Print
Hits: 4399

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

“Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Dan aku sendiri pun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel." Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: "Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya.Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.” (Yoh 1:29-34)

 

Perikop Kitab Suci: 1Yoh 2:29-3:6; Yoh 1:29-34 

Berefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

  • Yohanes Pembaptis adalah ‘bentara Yesus Kristus’, orang yang mempersiapkan jalan bagi sesamanya untuk bertemu dan bersatu dengan Yesus Kristus. Yohanes membaptis hanya dengan air, sedangkan “Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus”. Kita semua yang telah dibaptis telah menerima baptisan baik dengan air maupun Roh Kudus. Air merupakan symbol pembersihan atau penyucian, sedangkan Roh Kudus menggerakkan dan memberdayakan untuk hidup dinamis, ceria dan bahagia dalam Tuhan. Maka baiklah sebagai orang yang telah dibaptis saya mengajak anda sekalian mawas diri: sejauh mana hidup kita sungguh dijiwai oleh Roh Kudus, sehingga cara hidup dan cara bertindak kita menghasilkan buah-buah Roh, yaitu “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.” (Gal 5:22-23)?  Jika kita sungguh hidup dari Roh Kudus yang menghasilkan keutamaan-keutamaan tersebut diatas ini, maka cara hidup dan cara bertindak kita secara otomatis akan menjadi ‘bentara atau petunjuk’ bagi siapapun yang kita jumpai untuk bertemu dengan Tuhan, semakin beriman dan suci. Kita menjadi saksi-saksi warta gembira bagi siapapun juga, dan kiranya dimana perlu kita juga berani berkata seperti Yohanes: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” Kita yang telah dibaptis memiliki tugas missioner atau pengutusan untuk mewartakan apa yang baik kepada siapapun , pertama-tama dan terutama melalui cara hidup dan cara bertindak kita alias teladan berbuat baik, dan baru kemudian dengan kata-kata atau omongan.
  • “Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci. Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah” (1Yoh 3:3-4), demikian kutipan dari surat Yohanes. Rasanya kita semua mendambakan hidup suci, bahahgia, damai sejahtera sehingga pada suatu saat ketika dipanggil Tuhan alias meninggal dunia langsung masuk sorga, menikmati hidup bersama Allah di sorga selama-lamanya. Syarat untuk mewujudkan dambaan tersebut adalah ‘menaruh pengharapan kepadaNya’ , menaruh pengharapan kepada Tuhan maupun sesama yang berkehendak baik. Orang yang berpengharapan pada umumnya bersemangat, gigih serta kreatif. “Bersemangat adalah sikap dan perilaku yang selalu dapat bertahan dan bergairah dalam melakukan sesauau; gigih adalah sikap dan perilaku tidak gampang menyerah pada keadaan apa pun dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi segala kesulitan untuk mencapai cita-cita atau tujuan, kreatif adalah sikap dan perilaku yang menggunakan daya cipta  di luar kebiasaan umum, menemukan hal-hal baru yang mempunyai nilai tambah” (Lih.: Prof Dr.Edi Sedyawati: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997). Marilah kita hayati iman, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing dengan bersemangat, gigih dan kreatif. Tiga keutamaan ini kiranya nampak dalam diri orang yang hidup dijiwai oleh Roh Kudus, sehingga orang yang bersangkutan senantiasa diperbaharui cara hidup dan cara bertindaknya menuju ke pemenuhan penghayatan kehendak Tuhan tanpa cacat dan kerut sedikitpun. Kita masih berada dalam masa Natal, masa untuk bergembira dan damai. Sebaliknya kepada mereka yang masih melanggar hukum Allah  alias berbuat jahat kami harapkan bertobat.  Tidak ada kata terlambat untuk bertobat atau memperbaharui diri, saat ini juga mulailah bertobat dan memperbaharui diri.

 

“Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita. Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah! Bermazmurlah bagi TUHAN dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu yang nyaring, dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-soraklah di hadapan Raja, yakni TUHAN!” (Mzm 98:3c-6)