Persatuan Dengan Kristus Yang Tidak Tergantikan

 

Pada hari Minggu siang tanggal 6 Mei, Bapa Suci mengawali doa Regina Caeli dengan menyapa umat beriman yang berkumpul di lapangan Santo Petrus. Ia menekankan pentingnya kita tetap bersatu dengan Yesus. Berikut ini adalah terjemahan refleksi Paus, yang disampaikannya dalam bahasa Italia

 

Saudara-saudari terkasih,

Injil hari ini, Minggu Paskah ke-V mulai dengan gambaran mengenai anggur. Yesus mengatakan kepada para murid-Nya, “Akulah pokok anggur yang sejati, dan Bapa-Kulah pengusahanya” (Yoh 15:1). Dalam Kitab Suci, Israel kerap dibandingkan dengan anggur yang subur saat mereka setia kepada Allah, tetapi saat mereka menjauh dari-Nya, mereka menjadi tidak berbuah, dan tidak mampu menghasilkan “anggur yang menyukakan hati manusia” seperti yang dinyanyikan dalam Mazmur 104:15. Pokok anggur Allah, hidup yang sejati, adalah Yesus yang dengan kurban cinta-Nya memberi kita keselamatan, Ia juga membuka bagi kita suatu jalan untuk menjadi bagian dari pokok anggur ini. Dan sama seperti halnya Yesus tetap dalam cinta Allah sang Bapa, para murid juga, dengan bijak diingatkan oleh sabda sang Guru (bdk. Yoh 15:2-4), yaitu bahwa jika mereka tetap bersatu dalam Dia, mereka akan menjadi ranting yang berbuah dan menghasilkan panenan berlimpah.

Santo Fransiskus dari Sales menulis, “Ranting anggur yang bersatu dan bergabung dengan pokoknya, menghasilkan buah bukan karena kekuatannya sendiri tetapi berkat persatuan dengan pokoknya. Sekarang, kita disatukan oleh cinta kasih dengan Penebus kita sebagai anggota kepadanya, dan karena itu …perbuatan baik kita yang menimba kepantasan dari-Nya dapat menghasilkan kehidupan kekal” (Traktat tentang Cinta kepada Allah, XI, 6)

Pada hari pembaptisan kita, Gereja mencangkokkan kita, sebagai ranting, ke dalam Misteri Paskah Yesus, dan kepada pribadi-Nya sendiri. Dari akar ini kita menerima sari yang berharga yang memampukan kita ambil bagian dalam kehidupan Ilahi. Sebagai murid-murid, dan dengan bantuan para gembala Gereja, kita juga mengembangkan kebun anggur Tuhan, dalam ikatan cinta-Nya. “Jika buah yang hendak kita hasilkan adalah cinta kasih, maka prasayaratnya adalah ‘tetap tinggal’, yang merupakan ikatan mendalam dengan jenis iman yang berpegang kepada Tuhan dan tidak membiarkan diri terpisah dari-Nya” (Jesus of Nazareth, Doubleday, New York, 2007, p.262).

Kita sungguh harus selalu bersatu dengan Yesus, bergantung kepada-Nya, karena terpisah dari-Nya kita tidak dapat berbuat apa-apa (bdk. Yoh 15:5). Dalam surat kepada Yohanes sang Nabi yang tinggal di padang gurun Gaza pada abad ke-5, seorang umat beriman mengajukan pertanyaan berikut, “Apakah mungkin menggabungkan kebebasan manusia dengan ketidakmampuannya melakukan sesuatu tanpa Allah?” Dan rahib ini menjawab, “Jika manusia mengarahkan hatinya kepada kebaikan dan meminta pertolongan Allah, maka orang itu menerima kekuatan yang perlu untuk melakukan tugasnya. Maka, kebebasan manusia dan kuasa Allah berjalan seiring. Hal ini mungkin karena kebaikan berasal dari Tuhan, tetapi dijalankan melalui umat-Nya” (bdk. Ep. 763, SC, 468, Paris 2002, 206).

“Tinggal Diam” dalam Kristus menjamin efektifitas doa, rahib Kartusian Beato Guerric dari Igny berkata: “Ya Tuhan Yesus.. tanpa-Mu kami tak dapat melakukan apapun. Sungguh, Engkaulah tukang kebun, pencipta, pendorong, dan penjaga kebun-Mu, yang Kau tanam dengan sabda-Mu, Kau sirami dengan Roh-Mu dan Kau tumbuhkan dengan kuasa-Mu” (Sermo ad excitandam devotionem in psalmodia, SC, 202, 1973, 522).

Para sahabat yang terkasih, setiap kita adalah seperti ranting yang hanya hidup jika persatuan kita dengan Tuhan semakin bertumbuh setiap hari, dalam doa, dan dalam penerimaan Sakramen serta dalam cinta kasih. Dan dia yang mencintai Yesus, sang pokok anggur yang sehati, akan menghasilkan buah-buah iman bagi panenan yang melimpah. Marilah berdoa kepada Bunda Allah agar kita tetap bersatu dengan Yesus dan agar semua tindakan kita dapat diawali dan diakhiri dalam Dia.

 

Sesudah Regina Caeli Paus berkata:

Saudara-saudari terkasih, pertama-tama saya ingin mengingatkan bahwa kurang dari sebulan lagi Pertemuan Keluarga-keluarga Sedunia yang ke-7 telah diadakan di Milan. Saya berterimakasih kepada keuskupan Santo Ambrosius dan keuskupan-keuskupan Lombardia lainnya yang bekerjasama untuk peristiwa gerejani yang diadakan oleh Dewan Kepausan untuk Keluarga yang dipimpin Kardinal Ennio Antonelli. Mohonlah kepada Allah supaya saya juga dapat ambil bagian dalam acara ini dan karena alasan ini saya akan pergi ke Milan tanggal 1-3 Juni.

Saya menyampaikan salam saya juga kepada para peziarah berbahasa Inggris yang hari ini hadir dalam Regina Caelia ini, secara khusus kepada sejumlah besar peziarah dari Indonesia. Dalam Injil hari ini Yesus berbicara tentang diri-Nya sebagai pokok anggur yang sehati dan Ia memanggil kita untuk menjadi ranting yang berbuah. Saya berdoa agar anak-anak Allah di seluruh dunia akan bertumbuh dalam kesatuan dan kasih, dipelihara dan diperkuat oleh kehidupan Ilahi yang telah ditanam-Nya dalam diri kita. Semoga Allah memberikati kalian semua! Saya mendoakan hari Minggu kalian menyenangkan dan selamat menjalani bulan Mei, dengan penyertaan rohani dari Bunda Kita. Terima kasih! Semoga hari Minggu kalian menyenangkan! Semoga pekan kalian menyenangkan! 

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting