal ini mustahil terjadi kalau Yesus diambil oleh orang.

 

Kita mengerti bahwa iman yang diberikan kepada kita sungguh merupakan rahmat besar. Rasul Yohanes hanya melihat kubur kosong dan kain peluh telah digulung rapi, namun ia percaya bahwa Yesus telah bangkit. Mungkin Rasul Yohanes teringat kembali akan nubuat Yesus yang pernah diucapkan-Nya dulu.

 

Sesudah peristiwa itu, Yesus meneguhkan kebangkitan-Nya dengan menampakkan diri kepada para murid. Maka Petrus dapat bersaksi di hadapan Kornelius dengan penuh keyakinan bahwa mereka mewartakan Yesus yang telah wafat dan bangkit kembali (bdk. Kisa 10). Inilahyang menjadi tema pewartaan para rasul, Yesus telah wafat dan bangkit kembali. Apa artinya? Artinya, bila orang percaya kepada Yesus yang telah wafat dan bangkit kembali, maka dia akan diselamatkan. Jadi,iman kita ditujukan kepada Yesus yang telah wafat dan dibangkitkan.

 

Orang kristen, khususnya orang Katolik, imannya selalu ditandai oleh salib, misalnya dalam Gereja kita melihat salib. Kehidupan kita sehari-hari juga tidak dapat dilepaskan dari salib. Salib adalah permulaan keselamatan yang disempurnakan di dalam kebangkitan Yesus. Tidak ada kebangkitan bila tidak ada salib. Sebaliknya, salib tidak ada artinya bila tidak ada kebangkitan. Jadi,dua hal ini saling mengisi dan melengkapi.

 

Dulu para rasul mengalami Yesus yang telah bangkit kemudian menampakkan diri kepada mereka. Kita yang hidup terpisah 2000 tahun dari para rasul,darimana kita tahu bahwa Yesus sungguh-sungguh telah bangkit? Saya tanyakan hal ini karena banyak orang yang menyangkal kebangkitan Yesus.

 

Pada zaman Yesus sendiri, orang-orang Yahudi, khususnya pemimpin Yahudi, mengeraskan hatinya untuk tidak percaya. Ketika imam-imam itu mendengar dari para serdadu bahwa telah terjadi gempa begitu hebat dan Yesus bangkit –karena mereka melihat bahwa jenazah Yesus sudah tidak ada lagi –para imam Yahudi tetap tidak percaya. Bahkan mereka berkata kalau kabar ini dibiarkan, maka kabar yang terakhir ini akan menjadi lebih buruk lagidaripada yang pertama. Maka mereka menyuap para serdadu agar mengatakan waktu mereka tertidur, murid-murid Yesus datang untuk mencuri jenazah Yesus. Ini tidak masuk akal! Kalau para serdadu menjaga kubur, masakan para murid bisa mencuri tanpa diketahui dan mereka tidak luka apa-apa? Kecuali kalau ada gerombolan besar dan mereka diserang,mungkin bisa tapi itu tidak terjadi. Namun itulah yang tersiar di antara orang Yahudi. Pada dasarnya mereka tidak mau percaya.

 

Yesus mengatakan, “Barang siapa percaya dan dibaptis akan diselamatkan. Walaupunmereka telah melihat tanda yang besar, mereka tetap tidak percaya. Oleh karena itu, iman yang dianugerahkan kepada kita itu merupakan anugerah dari Tuhan. Kita diberi tawaran olehAllah dan bila hati kita terbuka, maka kita percaya.Lalu bagaimana kita dapat percaya bahwa Yesus telah bangkit? Saya bertanya ini hanya untuk meneguhkan iman Anda. Kalau orang tidak mau percaya, ya tidak akan percaya.

 

Ada sebuah anekdot dimana orang sulit percaya kalau memang tidak mau percaya. Dulu di Malang ada seorang ibu yang sakit tumor dan harus dioperasi di rumah sakit. Anaknya minta doa kepada saya kemudian kita berdoa bersama-sama. Ada suatu keyakinan bahwa Tuhan akan mengabulkannya dan kenyataannya memang sakitnya disembuhkan. Kemudian ibu itu berkata kepada dokternya,Saya sudah sembuh!” Kata dokter, “Ini bukan operasi besar, tidak usah takut.” “Tidak!Saya sudah sembuh, sahut ibu tadi. Pikir dokter itu, ibu ini takut untuk dioperasi. Kemudian sebelum operasi, dokter memegang perutnya dan ternyata tumornya telah hilang sehingga mereka bingung. Kemudian saya bertemu dokter lain dan saya menceritakan hal ini. Jawab dokter itu, “Ya, memang Romo, dalam ilmu kedokteran, kadang-kadang terjadi hal seperti itu.” Tapi ia tidak mau percaya bahwa itu adalah kuasa Tuhan.

 

Kalau orang tidak mau percaya walaupun sudah melihat bukti, tetap dia tidak akan mau percaya. Demikian juga dengan orang-orangFarisi.Meskipun mereka telah melihat Yesus melakukan banyak tanda dan mukjizat, mereka tetap tidak mau percaya. Ketika Yesus mengusir setan, mereka mengatakan bahwa Yesus mengusir dengan kuasa kepala setan. Mereka selalu mencari dalih untuk tidak mau percaya. Sesungguhnya, orangtidak mau percaya karena ada kelekatan-kelekatan dalam hati mereka. Merekaberpikir kalau saya percaya maka saya harus mengubah hidup saya, meninggalkan cara berpikir saya, dll. Maka mereka tidak mau percaya agar tidak perlu berubah.Kalaukita percaya kepada Kristus, maka kita akan berubah menjadi jauh lebih baik. Namun orang-orang Farisi tidak mau. Pada waktu Jumat Agung,ada tanda-tandayang begitu nyata yang menyertai wafatnya Yesus, namun mereka tetap tidak percaya. Terjadi gempa hebat. Perwira Romawi yang menjaga salib Yesus menjadi percaya, “Sungguh orang ini anak Allah!” Tetapi orang-orang Farisi tidak percaya ketika mendengar bahwa Yesus telah bangkit.

 

Jadi, berbahagialah Anda yang sudah percaya.  Seperti yang Yesus katakan kepada Tomas, “Tomas, engkau percaya karena engkau telah melihat.Berbahagialah engkau karena sudah melihat. Namun berbahagialah orang yang tidak melihat, tapi percaya.” Kepercayaan kita tidak begitu saja, tapi kepercayaan kita juga bisa dipertanggungjawabkan.

 

Kita akan lihat bagaimanakehidupan Yesus dan para murid beserta kesaksian mereka. Mereka  merupakan orang-orang sederhana. Orang sederhanatidak mungkin mengarang cerita kemudian mereka berani mati.Seolah-olah mereka mau memberi kesan bahwa Yesus telah bangkit. Satu persatu para rasul dibunuh demi imannya akan Yesus Kristus. Kemudian orang yang percaya sampai sekarang, ribuan bahkan jutaan, karena imannya kepada Yesus, telah dibunuh. Kita tahu bahwa kesaksian mereka benar. Dengan mengatakan Yesus bangkit, mereka tidak mendapatkankeuntungan apa-apa. Bahkan dalam zaman penganiayaan, kalau mereka mengatakan bahwa Yesus telah bangkit, mereka punya resiko hartanya dirampas, bahkan dibunuh. Tetapi mereka tidak peduli. Mereka saksi yang berani kehilangan segala-galanya. Iman akan Yesus Kristus akan memberikan kemampuan dan hidup baru kepada kita, sehingga hidup kita menjadi indah. Kalau kita percaya dan diselamatkan, maka kita akan menerima kehidupan yang baru yang lebih berarti. Kalau dulunya hidup jauh dari Tuhan, hanya mencari kenikmatan dunia, makasetelah percaya kepada Yesus, hidupnya berubah menjadi damai, tenang,dan kekacauan banyak yang hilang. Iman akan Yesus Kristus dapat mengubah manusia.

 

Hidup baru yang telah mengubah hidup kita perlu kita pelihara. Ibaratsebuah tanaman, hidup kita umumnya masih rapuh, seperti tanaman harus dipupuk agar makin lama makin berkembang. St. Paulus memberikan pedoman praktis,Oleh karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama Kristus, carilah perkara di atas dimana Ia bangkit, duduk di sebelah kanan Allah. Kita juga dibangkitkan dari manusia lama maka carilah perkara di atas, artinya perkara-perkara ilahi,sehingga kita memandang dunia ini dengan pandangan Allah. Kita tidak memandang dunia dengan pandangan dunia. Dengan segala cara mencari keberhasilan di dunia ini saja, demi harta benda mereka rela saling membunuh, peperangan, itu sumbernya dari mana? Itu tidak lain daripada ketamakan yang menyebabkan orang mencuri, merampok,dll. Seolah-olah hidup manusia hanya untuk itu saja. Apakah setelah semuanya itu dipenuhi, manusia akan merasa puas?

 

Belum lama ini di Italia ada gembong mafia ditangkap. Apa yang orang cari? Harta benda dunia ini tidak mungkin memuaskan manusia, betapapun manusia mempunyai banyak milik. Sebagai gambaran misalnya, ia tidak punya sepeda karena tinggal di desa. Kemudian ada orang naik sepeda. “Alangkah bahagianya kalau saya punya sepeda.” Kemudian ia punya sepeda dan ia merasa senang. Kemudian ada orang yang naik sepeda motor. “Duh, alangkah bahagianya kalau saya punya sepeda motor, tidak usah keluar banyak tenaga.” Kemudian setelah naik sepeda motor, lewat mobil. “Alangkah enaknya kalau punya mobil, tidak perlu kehujanan.” Punya sepeda maupun punya sepeda motor tidak membahagiakan. Kemudian setelah punya mobil, “Alangkah bahagianya kalau punya helikopter.” Itu semua tidak mungkin bisa memuaskan hati kita.

 

Coba Anda melihat ke dalam diri Anda sendiri, apakah yang anda milikidapat memuaskan hati Anda? Kalau jujur, Anda akan mengatakan tidak. Yang membuat kita bahagia adalah kalau kita betul-betul mengenal Yesus, kalau kita percaya dan mengalami bahwa Yesus telah mengasihi kita, bahwa kita berharga di hadapan Tuhan dan relasi dengan Tuhan makin hari makin berkembang. Inilah kebahagiaan tertinggi di dunia. Orang boleh  merampas harta milik, bahkan nyawa kita, tetapi mereka tidak dapat merampas hubungankita dengan Yesus. Dan inilah yang dibuktikan oleh para martir. Seperti kesaksian martir Thomas Moore, Perdana Menteri, orang ke-2 Raja Inggris. Karenakesetiaannya kepada Gereja, ia lebih suka kehilangan hartanya dan mati daripada mengingkari Yesus. Bagi dia, itu semua tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Yesus.

 

Coba bayangkan bila sepuluh menit lagi Anda akan menghadap Tuhan. Apa yang akan Anda lakukan? Mengumpulkan harta dulu? Sudah tidak sempat! Kalau orang meninggal dunia, semuanya itu tidak ada artinya. Saya mengenal kadang-kadang ada yang meninggal dunia, namun ahli warisnya malah berebut harta warisan, bahkan sebelum petinya ditutup. Yang mati membawa apa? Apa yang bisa dibawanya? Tidak ada yang bisa dibawanya.

 

Kalau kita percaya kepada Yesus, kita memiliki segala-galanya. Siapa yang memiliki Yesus, ia memiliki segala sesuatu. Barangsiapa kehilangan Yesus, ia akan kehilangan segalanya. Kita harus mengarahkan pandangan kita ke atas. Kita harus melihat dunia ini seperti Allah melihat dunia ini. Kita harus melihat dalam pandangan iman. Kita tidak akan mencari kemasyuran di dunia ini dengan mati-matian karena itu semua tidak akan bertahan di hadapan Tuhan. Yesus bersabda, “Carilah kerajaan Allah dan kebenaran-Nya dahulu. Artinya, hidup menurut hukum Tuhan, hidup dalam persabahatan dengan Tuhan, dan yang lainnya akan diberikan kepadamu sebagai tambahan. Tuhan akan mencukupi apa yang kita perlukan untuk hidup di dunia ini. Memang, kebutuhan setiap orang relatif sekali. Yang pasti, Tuhan akan memenuhi kebutuhan kita kalau kita menomorsatukan Tuhan. Hidup dengan memikirkan perkara di atas berarti menomorsatukan Tuhan. Pikirkanlah perkara di atas bukan yang di bumi. Jadi kita tahu hidup kita di dunia ini tidak untuk seterusnya tapi hanya sementara saja. Kita pun masing-masing harus meninggalkan itu semua. Pikirkanlah perkara yang di atas, perkara-perkara Tuhan yang sebetulnya menginginkan kebahagiaan kita, sehingga untuk kita Dia rela mati.

 

Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama Kristus dalam Allah. Kamu telah mati, artinya dengan percaya kepada Yesus, kamu mati dari dosa, dari kehidupan yang berpusat pada diri sendiri. Hidup yang berpusat pada Kristus,artinya hidup yang baru, yaitu tersembunyi bersama Kristus di dalam Allah. Jadi hidup sejati berarti hidup di dalam Allah. Hidup berdasarkan keyakinan bahwa Allah telah menyelamatkan kita melalui Yesus Kristus. Kitadiselamatkan bukan karena kita melakukan pekerjaan-pekerjaan baik, tetapi karena Allah telah lebih dahulu mengasihi kita. Dia telah menyelamatkan  kita dan kalau kita percaya pada Yesus, kita menerima hidup baru, yaitu kemampuan baru untuk hidup menurut hukum Allah dan itu akan menghasilkan kebahagiaan serta sukacita yang sejati. Hal ini adalah pemberian Allah,namun harus kita pupuk, harus kita kembangkan.Seperti perumpamaan talenta. Talenta yang diberikan harus dikembangkan. Itu berarti hidup kita harus dikembangkan dengan memikirkan perkara-perkara di atas. Hidup menurut pola-pola Allah sendiri. Sehingga kita meninggalkan cara hidup yang lama, yang dikuasai oleh dosa, hawa nafsu, kerakusan, keinginan tidak teratur, dan lain-lain.

 

Kita fokuskan kembali lagi kepada Allah dalam iman. Iman yang percaya berarti percaya bahwa Allah mengusai segala sesuatu sehingga kita dapat memandang segala sesuatu dalam pandangan Allah oleh harapan supaya kita dikuatkan dalam pengharapan hidup ini di tengah-tengah segala kesulitan. Dan kemudian dalam kasih. Kasih itu lawan segala ketamakan. Kasih itu lawan segala kebencian. Kasih itu lawan segala dendam, dsb. Dan tiga hal ini harus menjadi pedoman dalam hidup kita selanjutnya. Bila demikian, hidup kita akan menjadi lain. Maka seperti kata Paulus, “Apabila Kristus yangg adalah hidup kita menyatakan diri, maka kamu pun akan menyatakan diri bersama Dia dalam kemuliaan.”

 

Oleh karena itu, ingatlah, hidup di dunia ini pendek saja. Seperti kata pemazmur: umur manusia 70 tahun, kalau kuat 80 tahun, itupun dengan segala sakit dan derita. Bagi orang yang percaya, hidup tidak berakhir tapi berubah, yaitu hidup dalam Tuhan. Dan kalau kita sudah mulai saat ini hidup dalam Tuhan, yaitu meninggalkan segala dosa dll, maka hidup akan berkembang dalam iman, harapan dan kasih, maka kita akan makin dekat dengan Allah. Kita berkembang kalau kita berkembang dalam iman, harapan dan kasih. Berkembang dalam kasih berarti semakin dekat dengan Allah, semakin menyerupai dengan Yesus. Seorang murid Kristus akan disebut murid Kristus yang sejati kalau berkembang dalam hal itu,bukan dalam kekuatan atau macam-macam lainnya. Karena itu,St. Yohanes dari Salib mengatakan, “Pada senja hidup kita, kita akan diadili menurut cinta kasih.” Artinya tidak semua dari kita diberi otak yang cemerlang, diberi IQ yang tinggi, dapat melakukan pekerjaan macam-macam, tetapi kita semua telah diberi hati untuk dapat percaya dan mencintai Tuhan. Kalau kita percaya kepada Yesus, maka untuk berkembang dalam relasi dengan Tuhan, harus dipupuk lewat hidup doa, perbuatan baik, dsb. Tujuannya bukan untuk dicintai oleh Tuhan karena Tuhan telah terlebih dahulu mencintai kita,tetapi untuk memupuk api kasih yang telah dicurahkan Tuhan dalam hidup kita agar tidak padam. Api kasih harus dipupuk dengan perbuatan kasih, perbuatan iman, supaya api semakin berkobar.