User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

Tradisi “Santa Klaus”

Kisah mengenai Nikolas menyelamatkan tiga orang anak gadis melahirkan tradisi yang melukiskan Santo Nikolas sebagai penyayang anak-anak. Hal ini pun membuat munculnya berbagai kebiasaan baik sekuler maupun Gerejani yang berhubungan dengan hal itu, misalnya di Jerman, Swiss, dan Belanda, ada seseorang yang menyamar sebagai laki-laki tua yang berpakaian sebagai uskup dan memberi hadiah kepada anak-anak atas nama Santo Nikolas pada waktu pesta Natal. Di Inggris, kebiasaan ini bahkan hampir selalu dijumpai setiap perayaan Natal. Banyak orang di Inggris baik yang beragama Kristen maupun yang non-Kristen melakukan kebiasaan ini dan mereka mengenalnya sebagai salah satu corak kebudayaan Kristiani. Sedangkan di Amerika, kebiasaan ini diperkenalkan oleh orang-orang Protestan Belanda yang menobatkan Santo Nikolas, Santo Katolik ini, sebagai seorang tokoh kakek tua dari kutub utara yang diberi nama “Santa Klaus” atau “Sinterklas” (Santo Nikolas = Sint Klaes = Santa Klaus = Sinterklas). Dewasa ini, banyak orang tua di Amerika yang menyamar sebagai “Sinterklas” dan memberikan hadiah kepada anaknya pada saat pesta Natal. Istilah “Sinterklas” sendiri pada akhirnya mempunyai arti seseorang dengan pakaian seperti uskup yang membagikan hadiah kepada anak-anak dan menguji pengetahuan agama mereka. Selain itu, “Sinterklas” juga membawa serta beberapa hamba hitam atau yang lebih terkenal dengan istilah “Piet Hitam” yang bertugas untuk menghukum anak nakal. Tradisi Piet hitam ini pun juga diambil berdasarkan kisah Nikolas mengubah beberapa setan hitam menjadi pelayannya dengan tanda salib, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.

 

Akhir hidup

Setelah menjalani berbagai macam tantangan dan penderitaan di dalam hidup mengikuti Tuhan, Nikolas pada akhirnya meninggal dunia di Mira dan jenazahnya dimakamkan di Gereja katedral kota itu. Sebelum dimakamkan, jasad suci dari Nikolas diurapi dengan mur yang wangi bagaikan hidupnya yang harum dengan berbagai macam keutamaan. Sama seperti halnya mur yang dapat digunakan untuk mencegah pembusukan, demikian juga jenazah Nikolas diurapi oleh Tuhan sebagai sarana untuk penyembuhan. Hal ini merupakan suatu mukjizat yang diberikan oleh Tuhan terhadap jenazah Nikolas sebagai tanda dari kesuciaannya yang semasa hidupnya selalu memuliakan Tuhan.

 

Relikui

Ketika kota Mira jatuh dalam kekuasaan orang-orang Muslim, beberapa kota di Italia melihatnya sebagai kesempatan untuk mendapatkan relikui Nikolas. Persaingan yang sengit untuk mendapatkan relikui ini terjadi antara Venice dan Bari. Pada akhirnya, Bari yang berhasil mendapatkan relikuinya. Relikui ini pun dipindahkan ke Bari, Italia oleh seorang yang beragama Muslim disertai pelindung-pelindungnya yang merupakan keturunan Yunani. Pada tanggal 9 Mei 1087, relikui Nikolas berhasil ditempatkan di Bari, meskipun dirasa bahwa Bari kurang sesuai untuk tempat penyimpanannya karena masih banyaknya pemukiman dan kelompok orang Yunani di kota itu yang dapat mencuri relikui tersebut. Oleh sebab itu, Paus Urbanus II mendirikan sebuah gedung Gereja baru sebagai tempat untuk menyimpan relikuinya. Ia pun juga berada di gedung Gereja ini pada waktu upacara pemberkatannya dan pada waktu penyimpanan relikui Nikolas tersebut.

 

Kesimpulan

Dalam kehidupannya, Santo Nikolas benar-benar melaksanakan perintah dan ketetapan Tuhan. Hal ini tampak dalam kasihnya kepada sesama, khususnya kepada orang-orang yang sedang mengalami masalah. Selain itu, kita juga dapat melihat keberanian Nikolas dalam memperjuangkan dan mempertahankan kebenaran iman, meskipun pada akhirnya ia harus menanggung banyak penderitaan karenanya. Tak lupa untuk dikatakan bahwa Nikolas juga mempunyai suatu cara hidup yang suci dan saleh. Hal ini dapat dilihat melalui banyaknya mukjizat yang dilakukan Tuhan melalui perantaraan Nikolas sebagai tanda peneguhan bahwa Tuhan memang berkenan kepada cara hidupnya. Akhir kata, semoga artikel ini dapat membuat kita semakin bersemangat dalam menghayati dan melaksanakan pesan Injili dari Tuhan seperti yang telah diteladankan oleh Santo Nikolas dari Mira. (Sumber: Schneiders, Nicolaas Martinus, Orang Kudus Sepanjang Tahun, Jakarta: Obor, 1999 dan Thurston, Herbert J. dan Donald Attwater, Butler’s Lives of the Saints, Texas, USA: Thomas More Publishing, 1996).

 

 

Sdr. Christopher Alex Budiman

Salah satu penulis di situs carmelia.net

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting