Print
Hits: 5081
Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

Di Puncak Gunung


Pada hari Minggu, 4 Maret, sekembalinya dari Paroki Santo Yohanes Pembaptis de la Salle, Roma, Bapa Suci memberikan renungan mengenai Transfigurasi sebelum memimpin doa Angelus bersama dengan umat beriman yang berkumpul di lapangan Santo Petrus. Berikut ini adalah terjemahan renungan Paus yang beliau sampaikan dalam bahasa Italia.

 

Saudara-saudari terkasih,

Hari Minggu ini, Minggu II masa Prapaskah, dikenal sebagai hari Minggu Transfigurasi Kristus. Sesungguhnya, dalam perjalanan Prapaskah ini kita diundang untuk mengikuti Yesus ke padang gurun untuk bersama Dia berjumpa dan mengatasi godaan, sekarang Liturgi menyajikan kepada kita suatu pendakian “gunung” doa bersama Dia untuk memandang cahaya kemuliaan Allah dengan wajah manusiawi-Nya. Kisah Transfigurasi Kristus secara serempak dikisahkan oleh para Penginjil Matius, Markus, dan Lukas. Ada dua unsur mendasar dalam kisah ini: pertama, Yesus memimpin murid-murid Petrus, Yakobus dan Yohanes ke puncak gunung dan di sana “Ia berubah rupa di hadapan mereka” (Mrk 9:2) dan wajah serta pakaian-Nya bersinar putih sementara Musa dan Elia menampakkan diri bersama-Nya; kedua, awan menaungi puncak gunung dan terdengarlah suara yang berkata: “Inilah Putera-Ku terkasih, dengarkanlah Dia” (Mrk 9:7). Maka cahaya dan suara: pacaran keilahian pada wajah Yesus, dan suara Bapa surgawi yang memberi kesaksian tentang Dia dan memberi perintah untuk mendengarkan Dia.

Misteri Perubahan Rupa ini tidak boleh dipisahkan dari konteks jalan yang sedang ditapaki Yesus. Sekarang Ia sudah mengarahkan diri secara khusus kepada pemenuhan misi-Nya, dan itu berarti Ia mengerti bahwa untuk menuju kepada Kebangkitan Ia harus melewati Sengsara dan wafat di Salib. Ia telah berbicara mengenai hal ini secara terbuka kepada para murid-Nya; tetapi mereka tidak mengerti, sebaliknya mereka menolak rencana ini karena pikiran mereka tidak sejalan dengan pikiran Allah melainkan hanya sejalan dengan pikiran manusia (bdk. Mat 16:23).

Karena alasan inilah Yesus membawa tiga orang diantara mereka untuk naik ke gunung bersama Dia dan di sana Ia menyingkapkan kemuliaan Ilahi-Nya, cahaya Kebenaran dan Cinta. Yesus menghendaki agar terang ini menerangi hati mereka saat mereka melewati kegelapan Sengsara dan wafat-Nya, saat dimana kebodohan Salib menjadi tak tertanggungkan bagi mereka. Allah adalah terang, dan Yesus ingin membagikan kepada para sahabat-Nya pengalaman akan Terang yang berdiam di antara mereka ini. Maka, setelah peristiwa ini Dia sendirilah yang akan menjadi terang batin yang ada di dalam mereka dan dapat melindungi mereka dari segala serangan kegelapan. Bahkan pada saat-saat malam yang tergelap, Yesus adalah pelita yang tak pernah padam. Santo Agustinus meringkaskan misteri ini dengan kata-kata yang indah: “sebagaimana matahari bagi mata jasmani, begitulah Kristus bagi mata hati” (Sermones 78, 2: PL 38, 490).

Saudara dan saudari terkasih, kita semua membutuhkan terang batin untuk mengatasi segala kesulitan. Cahaya ini datang dari Allah dan Kristuslah yang memberikannya kepada kita, sebab Dialah yang di dalam-Nya berdiam kepenuhan keilahian (bdk. Kol 2:9). Marilah kita mendaki gunung doa bersama Yesus dan memandang wajah-Nya yang penuh cinta dan kebenaran, marilah kita membiarkan diri kita dipenuhi oleh terang-Nya. Marilah kita memohon kepada Perawan Maria, sang pembimbing kita dalam perjalanan iman, untuk menolong kita menghayati pengalaman ini dalam masa Prapaskah ini, agar kita dapat menemukan beberapa saat setiap harinya untuk berdoa hening dan mendengarkan Sabda Allah.

 

Setelah doa Angelus Paus berkata:

Saya menyapa semua peziarah dan pengunjung berbahasa Inggris yang hadir dalam doa Angelus ini, secara khusus saya menyapa para pelajar dari Amerika Serikat. Dalam Injil hari ini, Yesus berubah rupa dan menunjukkan kepada murid-murid-Nya bahwa Sengsara-Nya akan mengarah kepada Kebangkitan. Semoga karena rahmat Allah, masa Prapaskah kita ini menuntun kita kepada pembaruan terang-Nya dalam diri kita. Saya memohon berkat Allah yang berlimpah-limpah atas kalian dan semua yang kalian cintai. Terima kasih sudah datang ke tempat ini, dan semoga hari Minggu kalian menyenangkan!