Print
Hits: 4878

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Yesus Membebaskan Kita Dari Keegoisan, Dosa, Dan Diri Sendiri

Dalam Renungan Angelus pada hari Minggu, 13 September 2015, Paus Fransiskus merefleksikan bacaan Injil Markus di mana Yesus bertanya kepada para murid, “Kata orang, siapakah Aku ini?”

Paus mengingatkan bagaimana mereka menanggapi dengan mengatakan bahwa beberapa orang mengira Yesus adalah Yohanes Pembaptis yang hidup kembali, yang lain menyebut-Nya Elia atau salah seorang nabi besar, tetapi tidak cukup percaya bahwa Yesus adalah Mesias.

Bapa Suci menekankan bagaimana kemudian Yesus menanyakan suatu hal yang sangat penting untuk menguji iman mereka, “Tetapi menurutmu, siapakah Aku ini?”

Paus Fransiskus mengatakan bahwa Yesus terkesan dengan iman Petrus yang mengatakan, “Engkau adalah Kristus.” Akan tetapi, Yesus juga menegur Petrus karena berpikir dengan cara berpikir manusia dan bukannya cara berpikir Tuhan ketika Yesus mengatakan kepada para murid, “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan ... lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.”

Paus menjelaskan bahwa perkataan Yesus ini adalah suatu hal yang memalukan bagi Petrus. Bapa Suci juga menjelaskan bahwa untuk menyatakan hal tersebut, Yesus harus menderita serta dihukum mati dan kemudian dibangkitkan. Yesus ingin menjelaskan kepada mereka yang mengikuti-Nya bahwa sebagai Mesias, Ia adalah seorang hamba yang rendah hati. Apa yang mau Yesus katakan adalah bahwa “siapa pun yang ingin menjadi murid-Nya, harus mau menjadi seorang hamba”.

Mengikuti Yesus berarti memikul salib sendiri untuk menemani-Nya dalam perjalanan-Nya, suatu jalan yang akhirnya membawa kepada kebebasan sejati—kebebasan dari keegoisan dan dosa. Bapa Suci juga menggarisbawahi bahwa menyertai Tuhan berarti menolak mentalitas duniawi yang menempatkan “diri” pada pusat keberadaannya, bukan mengikuti apa yang baru dan autentik.

Kemudian Paus Fransiskus bertanya kepada orang-orang muda yang hadir di Lapangan Santo Petrus, “Apakah kamu merasa perlu untuk lebih dekat dengan Yesus?” Paus memberi nasihat kepada mereka, “Renungkan dan berdoalah, biarkan Tuhan berbicara kepadamu.”

Setelah berdoa Doa Angelus, Bapa Suci teringat seorang kudus baru dari Afrika Selatan, yaitu Samuel Benediktus Daswa. Dia adalah seorang pria berkeluarga yang dibunuh pada tahun 1990 karena kesetiaannya kepada Injil.

Paus Fransiskus mengatakan bahwa dalam hidupnya, Daswa selalu menunjukkan “konsistensi besar, keberanian mengambil sikap Kristiani serta menolak kebiasaan duniawi dan kafir”. Kesaksian hidupnya terutama membantu keluarga untuk menyebarkan kebenaran dan kasih Kristus.

Bapa Suci juga memberi salam kepada para guru sementara dari Sardinia dan menyatakan harapan bahwa masalah pasar ketenagakerjaan akan ditangani dengan mempertimbangkan keluarga dan kebutuhannya.

 

(Dari Arsip Radio Vatikan)