User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

Pasrah total kepada Allah. Seperti seorang anak kecil, kita harus pasrah total kepada Allah, juga bila kita kadang-kadang tidak mengerti, mengapa hal ini atau hal itu terjadi. Oleh karena kita yakin bahwa Allah itu Mahabaik dan Dia yang lebih dahulu mengasihi kita, serta hanya menghendaki kebaikan kita maka kita dapat memasrahkan diri kita kepada-Nya, tanpa takut dan tanpa kuatir. Walaupun kadang-kadang kita tidak mengerti, serahkan dirimu kepada rencana-Nya, kepada kehendak-Nya yang menyelamatkan. Ia tahu apa yang paling baik bagi kita masing-masing, sedangkan seringkali kita tidak tahu, apa yang membawa manfaat dan faedah bagi kita sendiri. “Kalau kamu yang jahat tahu berbuat baik bagi anak-anakmu, betapa lebihnya Bapamu yang di surga.”

Kita seringkali takut menyerah kepada kehendak Allah, karena seringkali tanpa sadar kita telah mengukur Allah dengan ukuran kita sendiri. Kita kurang menyadari, bahwa Ia Mahabaik dan tak mungkin menghendaki yang jelek untuk kita. Ia lebih baik daripada bapak mana pun juga. Suatu hari saya melihat seorang anak kecil umur kira-kira 3 tahun, yang mengikuti bapaknya berenang di kolam yang dalam. Ia hanya berpegang pada leher bapaknya dan dengan tenang menoleh ke kanan dan ke kiri sambil tertawa, walaupun ia tahu bahwa ia dibawa ke tempat yang dalam. Tak pernah timbul dalam hatinya sejenak pun, bahwa di tempat yang dalam nanti ia akan ditenggelamkan oleh bapaknya itu. Juga saya pernah melihat seorang anak kecil yang bermain-main dengan ayahnya. Oleh ayahnya ia dilemparkan ke udara lalu ditangkap lagi oleh tangan ayahnya yang kuat. Anak itu tertawa ria di udara, tanpa menangis ketakutan, tetapi tertawa senang, karena dalam benaknya tidak pernah timbul pikiran bahwa jangan-jangan nanti ayahnya melepaskan dia setelah dia di udara. Betapa lebihnya Allah Bapa kita, Ia akan selalu melindungi kita. Kita pasrah dan menyerahkan diri kepada-Nya, karena kita yakin bahwa Ia mengasihi kita dan tahu apa yang paling baik bagi kita dan bahwa Ia selalu mempunyai rencana yang indah bagi kita:

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yer. 29:11).

Sesungguhnya Allah telah memilih kita sejak sebelum dunia diciptakan, untuk menjadi anak-anak-Nya dan mengambil bagian dalam kebahagiaan-Nya sendiri: “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dari surga telah memberkati kita dalam Kristus dengan segala berkat rohani. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula untuk menjadi anak-anak-Nya oleh Yesus Kristus, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia yang dikaruniakan-Nya kepada Kita di dalam Dia yang dikasihi-Nya” (Ef.1:3-6).

Karena itu pasrah ini bukanlah sikap fatalistik, bukan pula sikap yang menyerah pada nasib. Ya sudah, sudah nasib, apa boleh buat. Tidak! Pasrah kristiani jauh berbeda dengan itu. Kita pasrah karena kita tahu bahwa kita amat berharga bagi Allah dan bahwa Ia mengasihi kita dengan kasih abadi. Lagipula, kita pasrah karena Allah yang mengasihi kita dan yang peduli akan kita itu adalah Yang Mahakuasa, yang menguasai segala sesuatu, dan yang Mahabaik untuk kita.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting