User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

DosaBencana

Dari perikop Kitab Suci di atas, kita bisa melihat bahwa dosa penduduk kota Sodom mendatangkan bencana yang merupakan hukuman Tuhan. Jika kita refleksikan, di zaman kita … juga di negeri kita … ada banyak bencana dan ada banyak dosa atau kejahatan. Namun, sayang, tidak banyak orang yang menghubungkan keduanya. Umumnya, orang memandang bencana hanya sebagai gejala alam atau peristiwa biasa dan sama sekali tidak dapat mendengar pesan ilahi di baliknya yang mengajak untuk bertobat. Padahal, tidak ada satu pun “kebetulan” di mata Tuhan. Bahkan, tak satu helai rambut pun jatuh karena “kebetulan” bagi Dia. Tuhan sendiri menghendaki agar kita membaca tanda-tanda zaman (bdk. Mat 16:3).

Kalau kita ingat kisah pembunuhan Habel oleh Kain dan bagaimana Tuhan mengatakan kepada Kain, “Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah,” (Kej 4:10) kita bisa ngeri membayangkan berapa banyak jiwa tak bersalah yang darahnya tertumpah di bumi (termasuk di bumi Indonesia ini) dan berteriak-teriak kepada Tuhan menuntut balas? Antara lain, hitung saja jumlah korban aborsi.

 

“Jadilah Orang-orang Benar!”

Sebaliknya, dari perikop itu kita juga bisa melihat bagaimana kebajikan dapat membawa keselamatan. Demi sepuluh orang benar, Tuhan tidak akan memusnahkan kota itu.

Kita tidak tahu berapa jumlah seluruh orang dalam kota itu, tetapi kita bisa menduga bahwa sepuluh orang dalam satu kota bukanlah jumlah yang besar. Kita bisa membayangkan bahwa tidak mudah untuk menjadi kelompok atau mayoritas kecil orang benar di tengah sekian banyak orang yang hidup tidak benar. Sampai sekarang pun banyak orang jatuh dalam godaan dosa karena bisikan si iblis, “Ah, tidak apa-apa. Khan teman-temanmu ... si A, si B, si C, .... juga berbuat begitu.” Pepatah mengatakan, “Tugas utama kita adalah tetap berada di jalan yang lurus pada saat orang lain menyimpang.” S. Paulus juga mengingatkan, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini” (Rm 12:2) dan Yesus sendiri menegaskan, "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang” (Mat 5:13).

“Orang benar” lain yang mengetuk pintu kerahiman dan keselamatan dari Tuhan bagi penduduk Sodom dalam kisah di atas adalah Abraham. Abraham yang “tampil” di hadapan Allah dan melalui permohonannyalah maka Allah berkenan tidak memusnahkan kota Sodom, jika didapati sepuluh orang benar di sana. Secara singkat, salah satu pesan dari perikop ini adalah “Jadilah orang-orang benar!”

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting