User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

2.  Hidup dalam Roh

Bila Roh Kudus merupakan kehadiran yang meresapi segala sesuatu, bahkan hadir sebagai Pribadi dalam diri kita, seharusnya kita mengenal-Nya, seperti yang diungkapkan dalam Injil Yohanes tadi: "Kamu mengenal-Nya, karena Ia tinggal dalam kamu."

Santo Paulus menyadari hal ini sedalam-dalamnya. Ia sadar bahwa Roh Kudus harus berkarya dalam diri kita dan bahwa hanya dengan demikian saja kita dapat menjadi orang-orang kristen yang sejati, yakni bila dibimbing Roh Allah sendiri. Karenanya, tak cukuplah bagi kita untuk sekedar tahu bahwa Roh Kudus hadir, namun kita harus menyerahkan diri kepada-Nya supaya Ia berkarya dalam diri kita. Dan Ia sungguh-sungguh berkarya, bila kita mengalaminya.

Bagi orang-orang kristen perdana, pengalaman Roh Kudus ini merupakan hal yang wajar. Bagi mereka, Roh Kudus pertama-tama merupakan suatu pengalaman, baru kemudian suatu ajaran, namun bagi kita sering terjadi justru sebaliknya. Roh Kudus lebih merupakan suatu pengertian belaka, yang tidak pernah kita alami karya maupun kehadiran-Nya.

Tetapi dalam kehidupan orang-orang kristen pertama mengalami kehadiran serta karya Roh Kudus adalah hal yang normal. Ketika orang-orang kristen di Yerusalem berdoa minta keberanian, "rumah tempat mereka berdoa bergoyang dan mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus serta mewartakan Sabda Allah dengan berani" (Kis.4:31).

Beberapa contoh: Untuk menyatakan kesucian Stefanus, Kitab Suci mengatakan bahwa ia "seorang yang penuh iman dan Roh Kudus" (Kis.6:5). Dan Roh Kudus inilah yang memberikan banyak karunia dan kuasa kepadanya, sehingga ia mampu mengadakan tanda-tanda (Kis. 6:8). Ia juga dipenuhi hikmat, sehingga orang Yahudi "tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh Kudus yang mendorong dia berbicara" (Kis.6:10). Filipus disuruh Roh Kudus untuk mendekati kereta orang Etiopia: "Lalu kata Roh kepada Filipus: Pergilah kesitu dan dekatilah kereta itu" (Kis.8:29). Begitu pula Paulus dan Barnabas disendirikan Roh Kudus: "Pada suatu hari ketika mereka sedang beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka" (Kis.13:2).

Dari contoh ini kiranya jelas bahwa banyak hal yang dikerjakan Roh Kudus pada orang-orang kristen pertama dan dengan perantaraan mereka melalui karunia-karunia-Nya. Karunia Roh Kudus itu bermacam-macam dan jumlahnya juga tidak terbatas, sebagaimana Roh sendiri tidak membatasi manifestasinya. Santo Paulus dalam suratnya kepada umat di Korintus menyebutkan pelbagai karunia Roh Kudus (bdk. 1 Kor. 12:7-11). Tetapi masih banyak lagi karunia Roh Kudus yang tidak dituliskan oleh Santo Paulus. Namun karunia yang terbesar ialah mengalami cintakasih Allah sendiri, yang dinyatakan melalui pelbagai karunia tersebut atau dengan cara lain.

Bila Roh Kudus hadir dan bekerja secara aktif dalam diri seseorang, boleh dikatakan bahwa orang itu hidup dalam Roh. Jadi kita sungguh-sungguh hidup dalam Roh bila kita mengalami bahwa Roh Kudus bekerja secara aktif dalam diri kita, seperti yang dikatakan Santo Paulus: "Anak-anak Allah ialah mereka yang digerakkan oleh Roh Allah" (bdk. Rm.8:14). Sesungguhnya semuanya ini merupakan sesuatu yang wajar dan normal bagi orang-orang kristen purba.

Namun dewasa ini kebanyakan orang kristen belum hidup dalam Roh. Kita sering diajar dan barangkali juga mengajar tentang Kristus, tentang kewajiban-kewajiban kristen kita. Kita berniat melakukannya, namun banyak yang tidak mempunyai daya dan kekuatan untuk sungguh-sungguh melakukannya, banyak yang tidak mampu menghayati cita-cita kristen itu. Banyak pula yang tidak memiliki hubungan yang nyata dengan Kristus, atau pun mengalami kehadiran serta karya-Nya. Kita sering mendengar tentang kasih Allah bagi kita, namun tidak mengalami, sama seperti seorang yang lapar mendengar cerita-cerita tentang makanan yang lezat dan berlimpah-limpah, tetapi tidak dapat menikmatinya.

Akan tetapi bila seseorang sungguh-sungguh hidup dalam Roh maka hidupnya akan berbeda. Ia menjadi tahu dan mengalami bahwa Roh Kudus ada dalam dirinya. Ia tidak hanya mendengar dan percaya akan cinta Allah, namun ia juga mengalaminya pula, biarpun semuanya itu terjadi dalam iman. Ia tidak hanya mendengar dan melihat makanan yang lezat-lezat namun boleh ikut menikmatinya pula. Bila demikian halnya, hidup kita akan mengalami perubahan yang cukup mendalam. Kita akan sungguh-sungguh dapat memuji Allah dengan bebas, Kitab Suci pun semakin hidup bagi kita. Yesus menjadi semakin nyata, damai dan kegembiraan menjadi mendalam, kita menjadi bahagia dan doa pun akan menjadi semakin mendalam. Bila demikian, hidup akan menjadi lebih berarti, penyakit batin dan jiwa akan lenyap.

Hidup seperti ini seharusnya menjadi sesuatu yang normal, yang biasa bagi orang kristen. Tidak berarti bahwa semua mengalami, namun harus menjadi ukuran atau pun norma hidup kristen. Memang banyak yang ingin hidup dalam Roh, tetapi tidak tahu caranya.  Bagaimana menemukan kontak dengan Roh Kudus yang memung-kinkan mereka mengala­­mi kehadiran-Nya?

Barangkali ada yang bertanya dalam hatinya: apakah pengalaman seperti itu atau hidup seperti itu mungkin bagi kita yang hidup sekarang ini? Apakah kemungkinan itu juga terbuka bagi kita yang biasanya amat sibuk, yang ditimpa macam-macam persoalan? Tanpa ragu-ragu sedikit pun semuanya itu dapat dijawab secara positif bahwa bagi kita semua itu  mungkin. Juga bagi kita sekarang ini, bagi Anda yang membaca ini, kemungkinan tersebut juga terbuka. Dan hidup dalam Roh ini akan mulai bila kita dibaptis dalam Roh Kudus.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting