User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

Peranan Roh Kudus bagi Maria dalam Mendampingi PutraNya

Setelah Yesus dilahirkan di kandang Betlehem, peran Roh Kudus dalam hidup Maria tidak berhenti disini. Roh Kudus terus dan tetap memenuhi seluruh ada Maria atau bisa dikatakan bahwa Maria dan Roh Kudus telah menjadi satu. Seluruh kehendak dan tindakannya telah selaras dengan kehendak Yang Kudus. Ketika Maria tidak mengerti akan jalan-jalan yang harus dia alami, dia tetap percaya pada bimbingan Roh Kudus. Roh Kudus mengajak dan memampukan Perawan Maria untuk senantiasa menyimpan segala perkara dalam hatinya, menyimpan dalam hatinya segala kata-kata dan fakta mengenai kelahiran dan masa kanak-kanak Putranya dimana Maria sendiri memegang peran yang begitu intim dan penuh cinta (bdk. Luk 2:19.33.51).

Ketika Maria diundang dalam sebuah pesta nikah di Kana melihat bahwa tuan rumah kehabisan anggur, karena dorongan Roh Kuduslah maka Maria dengan lembut mendekati Putranya, hanya dengan kalimat “mereka kehabisan anggur” ini seolah-olah Maria mampu membuat Yesus mau melakukan sesuatu. Kalimat yang mengungkapkan kepercayaan penuh kepada Sang Putra.

Roh Kudus, Roh yang memberi kekuatan dan keberanian terus ada dalam diri Maria, sehingga dia mampu mengikuti jalan salib Putranya. Ibu mana yang mampu melihat dan mengikuti jalan penderitaan anaknya jikalau bukan karena kekuatan dari Roh Allah. Karena Roh Kudus dia kuat memandang Putranya di pertengahan jalan salib. Karena Roh Kuduslah maka dia kuat mendampingi Putranya, ikut menderita bersama Sang Putra, berani tetap berdiri di bawah kaki salib Putranya dan kekuatan untuk menerima Sang Putra di pangkuan dalam keadaan tidak bernyawa. Keberanian Maria tetap seperti dulu pada waktu Kabar Sukacita mengilhamkan kepadanya dan fiatnya terhadap kehendak Bapa Surgawi yang menghendaki agar Maria sebagai ibu mau mendampingi Putranya yang rela berkorban demi penebusan umat manusia.

Di bawah salib inilah Maria mengalami pemurnian Roh Kudus yang terakhir. Kita tidak selalu sadar akan kegiatan Roh Kudus yang sangat kuasa dalam hati orang-orang Kristen yang kepadanya Allah ingin memberikan diri bahkan dalam hidup ini, dalam suatu persatuan yang mengerjakan perubahan mendalam. Persatuan tertinggi yang dialami orang mistik Kristen manapun pasti sudah pernah dicapai oleh Maria melalui Roh Kudus.

Dari kedalaman dirinya, oleh kuasa Roh Kudus yang mencurahkan iman, harapan dan kasih dalam dirinya, Maria menyerahkan diri untuk membaharui “fiat”nya, “Jadilah padaku menurut perkatan-Mu.” Bapa surgawi membenamkan dia ke dalam lautan kegelapan dan kepahitan yang mengerikan. Kuasa Roh Kudus yang mengubah dan menyatukan membawa Maria ke dalam tingkat baru persatuan dengan Bapa, Putra dan Roh Kudus kedalam persatuan yang seimbang dengan penderitannya.

Selanjutnya, komunitas Kristen lahir karena turunnya Roh Kudus. Pada saat itu Maria, Bunda Yesus, ada bersama Gereja yang baru lahir itu (bdk. Kis 1:14). Ia ada saat lahirnya Yesus dan ia ada pula saat lahirnya Gereja, “bayi” selanjutnya. Sehubungan dengan ini Konsili Vatikan II menyatakan: “Karena Allah berkenan tidak memanifestasikan misteri keselamatan manusia secara mulia, sebelum mencurahkan Roh yang dijanjikan Kristus maka kita melihat para rasul sebelum hari Pentakosta sehati sejiwa tekun dalam doa bersama wanita-wanita dan Maria, Bunda Yesus, serta saudara-saudara-Nya (Kis1:14). Kita melihat pula Maria memohon anugerah Roh dengan doa-doanya, Roh yang sudah menaunginya disaat ia menerima warta” (LG No. 59).

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting