User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Saudara dan Saudari yang terkasih, Selamat Natal!

     Di Betlehem, Yesus dilahirkan oleh Perawan Maria. Ia dilahirkan bukan oleh kehendak manusia, melainkan oleh pemberian kasih Allah Bapa kita, yang “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3:16).

     Acara ini diperbarui dalam Gereja, seorang peziarah pada waktunya. Karena iman orang-orang Kristen dihidupkan kembali dalam liturgi Natal, misteri Allah yang datang, yang mengambil kemanusiaan kita yang fana, dan yang menjadi rendah hati dan miskin untuk menyelamatkan kita. Dan, ini menggerakkan kita secara mendalam karena besarnya kelembutan hati Bapa kita.

     Orang pertama yang melihat kemuliaan Juru Selamat yang rendah hati, setelah Maria dan Yusuf, adalah para gembala dari Betlehem. Mereka mengenali tanda yang ditunjukkan kepada mereka oleh para malaikat untuk memuja Sang Anak. Para gembala yang rendah hati dan selalu siaga ini adalah teladan bagi orang-orang percaya dari setiap zaman di mana sebelum misteri Yesus, mereka tidak diperhatikan oleh karena kemiskinannya. Sebaliknya, sama seperti Maria, mereka percaya akan Firman Tuhan dan merenungkan kemuliaan-Nya dengan mata yang sederhana. Sebelum misteri Firman menjadi daging, orang Kristen di mana-mana mengaku dengan kata-kata S. Yohanes Penginjil: “Kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yoh 1:14).

     Hari ini—ketika angin peperangan sedang bertiup di dunia kita dan model pembangunan yang ketinggalan zaman terus menghasilkan penurunan manusia, masyarakat, dan lingkungan—Natal mengajak kita untuk fokus pada tanda Sang Anak dan mengenali-Nya pada wajah anak-anak kecil, terutama mereka yang seperti Yesus, “tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan” (Luk 2:7).

     Kita melihat Yesus pada diri anak-anak dari Timur Tengah yang terus menderita karena meningkatnya ketegangan antara orang Israel dan Palestina. Pada hari yang meriah ini, marilah kita memohonkan perdamaian bagi Yerusalem dan untuk seluruh Tanah Suci kepada Tuhan. Marilah kita berdoa agar kemauan untuk melanjutkan dialog dapat terjadi di antara kedua belah pihak dan bahwa solusi yang dinegosiasikan akhirnya dapat tercapai, hal yang memungkinkan keberadaan damai dalam kedua negara di dalam batas-batas yang telah disepakati bersama dan diakui secara internasional. Semoga Tuhan juga mendukung usaha semua orang di komunitas internasional yang diilhami oleh niat baik untuk membantu tanah yang menderita, meskipun ada hambatan serius dalam keharmonisan, keadilan dan keamanan yang telah lama dinantikan.

     Kita melihat Yesus pada wajah anak-anak Suriah yang masih ditandai dengan peperangan di mana pada tahun-tahun ini, telah menyebabkan pertumpahan darah di negara tersebut. Semoga Suriah tercinta akhirnya memulihkan rasa hormat terhadap martabat setiap orang melalui komitmen bersama untuk membangun kembali struktur masyarakat, tanpa memerhatikan etnis dan agama. Kita melihat Yesus pada anak-anak Irak yang terluka dan terbagi karena konflik-konflik yang telah dialami negara tersebut selama lima belas tahun terakhir. Dan juga pada anak-anak Yaman di mana ada konflik yang terus berlanjut yang telah terlupakan, dengan dampak kemanusiaan yang serius terhadap orang yang menderita kelaparan dan penyebaran berbagai penyakit.

     Kita melihat Yesus pada anak-anak Afrika, terutama mereka yang menderita di Sudan Selatan, Somalia, Burundi, Republik Demokratik Kongo, Republik Afrika Tengah, dan Nigeria.

     Kita melihat Yesus pada anak-anak di seluruh dunia di mana pun perdamaian dan keamanan terancam oleh bahaya ketegangan dan konflik-konflik baru. Marilah kita berdoa agar konfrontasi dapat diatasi di semenanjung Korea dan kepercayaan bersama dapat meningkat demi kepentingan dunia secara keseluruhan. Kepada Bayi Yesus, kita memercayakan Venezuela agar dapat melanjutkan dialog yang tenang di antara berbagai elemen masyarakat untuk kepentingan semua orang Venezuela yang tercinta. Kita melihat Yesus pada anak-anak, bersama dengan keluarga mereka, menderita akibat kekerasan konflik di Ukraina dan dampak kemanusiaannya yang parah. Kita berdoa semoga Tuhan segera memberikan damai sejahtera kepada negara yang tercinta ini.

     Kita melihat Yesus pada anak-anak dari orang tua yang menganggur yang berjuang untuk memberikan masa depan yang aman dan damai kepada anak-anak mereka. Dan, pada mereka yang masa kecilnya telah dirampas dan mereka yang dari usia sangat muda telah dipaksa untuk bekerja atau untuk didaftarkan sebagai tentara kepada tentara bayaran yang tidak bermoral.

     Kita melihat Yesus pada banyak anak yang dipaksa untuk meninggalkan negara mereka dan bepergian seorang sendiri dalam kondisi yang tidak manusiawi serta yang menjadi sasaran empuk bagi pedagang-pedagang manusia. Melalui mata mereka, kita melihat drama semua orang yang dipaksa untuk berimigrasi dan mempertaruhkan nyawa mereka untuk menghadapi perjalanan yang melelahkan yang kadang-kadang berakhir dalam tragedi. Saya melihat Yesus lagi pada anak-anak yang saya temui selama kunjungan saya baru-baru ini ke Myanmar dan Banglades, dan harapan saya adalah bahwa masyarakat internasional tidak akan berhenti untuk bekerja dan memastikan bahwa martabat kelompok minoritas yang ada di wilayah ini dilindungi secara memadai. Yesus tahu betul rasa sakit karena tidak disambut dan betapa sulitnya tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala. Semoga hati kita tidak tertutup seperti ketika mereka berada di Betlehem.

     Saudara-saudari yang terkasih, tanda Natal juga telah diwahyukan kepada kita: “Seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan” (Luk 2:12). Seperti Perawan Maria dan Santo Yusuf, seperti para gembala dari Betlehem, semoga kita menyambut Bayi Yesus ke dalam hati kita, kasih Allah yang menciptakan manusia untuk kita semua. Dan, semoga kita berkomitmen pada diri kita sendiri, dengan bantuan rahmat-Nya, untuk membuat dunia kita lebih manusiawi dan lebih layak untuk anak-anak zaman sekarang dan masa depan.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting