User Rating: 4 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Inactive
 

Article Index

Pelayanan Keimamam dalam Perkumpulan Awam Beriman Awam

Melalui Imbauan Apostolik Christi Fideles Laici, Beato Paus Yohanes Paulus II dengan tegas mengatakan bahwa tugas penyelamatan Gereja di dalam dunia tidak hanya diwujudkan oleh petugas gerejawi yang menerima Sakramen Imamat melainkan juga oleh kaum beriman awam. Karena itu, status dalam Sakramen Permandian dan Penguatan serta panggilan khusus mereka dan sesuai dengan pribadinya, awam berpartisipasi dalam tugas Kristus sebagai imam, nabi dan raja.

Apabila dalam kebutuhan dan kebijaksanaan di dalam Gereja, para Gembala sesuai dengan norma-norma dalam hukum universal dapat mempercayakan kepada kaum awam beriman, jabatan-jabatan serta peranan-peranan tertentu yang dikaitkan dengan pelayanan pastoral mereka tetapi tidak menuntut sifat Tahbisan-tahbisan. Dalam rangka pembaruan liturgi yang dimajukan oleh Vatikan II, maka awam pun dapat melaksanakan tugas-tugas liturgi yang menyangkut pewartaan Sabda Allah dan pastoral. Agar tidak mengacaukan imamat bersama (umum) dan imamat pelayanan, perlu digagas pengertian yang tepat tentang kesatuan tugas perutusan Gereja yang meliputi kerasulan awam dan pelayanan yang khas dilaksanakan petugas Gereja yang menerima tahbisan Sakramen Imamat.

5.1  Layanan Kesatuan

Setiap orang Kristen dipanggil menjalankan kerasulan awam dalam pelbagai situasi hidup. Manusia menurut kodratnya adalah makhluk sosial dan Allah menghimpun orang-orang yang beriman kepada Kristus menjadi Umat Allah dan satu tubuh. Jadi, kerasulan bersama orang beriman memenuhi keperluan manusiawi maupun Kristiani dengan baik. Kerasulan ini menjadi tanda persaudaraan dan kesatuan Gereja dalam Kristus yang berkata: “Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, Aku berada di tengah-tengah mereka” (Mat 18:20).

Oleh sebab itu, orang beriman melakukan kerasulan dalam semangat kebersamaan. Semoga semua umat beriman “Umat Allah” menjadi rasul dalam keluarga, paroki, keuskupan yang mengungkapkan ciri kebersamaan kerasulan. Dalam situasi jaman ini, kegiatan awam dalam bentuk kerasulan bersama dan terorganisasi diperkuat. Artinya, hanya melalui kerasulan bersama sebagai layanan kesatuan perutusan tercapai tujuan kerasulan dewasa ini dan dapat mempertahankan karya-karya secara tangguh. Kerasulan perlu memperhatikan mentalitas kelompok yang menjadi sasarannya dan keadaan sosial mereka. Kalau tidak, mereka tidak akan bertahan terhadap tekanan pendapat umum maupun lembaga-lembaga masyarakat.

Untuk menyokong pendapat Vatikan II, Beato Yohanes Paulus II menyatakan: “Apabila kebutuhan Gereja membenarkannya dan apabila kekurangan tenaga-tenaga pejabat, maka pribadi-pribadi awam, sekalipun mereka itu bukan lektor dan akolit, dapat juga diadakan untuk jabatan-jabatan tertentu, yaitu untuk menjalankan pelayanan sabda, memimpin kebaktian doa-doa liturgis, menyelenggarakan Permandian dan membagi-bagikan Komuni Suci sesuai dengan syarat-syarat hokum.” Para Bapa Konsili Vatikan II pun berharap agar “dari pergaulan persaudaraan antara kaum awam dan para Gembala boleh diharapkan manfaat bagi Gereja.

Sebab dengan demikian para awam diteguhkan dalam kesadaran bertanggung jawab dan ditingkatkan semangatnya. Lagi pula kaum awam mudah digabungkan dengan karya para gembala. Ditambah lagi dengan pengalaman kaum awam, para Gembala dapat mengadakan penegasan dengan lebih jelas dalam perkara-perkara jasmani dan rohani sehingga semua umat beriman dapat menunaikan dengan tepat guna perutusannya dalam Gereja di dunia ini. Diharapkan, setiap kaum beriman awam dapat menjadi saksi kebangkitan dan kehidupan Tuhan Yesus serta menjadi tanda Allah yang hidup di hadapan dunia. Memperkaya dunia dengan buah-buah rohani, menjiwai mereka yang miskin, lemah lembut dan cinta damai, karena dalam Injil mereka dinyatakan bahagia oleh Tuhan.

5.2 Layanan Pengudusan

Bapa Konsili Vatikan II menyatakan “[…] dalam Gereja terdapat keanekaan pelayanan, tetapi kesatuan perutusan. Para Rasul serta para penggantinya oleh Kristus diserahi tugas mengajar, menyucikan dan memimpin atas nama dan kuasanya. Sedangkan kaum awam ikut serta mengemban tugas imamat, kenabian dan rajawi Kristus, menunaikan tugas mereka dalam perutusan segenap Umat Allah dalam Gereja di dunia.” Berikut ini disajikan keikutsertaan awam dalam imamat Kristus.

Pertama, keikutsertaan awam dalam jabatan Kristus sebagai imam. Artinya, kaum awam yang menyerahkan diri kepada Kristus dan diurapi dalam Roh Kudus dipanggil untuk menghasilkan buah-buah Roh. Karya, doa-doa dan kerasulan mereka, seluruh kehidupan kaum awam yang dijalankan dalam Roh menjadi kurban rohani dengan perantaraan Yesus Kristus berkenan kepada Allah dalam perayaan Ekaristi. Dengan demikian, kaum beriman awam yang hidup dengan suci membaktikan dunia kepada Allah.

Kedua, keikutsertaan awam dalam jabatan Kristus sebagai nabi. Maksudnya, seperti Kristus awam memaklumkan Kerajaan Bapa dengan kesaksian hidup maupun kekuatan Sabda-Nya. Melalui penginjilan, awam memperoleh ciri khas dan daya guna istimewa karena dijalankan dalam keadaan-keadaan biasa di dunia ini. Awam dapat bekerja dalam pelajaran katekese, teologi, dan kerasulan media komunikasi. Awam pun dapat menyumbangkan pemikirannya kepada para gembala untuk kesejahteraan Gereja dan segenap umat beriman.

Ketiga, keikutsertaan awam dalam jabatan Kristus sebagai raja. Kaum awam “dengan mengingkari diri serta hidup suci mengalahkan dosa dalam diri, juga bekerja sama menyehatkan lembaga-lembaga dan kondisi masyarakat bila mengarah kepada dosa. Kaum awam dipanggil untuk bekerja sama dengan para gembala dalam melayani persekutuan gerejani sesuai dengan rahmat dan karisma yang Tuhan anugerahkan kepada mereka. Demi terlaksananya tata-keselamatan hendaklah kaum beriman belajar membedakan hak dan kewajiban sebagai anggota Gereja dan sebagai anggota masyarakat sehingga dengan mengintegrasikan secara selaras dalam kehidupannya dijiwai oleh semangat kristiani dan suara hati kristiani.

5.3 Layanan Pendidikan iman

Kaum awam sebagai anggota Gereja, selain terlibat dalam tugas-tugas gerejani dengan tujuan untuk memperkembangkan Gereja ke dalam, diharapkan juga terlibat dalam tugas-tugas Gereja pada umumnya. Kaum awam berusaha untuk menata dan mensejahterakan masyarakat dan dunia dalam semangat Injil Kristus dengan memberikan kesaksian tentang Kristus yang bangkit bagi keselamatan umat manusia serta “membarui dan terus-menerus menyempurnakan tata dunia.”  Dalam menjalankan tugasnya, awam dapat melaksanakan pembinaan iman melalui pewartaan dan pelayanan sakramen.

5.3.1     Melalui pernyataan Sabda Ilahi

Beato Yohanes Paulus II menegaskan bahwa kaum awam beriman berkat partisipasi dalam tugas kenabian Kristus bertanggung jawab memberikan kesaksian bahwa iman Kristen adalah jawaban bagi manusia. Kebutuhan mendesak akan pewartaan Injil mendorong Gereja melalui peran kaum awam untuk memberikan kesaksian tentang cinta tanpa pamrih Kristus dan Gereja-Nya. Di dalamnya kaum awam beriman berpartisipasi dalam tugas pelayanan kepada pribadi dan masyarakat sesuai dengan semangat Vatikan II “untuk memancarkan cahaya kehidupan ilahi ke atas segenap bumi.”

Hal-hal yang perlu ditingkatkan, yaitu pengadaan alkitab; penerbitan buku-buku tentang kerasulan Kitab Suci; pengadaan kursus-kursus Kitab Suci di tingkat keuskupan dan paroki; kaderisasi pemandu kitab suci sehingga banyak awam membimbing awam lain dalam renungan/doa-doa lingkungan, pendalaman Kitab Suci. Karena itu, amat baik sekali apabila kaum awam beriman diberi kesempatan untuk mengikuti kursus atau kuliah Kitab Suci di Sekolah Tinggi Teologi baik di dalam maupun di luar negeri. Kaum awam dapat berkhotbah di dalam gereja atau ruang doa “jika situasi membutuhkan” dengan catatan kaum tidak dapat memberikan homili dalam perayaan ekaristi, karena homili dalam perayaan liturgis hanya dilaksanakan bagi imam dan diakon.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting