User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

 

Penutup

Memang seringkali pikiran-pikiran kita dipengaruhi oleh pengalaman manusiawi kita, apalagi dalam masyarakat kita misalnya kalau ada prestasi ada balas prestasi, kalau tidak ada prestasi juga tidak ada balasnya. Kita dikejar begitu rupa seolah-olah juga kita di hadapan Tuhan, berhubung dengan keselamatan kita, kita harus berprestasi hebat. Tak jarang karena mengejar prestasi itu kita menjadi stres dan depresi karena banyak saingan. Padahal bukan itu yang dikehendaki Tuhan. Yang dikehendaki Tuhan Yesus, supaya kita betul-betul berharap pada Tuhan, dan Dia akan memberi kekuatan bila kita menderita, Dia akan melepaskan dan meringankan segala beban kita. Dan bila kita berdoa kita harus berharap akan kerahiman dan pengampunan-Nya, karena Dia lebih besar dari kita. Bahkan dosa yang paling besar pun diampuninya. Tahukah Anda dosa yang paling besar itu apa? Yaitu “putus asa.” Tidak percaya lagi akan kerahiman Tuhan. Maka bila Anda putus asa, ini berarti berdosa melawan kerahiman Allah sendiri, kalau betul-betul putus asa bisa-bisa nasib kita menjadi seperti Yudas yang menggantung diri atau bunuh diri. Inilah dosa yang paling besar. Petrus menyangkal Yesus dengan berkata, “Aku tidak kenal orang ini” dan menyumpahi dirinya bahwa dia tidak kenal, tetapi kemudian dia sadar dan bertobat lalu dia menangis tersedu-sedu seperti anak kecil, kemudian dia melemparkan diri pada pangkuan Allah, pada kerahiman Allah. Ini bedanya dengan Yudas. Yudas putus asa, lalu menggantung diri. Oleh karena itulah maka kita harus mengharapkan segala-galanya yaitu mengharapkan bantuan Tuhan. Bagi kita yang melakukan dosa berat pun harus menyadari akan kerahiman Allah yang lebih besar dan mampu mengampuni. Allah kita lebih besar daripada perbuatan dosa seberat apa pun,  tidak ada satu dosa pun yang tidak akan diampuni oleh Tuhan, Ia siap mengampuni bila kita datang kepada-Nya. Segala dosa yang paling besar pun seolah-olah akan dilemparkan ke dalam api yang bernyala-nyala dalam kerahiman Allah dan dalam sekejap dosa-dosa kita dimusnahkan. Yesus tidak pernah membiarkan kita sendiri dalam segala kelemahan dan dosa. Itulah yang harus selalu kita sadari. Dia mencintai kita dan ingin agar kita menjadi bahagia dan memperoleh keselamatan. Untuk itu tak hentinya Dia selalu memanggil kita untuk terus melekat dan bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Dia ingin agar kita mempunyai kepercayaan yang tak terbatas kepada-Nya.

Rm. Yohanes Indrakusuma CSE

Penulis tetap situs carmelia.net

 

 

 

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting